9

789 31 2
                                    

Eun menyeruput jus lemonnya, kemudian memasukkan sepotong kue yang masih masih hangat, bahkan kepulan asapnya masih terlihat dan menguarkan aroma menggoda yang bisa membuat air liur menetes.

Sudah dua hari ini Eun menginap di rumah kakaknya-Hellen. Pagi-pagi buta ia sudah bangun membantu kakaknya membuat adonanan kue yang akan di cetak hari ini.

Jadilah sepagi ini ia sarapan dengan kue lezat nan nikmat buatan kakak tercinta, apalagi masih dalam keadaan hangat. Di tambah lagi jus lemon yang bisa membuat tubuh merasa lebih fresh dan berenergi.

"Oeni, aku sudah sarapannya. Aku pergi dulu." Eun setengah berteriak sambil menyambar kunci mobilnya.

"Sebentar Eun, jangan pergi dulu." kata Hellen yang sedang melayani pembeli yang memang sedang ramai-ramainya.

"Iya iya."

"Memangnya ada apa?" tanya Eun yang melihat Hellen mendekat ke arahnya.

"Sebentar. Ini." Hellen memberikan kue yang terkemas rapi. "Aku membuat kreasi kue baru, rasa lumayan. Ada rasa buah Belimbing dan Cokelat Caramel.

Eun menerima dengan senyum mengembang, "Terimakasih Nuna, Nuna tidak perlu repot aku bisa mengambilnya sendiri." tersenyum lagi.

Hellen tertawa kecil, "Tidak ada salahnya 'kan menyiapkan bekal untuk adik sendiri."

Eun ikut tertawa kecil, kemudian menganguk.

"Ya sudah, pergilah. Hati-hati di jalan."

"Iya Oeni." jawab Eun riang.

"Eun." panggil Hellen ketika Eun hendak melangkah keluar

"Ya, ada apa?" Eun berbalik menatap Kakaknya.

"Aku ingin memelukmu." kata Hellen sambil merentangkan kedua tangannya.

Eun tersenyum riang mendekati kakaknya.

"Aku sayang padamu Eun." Hellen memeluk adiknya dengan erat.

"Aku juga Oeni." Eun tersenyum tulus di bahu Hellen, ia memejamkan matanya tatkala rambut emas Hellen menyentuh wajahnya.

Hellen mempererat pelukannya dengan perasaan sayang.

Menyenangkan sekali rasanya di peluk oleh kakak yang menyayangi kita, Eun merasa hangat di pelukkan Hellen, mengingatkannya akan pelukan ibunya yang nyaman dan penuh kasih sayang yang tulus.

"Ya sudah, hari ini ada jam sejarah 'kan? Itu pelajaran favoritmu. Kau bisa pergi sekarang, nanti telat."

Eun mendongak menatap Hellen, lalu menganguk senang.

"Hati-hati." Hellen mengelus puncak kepala Eun.

"Oke, bos." kata Eun, lalu terkekeh. Ia berderap menuju mobilnya.

"Jagan lupa, kue mu di makan."

Eun membentuk tanda oke dengan tangan kanannya, lalu melambai tangan saat mobilnya mulai melaju.

Eun menambah kecepatan mobilnya, ini hari pertamanya masuk kuliah semenjak kejadian pingsan yang memalukan itu.

Luka di lutunya sudah sembuh, bahkan bekas lukanya sudah mulai memudar.

Eun ingat betul saat dirinya merasa gugup yang luar biasa saat bibir Dale hendak menyentuh bibirnya. Ia tidak tahu harus apa, dan tanpa aba-aba ia pingsan begitu saja. Rasanya maluuuu sekali, apa yang akan ia katakan jika kelak bertemu Dale.

Saat Eun membuka matanya, Jax berada di sampingnya sedang menunggui di sisi ranjang.
Eun sempat celingak-celinguk mencari sosok Dale.

"Dale sudah pulang." kata Jax waktu itu.

Light Of LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora