19

407 21 0
                                    

Dale sedang berjalan menuju sebuah gedung untuk menemui temannya.

Dale menoleh ke belakang, rasanya ada yang mengikutinya. Tapi ia tak menemukan apa pun, ia melanjutkan jalannya.

Tak lama ia merasakan kembali, dan tanpa aba-aba ia berbalik dengan cepat. Alisnya bertaut, bingung.

"Ada apa?" tanya Dale.

Wanita yang mengikuti Dale terdiam sesaat kemudian senyum mereka di bibirnya yang menyala.

"Aku ingin bicara denganmu." ucap wanita itu tanpa ragu, ia melangkah mendekati Dale.

Dale yang masih tampak bingung memperhatikan wanita itu, rambut ungu menyala, make up tebal pakaian sexy hingga terkesan flamboyan, sepatu bot hak tinggi dan tas merah menyala seperti bibirnya.

Dale kembali menyerngit, "Apakah kau mengenalku?" tanya Dale.

Wanita tadi terkekeh, "Tidak, tidak. Namaku Katy, siapa namamu Boy?" Katy tanpa tau malu melingkarkan lengannya ke leher Dale.

Dale tampak terkejut dengan tingkah Katy, "Apa yang kau inginkan?" katanya seraya mencoba melepas lengan Katy dari lehernya namun Katy melarangnya.

"Seauatu, yang emmm... Akan membuatmu bahagia." Katy tersenyum di depan wajah Dale yang kaku, dan tertawa setelahnya.

"Hey apa yang kau lakukan?" Dale mengertak saat Katy mencoba menciumnya.

"Apakah kau takut? Aku akan mengajakmu ke ruangan jika kau takut." Katy mengedikkan matanya sambil mengelus pipi Dale.

Dale masih bingung dan merasa asing dengan semua perlakuam Katy, namun ia tak menolak saat tangannya di seret ke sebuah ruangan.

"Sebenarnya siapa kau ini?" tanya Dale.

"Aku... Hahha. Aku adalah wanita. Kau lihat sendiri kan?" Katy tertawa dan semakin membuat Dale bingung.

"Katakan apa yang kau mau, aku tidak punya banyak waktu." ucap Dale akhirnya.

"Aku mau," Katy terdiam sesaat kemudian ia membuka seluruh pakaiannya, "Aku mau kau, bermain denganku." kata Katy.

Dale menelan ludah, ia masih tidak mengerti. Tapi ia tidak bisa menahan keinginannya saat melihat tubuh telanjang Katy, bagaimana pun ia adalah pria normal. Tanpa fikir panjang Dale akhirnya menganguk.

***

"Jadi, siapa kau ini?" tanya Dale.

"Aku Katy. Sudahku bilang tadi."

"Maksudku bukan itu." Dale menautkan alisnya.

"Lalu kau mau aku bilang apa?" Katy berhenti tepat di wajah Dale, Dale menghela nafas.

"Oke baiklah. Kenapa kau mencariku?" Tanya Dale lagi.

"Sudah ku bilang tadi." ucap Katy santai seraya menghidupkan rokok.

Dale meremas kepalanya, "Oke oke, aku pergi sekarang." Dale yang kesal besiap melangkah menuju pintu keluar tapi Katy menahannya.

"Jangan pergi," Katy menatap Dale.

"Kalau begitu jelaskan tentang dirimu." ucap Dale dingin.

"Ehrgh, aku menyukaimu." kata Katy.

Dale menyerngit lagi kemudian tertawa, "Bagaimana mungkin, kau sendiri tidak tau namaku, dan kau menyukai..."

"Ssst, akan ku jelaskan." katy membekap mulut Dale. Ia menyerngai sinis lalu menatap ke dalam bola mata Dale.

"Aku ingin mengajakmu berkerjasama." Kata Katy sambil tersenyum sinis.

Dale mengangkat alisnya, "Maksudmu?" tanya Dale.

Katy menyibak rambutnya lalu tersenyum lagi, "Kau tahu Marcena, aku membencinya. Dan aku tahu kau adalah pacarnya, aku ingin mengajakmu berkerja sama," Katy menganguk-anguk, "Yah, kerjasama. Aku ingin kau pura-pura mencintainya lalu menecelakainya." Katy menunjukan wajah rubahnya sambil menyerngai puas.

Dale terkesiap, "Apa maksudmu?"  Dale membentak Katy.

"Kau tidak mau? Ha? Aku akan memberikan apa saja yang kau mau termasuk tubuhku." Katy terdiam sesaat, "Tapi kau harus mencelakainya dan pura-pura mencintainya." Katy tertawa.

"Tidak, aku tidak akan melakukannya. Aku mencintainya." Dale membantah dan menolak tawaran Katy.

Katy tersenyum sinis lalu tertawa, "Kau bilang kau mencintainya? Lalu apakah yang kau lakukan padaku barusan itu tidak menghianati cintamu pada Marcena gila itu ha?" Katy tertawa puas dengan serngaian liciknya.

"Diam kau, dan jangan menyebut Marcena gila." Dale berkata garang, kamarahan mulai menguasai dirinya.

"Ohya? Jika kau tidak mau aku akan memperlihatkan apa yang kau lakukan padaku kepada Marcena, dia akan sangat terpukul jika melihat tayangan dari cctv ruangan ini. Atau? Kau memilih tawaranku, dan aku akan memberikan semua yang kau mau, bahkan jika kau menginginkan Marcena untuk pemuasmu, itu mudah saja. Bagimana kau mau?" Katy lagi-lagi tersenyum tipis.

"Kau!" Dale menghujam tatapan tajam namun malah di sambut senyuman oleh Katy.

Dale menyipitkan matanya lalu menghela nafas berat.

"Bagiamana? Kau mau?"  ulang Katy.

"Baiklah." ucap Dale, membayangkan Marcena menjadi pemuasnya membuatnya tersenyum sinis.

Ternyata Dale, ia tidak sebaik seperti kelihatannya. Terdapat hati yang buruk di balik hati yang baik, bahkan mungkin bagian buruk itu melebihi tigaperempatnya.

***

"Marcena."

"Oh, Bram. Kau tampak lebih kurus sekarang. Bagimana kabarmu?" Eun tersenyum manis seraya terus berjalan menuju perpustakaan

"Aku baik, Marcena kau?"

"Emh? Ada apa Bram?"

"Pria yang waktu itu pacarmu?" tanya Bram ragu.

Eun terdiam sebelum tersenyum, "Emph, aku senang kau mengetahuinya, namanya Dale. Nanti akan ku kenalkan." ucap Eun dengan mata berbinar senang.

Bram terpaku, prasaan sedih, kecewa dan kehilangan merambat ke sela-sela tubuhnya.

"Bram, kau baik-baik saja?" tanya Eun.

Bram tersenyum, "Tentu." ucapnya Cepat. "Kau mau ke mana?"

"Aku, eh ke perpustakaan. Kau sendiri?"

"Aku sedang menuju kelasku," Bram tersenyum, "Aku duluan ya."

"Oke, sampai jumpa." Eun mengembangkan senyum manisnya.

~ooOoo~

Light Of LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora