Jilid 2 : Lenyap

6.2K 83 0
                                    

Baik keenam ketua partai persilatan, maupun seluruh jago2 persilatan yang berada dipeseban Wisma Perdamaian itu, terperanjat sekali mendengar kata-kata Hiang Hiang Niocu.

Beberapa tokoh silat tua masih dapat mengenal siapakah wanita itu. Hiang Hiang niocu adalah isteri pemimpin perkumpulan rahasia Pek-lian-kau atau Teratai Putih yang pada masa keruntuhan pemerintah Goan (Kubilai Khan), muncul digelanggang percaturan perebutan kekuasaan dalam dunia persilatan.

Tetapi sudah sejak duapuluh lima tahun yang lalu, perkumpulan Teratai Putih berantakan dan Hiang Hiang niocupun lenyap.

Sungguh tak terduga sama sekali bahwa Hiang Hiang niocu si Puteri Harum itu akan muncul lagi dipuncak Giok-li-nia.

"Omitohud!" Hui Gong taysu ketua Siau lim-si berseru seraya rangkapkan kedua tangan ke dada, "Kim tayhiap seorang ksatrya yang perwira masakan dia ingkar janji ?"

"Hui Gong taysu," sahut Hiang Hiang niocu "bagi taysu dan mungkin seluruh kaum persilatan tentu akan menyanjung Kim Thian-cong sebagai seorang ksatrya luhur. Tetapi bagi Hiang Hia niocu, dia tak lebih dari seorang lelaki yang bermulut culas, berbudi rendah !"

Dalam membawakan kata-katanya itu tampak kerudung muka yang menutupi wajah Hiang Hiang niocu bergetar-getar. Suatu pertanda bahwa batinnya sedang mengalami ketegangan hebat.

"Hiang Hiang niocu," seru Hui Gong tay pula, "apabila niocu tak keberatan sudilah menjelaskan perihal diri Kim tayhiap yang niocu katakan tak berbudi itu."

Kedengaran suara helaan napas dari balik kain kerudung yang menutup wajah Hiang Hiang niocu. Wanita itu tegak mematung sampai beberapa waktu. Rupanya dia tengah mengenangkan peristiwa yang lampau.

Sesungguhnya peristiwa itu sudah amat lampau sekali.
Hampir seperempat abad lamanya. Namun bagi seorang wanita janji itu tetap akan selalu bersemayam dalam hatinya, bahkan akan di bawanya masuk keliang kubur.

Hiang Hiang niocu berhenti sejenak lalu lanjutkan "Setelah kerajaan Goan runtuh maka timbulah gerakan2 dan perkumpulan2 rahasia dari kaum persilatan untuk merebut pengaruh dan kekuasaan. Diantaranya yang paling besar dan kuat adalah perkumpulan Sorban Kuning dan Teratai Putih. Kim Thian-cong muncul, memusuhi Sorban Kuning dan Teratai Putih karena menganggap kedua perkumpulan itu tidak mempunyai tujuan yang baik. Ada gejala2 ke arah aliran Hitam. Kim Thian-cong berhasil menghancurkan Sorban Kuning tetapi gagal dalam menghadapi Teratai Putih. The Seng-kun, pemimpin Teratai Putih merupakan lawan yang tangguh. Selainkan memiliki ilmu silat yang hebat, pun dia seorang yang cerdik dan pandai menggunakan siasat. The Seng-kun mempunyai sebatang pedang pusaka yang luar biasa tajamnya. Pek-lian-kiam atau pedang pusaka Teratai-putih. Kim Thian-cong hampir melayang jiwanya di bawah pedang itu. Dia ketakutan setengah mati dengan pedang itu ."

Berhenti sejenak, wanita itu menghela napas: "Tahukah taysu siapa The Seng-kun itu?" tiba2 ia mengajukan pertanyaan yang membuat paderi ketua Siau-lim-si itu terbeliak kaget.

"Entah, niocu, pin-ni tak tahu," sahutnya gopoh.

"The Seng-kun adalah suamiku !"

"Ah," Hui Gong tasyu mendesah, "lalu dalam hubungan apakah maka Kim tayhiap telah ingkar janji kepada niocu ?"

"Disitulah letak ukuran peribadi Kim Thian cong !" seru Hiang Hiang niocu dengan keras, "kalah menggunakan senjata terhadap The Seng-kun dia beralih menggunakan senjata wajahnya yang tampan untuk menggaet isterinya ... "

"Omitohud!" seru Hui Gong taysu mengendap rasa kejutnya, "bukankah niocu itu isteri dari The Seng-kun kaucu?"

"Pek-lian-kau menuju ke arah aliran hitam aliran agama yang bermula menjadi unsur pokok dari perkumpulan itu, akhirnya berobah menjadi suatu aliran tahayul dan cabul. The Seng-kun gemar wanita cantik. Banyak gadis cantik yang diperisterikan dengan paksa dan ataupun dengan bujukan manis. Aku termasuk salah seorang korbannya, menjadi salah seorang isterinya yang paling disayangi . . . . Tetapi aku jemu dengan kehidupan dan lingkungan orang Teratai Putih itu. Akupun mual kepada The Seng-kun yang tak pernah puas dengan wanita. Ia seorang lelaki yang besar sekali nafsunya. Aku sakit hati karena diriku dijadikan sekedar alat pemuas nafsu saja. Habis manis sepah dibuang . . . . "

Pendekar Blo'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang