3. No Way

44.7K 1.7K 12
                                    

[Selesai di revisi]

Baik Valerie maupun Jason tidak ada yang bersuara. Suasana Mobil kini sudah seperti saksi kebisuan dua manusia yang tengah dilanda kegelisahan.

Tak berselang sebuah tangisan terdengar mengalun di telinga Jason.
Pria itu melirik perempuan yang tengah menunduk itu. Tak bisa dipungkiri jika pria dewasa berusia 30 tahun ini juga merasakan kecanggungan usai pulang dari rumah sakit.

Tanpa berkata-kata, Jason menepikan mobilnya menuju sebuah mini market.

"Tunggu sebentar." Ucap Jason terlampau datar tanpa menatap wajah cantik Valerie. Pria itu kemudian menghilang dari pandangan perempuan yang tengah menangis sesegukan itu.

Hancur sudah. Hancur impian Valerie untuk menikah dan memiliki buah hati dari orang yang ia cintai. Bahkan sekarang ia tidak tau harus berbuat apa. Walaupun Jason adalah bosnya di kantor, pria itu tetap orang asing yang tidak Valerie kenali dengan dekat. Ia takut akan kemungkinan yang bisa saja merugikan dirinya jika berhubungan dengan konglomerat itu.
Ia menangis dengan keras seakan menumpahkan segala macam masalah yang makin lama kian bertambah. Sejak pertemuan pertamanya dengan Jason, nasib sial seakan menempel bagai benalu pada Valerie.

"Kenapa?"

"Kenapa kamu ada di perutku?!" Pekik Valerie. Tangan perempuan itu memukul-mukul perut ratanya seakan sumber masalah yang ia hadapi sampai saat ini berada di perutnya.

"Kenapa kamu bisa hidup di perutku?!" Pekiknya lagi. Pukulannya menjadi lebih brutal dari sebelumnya. Ia berharap jika janin itu hilang maka masalahnya juga akan hilang.

Tak lama datanglah Jason dengan sebuah kantong plastik berwarna putih berlogo. Ia kemudian gelagapan melihat kondisi Valerie. Dengan cepat Jason memegang kuat kedua tangan Valerie.

"What the hell are you doing?!" Teriak Jason marah. Bagaimana mungkin perempuan ini bertindak ekstrim yang bisa saja membahayakan calon bayinya.

"Jika bertindak, pikirkanlah terlebih dahulu." Lanjut Jason sambil menatap wajah menunduk Valerie.

"Look at me, Valerie. Don't look down."

Valerie mendongak dan menghempaskan tangah kekar Jason yang memegang tangannya itu.

Perempuan itu tersenyum miring dan balas menatap tatapan tajam Jason. Bahkan sekarang Valerie ingin  menghilang dari pandangan pria itu selama mungkin.

"Apa? Ck. Kau yakin janin ini anakmu? Bagaimana jika bukan? Kau akan menyesal jika itu terjadi." Balas Valerie sambil mengangkat dagunya berani. Keberanian Valerie akhirnya hinggap karena sekarang ia sudah berencana untuk keluar dari kantor dan tidak mau berurusan dengan Jason. Selama ini Valerie tidak ingin berurusan dengan para konglomerat yang hanya bisa menghamburkan uangnya untuk segala hal dan Valerie tidak menyukai manusia sok superior seperti itu.

"Kau diam? Haha..Bagaimana ini? Anak malang, kamu tidak akan pernah menjadi seorang anak orang kaya." Ucap Valerie menatap perut ratanya dengan suara yang dibuat sesedih mungkin.

"Ups. Jika benar, maka kau akan menjadi penerus konglomerat, nak." Lanjut Valerie sambil mengelus perutnya.

Sementara perempuan itu bicara melantur, Jason menghela nafas dan menyugarkan rambutnya ke belakang.
Bodoh jika Valerie tidak terpesona pada Jason. Bahkan jika nyamuk dapat berbicara, serangga itu akan bersorak gembira saat melihat pemandangan di depannya ini.
Namun sayang, pesona itu sudah tertutup oleh kebencian Valerie terhadap pria yang sudah menghamilinya tersebut.

"Karena kamu sudah bicara, maka sekarang giliran saya yang bicara." Ucap Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah perempuan muda di hadapannya ini.

Fault Marriage [ REVISI]Where stories live. Discover now