6. Widespreads

37.1K 1.6K 11
                                    

[Revisi]

Suasana dalam ruangan bercat krem itu tampak canggung. Jason dengan keterdiamannya dan Valerie dengan keterkejutannya.

Hanya helaan nafas dan decakan yang seakan menjadi lagu pengiring keterdiaman mereka.

"Baca." Perintah Jason tiba-tiba. Namun, Valerie masih berselancar di dalam lamunannya.

"Valerie." Ulang Jason sedikit keras. Jason tidak habis pikir pada Valerie. Se-begitu kagetnya kah perempuan itu hingga membuatnya menutup mulut selama hampir 30 menit ini.

"Hah?" Tiba-tiba Valerie tersadar dan menatap wajah Jason dengan mulut terbuka.

Pupil itu membesar kala menatap Jason. Bodoh jika Jason tidak menyadari wajah cantik Valerie. Pagi hari setelah kejadian itu, Jason menyadari bahwa wajah Valerie begitu menawan ketika ia tidur. Tidak seperti saat membuka mata, perempuan itu akan memandangnya sinis.

"Baca." Ulang Jason. Ia sebenarnya bukanlah orang yang mau mengulang kata-kata yang telah keluar dari mulutnya, namun sepertinya perempuan disampingnya ini sangat bebal sehingga Jason harus sabar.

"Oh." Kemudian Valerie membaca lembar demi lembar dengan dahi mengerut. Sesekali decakan keluar dari bibirnya.

"Tadi. Kenapa rambutmu basah?" Jason sudah tidak tahan lagi. Ia bisa mati penasaran jika terus-menerus memikirkan ini.

"Apa peduli anda?" Seakan membalikkan pertanyaan. Valerie menjawab tanpa memandang wajah Jason.

Pria itu menggeram. Kenapa susah sekali berbicara dengan perempuan semacam Valerie? Ia seakan ingin menguras habis kesabaran Jason.
Andai saja perempuan itu tidak hamil, Jason tidak akan memilih Valerie sebagai istrinya. Bisa saja ia mati sebelum menikmati masa tua jika berhadapan dengan Valerie.
Ah. Belum menikah saja telah membuat Jason menahan kekesalan.

"Apa anda bersikap seperti ini karena saya memberikan lembar cek?"

Valerie berhenti pada kegiatan membacanya. Ia menatap Jason dengan pandangan menusuk.
Dirinya sudah melupakan perihal cek sialan itu, namun sepertinya pria ini mengungkitnya hingga membuat Valerie kesal kembali.

"Ck. Tidak usah bertanya. Kau siapa?" Valerie dengan nada tidak bersahabatnya. Bahkan Valerie sudah tidak memakai nada bicara formal.

"Calon suamimu."

Valerie memutar bola matanya jengah. Lebih baik ia fokus membaca kontrak ini dan mengakhiri pertemuannya dengan Jason. Hawa yang dibawa pria itu sungguh tidak baik.

"Apa-apaan?! Pihak 2 harus menuruti perintah pihak 1?! Kau bercanda?" Valerie bukanlah orang yang mudah di perintah. Ia termasuk ke dalam jajaran orang keras kepala yang tidak mau di kurung dalam lingkaran perintah.

"Tidak. Aku menolak pernikahan konyol ini. Tidak masuk akal." Valerie menghempaskan map biru itu, seakan menolak dengan tegas alasan kedatangan Jason ke apartemennya.

"Hm. Saya dengar ayahmu bekerja di bengkel dan ibumu di restoran cepat saji. Keluarga kalian mempunyai hutang di Bank senilai $20,000?"

Mata Valerie membulat. Pria ini, darimana pria ini mengetahui kehidupannya secara pribadi. Valerie bungkam. Semua yang dikatakan pria ini adalah fakta yang tidak bisa ia tutupi. Hutang yang tak kunjung lunas membuat Valerie sedikit kewalahan, apalagi penghasilan orangtua serta dirinya tidak begitu tinggi.

"Darimana kau mengetahui itu?" Tanya Valerie menatap tajam wajah tampan nan tegas Jason.

Pria itu tersenyum miring seperti sedang memikirkan hal yang misterius.

Fault Marriage [ REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang