4. Rumors

36.2K 1.5K 5
                                    

[Selesai di revisi]

Dua Minggu setelah kejadian itu, Jason seakan mengasingkan diri dari dunia luar. Ia jarang terlihat di lingkungan kantor. Bahkan ia meminta Jessica—sekretarisnya mengatur jadwal jarak jauh untuk dirinya.

Keadaan Valerie tidak berbeda jauh. Perempuan itu lebih banyak diam belakangan ini. Valerie bahkan tidak bisa menceritakan hal ini pada rekan kantornya. Ia tidak begitu dekat dengan para karyawan di sini. Menceritakan hal besar ini sama saja dengan bunuh diri. Ia pasti dituduh sebagai jalang karena berhasil menggoda atasan mereka. Memikirkan rundungan itu membuat Valerie bergidik ngeri. Mulut perempuan jika menghujat tidak berbeda jauh dengan Carolina Reaper-cabai terpedas di dunia. Sangat nyelekit dan tidak pandang bulu.

"Valerie. Kau tidak apa-apa? Wajahmu pucat sekali." Seorang pria mengejutkan Valerie yang saat itu tengah sibuk dengan komputernya.

Lelaki ber-name tag 'Phillip Carrington' itu duduk di kursi sebelah Valerie yang kebetulan kosong.

Phillip adalah seorang manajer di bidang personalia-divisi yang ditempati oleh Valerie.

Pria berusia 26 tahun itu mengamati setiap jengkal wajah Valerie. Keringat membasahi wajah cantiknya.
Phillip kemudian mengambil sesuatu dari sakunya dan menyerahkan sebuah sapu tangan pada Valerie.

"Kau sangat berkeringat padahal cuaca agak dingin." Celetuk Phillip. Ya, sekarang bulan September. Artinya sudah memasuki musim gugur dimana masyarakat mulai merasakan suhu yang menurun. Walaupun agak dingin, bulan-bulan ini menjadi favorit kebanyakan masyarakat karena pohon-pohon mengalami perubahan pada warna daunnya, tetapi saat dingin mulai menyerang, daun-daun itu akan mulai berjatuhan. Sayang sekali.

"Terima kasih, Phill." Ucap Valerie sambil meraih sapu tangan itu. Ia kemudian menyeka keringatnya dengan sapu tangan berwarna merah marun itu.

"Hei, apa yang kau kerjakan hingga terlihat lelah seperti ini?" Tanya Phillip penasaran.

"Ah..Ini, aku sedang membuat surat-form administrasi dari kegiatan personalia termasuk mengurus urusan rekruitmen pegawai baru."

Phillip mengangguk paham. Dirinya lah yang mengarahkan departemennya untuk membuat job description, job specification dan job analysis. Termasuk melakukan seleksi tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan dan memastikan calon karyawan yang direkrut berada di posisi yang tepat. Itulah salah satu tugas divisi manajemen personalia.

"Tapi kenapa kamu yang melakukannya?" Phillip mengedarkan pandangannya. Di ruangan ini lebih dari 15 karyawan mengapa melempar tugas ini kepada seorang karyawan yang terlihat sakit?

"Karena aku ingin. Phill, sudahlah. Aku tidak apa-apa. Aku tidak begitu sekarat hingga membuat perusahaan ini bangkrut dengan kinerjaku." Perempuan itu menatap dalam wajah Phillip.

Pria itu tergelak kemudian tertawa pelan.
"Siapa yang mengatakan jika kamu bisa membuat perusahaan bangkrut? Valerie, perusahaan ini tidak akan bangkrut dengan satu kesalahan karyawan. Namun, tentu saja kesalahan tidak bisa ditoleransi."

Valerie hanya tersenyum kikuk. Itu adalah perkataan sang bos tertinggi di perusahaan ini. Sial! Ia jadi mengingat bedebah gila itu sekarang.

"Vale, aku harus pergi. Minum obat jika perlu." Phillip kemudian sedikit berlari ke ruangannya. Mungkin ada urusan penting? Entahlah. Tingkat kesibukan manajer dan karyawan biasa sangat berbanding terbalik.

Fault Marriage [ REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang