4.mati dan terlahir kembali.

26.6K 1.6K 15
                                    

Anesia memejamkan matanya bersiap melompat.Anesia sudah pasrah ia tak ingin hidup lagi setelah semua kejadian pahit yang baru menimpanya tapi keinginan Anesia gagal saat ada sebuah tangan yang tiba-tiba menariknya membuat tubuh Anesia jatuh ke dalam pelukan orang yang menariknya.

"Apa yang kau lakukan Julia?"tanya orang itu.Sepasang iris biru miliknya menatap Anesia tajam penuh kemarahan dan kekhawatiran.

"Daniel..."bisik Anesia lirih pada sosok pria yang menggagalkan rencana bunuh dirinya.Anesia menatap Daniel tak percaya sosok pria itu berada di hadapanya,karena setahu Anesia Daniel mantan senior di kampusnya masih berada di Inggris,mengurus perusahaan keluarganya setelah lulus.

"Aku kemari untuk membuat kejutan ulang tahunmu tapi kini aku yang malah terkejut SEBENARNYA APA YANG KAU PIKIRKAN?"teriak Daniel.Pria tampan itu begitu murka akan tindakan Anesia.Daniel tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau dia terlambat sedikit saja tadi.

Tujuan Daniel menyusul Anesia adalah memberikan ucapan selamat ulang tahun dan memastikan kebahagiaan gadis itu hingga dia bisa melepaskan gadis yang di cintainya itu dengan tenang.Firasat Daniel sudah tidak enak sejak tiba di bandara itu sebabnya dia menelpon Anesia tapi telponya malah di jawab oleh seorang wanita yang mengaku sahabat Anesia yang mengatakan Anesia menghilang dari rumah sakit tempatnya di rawat.

Daniel langsung bergegas ke rumah sakit itu tapi jantungnya terasa berhenti berdetak saat melihat sosok gadis yang di carinya hampir melompat dari atas jembatan.

"Tidak ada gunanya aku hidup Dan,dia telah mencampakanku"kata Anesia lirih matanya menyiratkan luka yang dalam.Hati Daniel terasa sakit melihat perempuan yang di cintainya begitu menderita.

"Kalau dia mencampakanmu maka datanglah padaku jangan pernah lagi mencoba mengakhiri hidupmu"kata Daniel lembut.Daniel memegang kedua bahu Anesia dengan lembut matanya menatap dalam mata coklat madu Anesia mencoba menunjukan kesungguhanya.

"KAU TIDAK MENGERTI DAN,KAU TIDAK TAHU AKU SUDAH TIDAK SEMPURNA LAGI TAK AKAN ADA LELAKI YANG MAU MENERIMA PEREMPUAN SEPERTIKU"teriak Anesia frustasi air mata tampak membanjiri pipinya.

"AKU MAU AKU MAU MENERIMAMU JADI JANGAN PERNAH BERKATA TAK AKAN ADA YANG MENERIMAMU LAGI"kata Daniel tegas.Anesia tersenyum sinis.

"Benarkah sekalipun aku telah mengandung anak dari pria lain?"tanya Anesia sinis sambil membuang muka tak mau melihat ekspresi jijik yang Anesia pikir akan tampak di wajah Daniel.Daniel tampak terkejut mendengarnya.

"Ya aku akan tetap menerimamu"jawab Daniel tegas.Anesia segera menoleh menatap Daniel berusaha mencari kebohongan dari sepasang mata biru pria di hadapanya,tapi yang ditemukanya adalah kejujuran.

"Ke...kenapa?"

"Karena aku mencintaimu"ungkapan Daniel membuat tubuh Anesia terasa membeku.Anesia benar-benar tak percaya pria yang merupakan sahabat baiknya ini ternyata menaruh perasaan padanya.

"Kau pasti kasihan padakukan?"tuduh Anesia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyangkal.Daniel menangkap pipi Anesia memaksa gadis itu menatap matanya.

"Tatap aku apa kau menemukan kebohongan di mataku?"kata Daniel.Sepasang iris biru miliknya menatap tajam mata Anesia.Anesia hanya bisa membisu tak mampu berkata- kata.

"Jangan pernah meragukan perasaanku Julia,aku mencintaimu jadi ketika kau merasa tak ada seorangpun yang menerimamu datanglah padaku aku akan menerimamu dengan tangan terbuka"Anesia menangis terharu memdengar ucapan Daniel.

"Jadi...menikahlah denganku ayo kita besarkan anakmu bersama-sama"kata Daniel.Jari-jari tanganya menghapus lembut air mata Anesia.

"Tapi aku tidak pantas untukmu Dan aku...aaakh"Anesia tak mampu melanjutkan perkataanya karena tiba-tiba rasa sakit menyerang perutnya hingga pandangan matanya berubah gelap.Tubuh Anesia limbung dan hampir terjatuh jika tidak ada Daniel yang menangkap tubuhnya.

HURT (my Sister Is My Enemy)Where stories live. Discover now