EMPAT

22.9K 1.5K 105
                                    

******

"ARAAA! CEPETAN! INI TEH TEMEN KAMU SUDAH NUNGGUIN!" teriak Bunda dari bawah.

"Iyaa Bun, sebentar!" Kiara buru-buru turun dari kamarnya seraya memakai dasi.

Semoga Ara selamat sampai di sekolah Ya Tuhan, batinnya berkali-kali sejak bangun tadi.

"Pagi..." sapa Bondhan.

Kiara gelagapan. "Eh ... pagi."

Bunda tersenyum penuh arti.

"Yaudah, Tante, kita berangkat dulu," pamit Bondhan.

"Iya hati – hati ya Bondhan..."

Bunda udah kenal sama Bondhan? Pasti tadi ngobrol deh, batin Kiara.

Kiara yakin pasti waktu pulang nanti Bunda akan bertanya macam-macam padanya.

"Dadah, Bun, Kiara berangkat ya."

Kiara naik ke motor dengan susah payah. Apalagi Kiara memakai rok.

"Lama banget sih?" Bondhan melihat ke belakang.

"Sabar dong! Lagian ini motor lo tinggi banget!" jawab Kiara judes.

"Berarti besok lagi aku harus bawa mobil nih?"

"Apaan sih." Kiara mendengus sebal. Bukan itu maksudnya. Mau mobil atau motor, Kiara tidak masalah.

Bondhan menyerahkan helm berwarna pink kepada Kiara yang sudah duduk dibelakangnya.

Kiara meraih helm itu lalu segera memakainya. Walaupun dia agak sebal dengan warna helm itu.

Ketika motor mulai berjalan, Kiara memilih diam.

👫

Lima belas menit kemudian mereka berdua sampai di sekolah. Bondhan membantu Kiara melepas helm, kini mereka menjadi pusat perhatian.

"Bondhan ... gue bisa buka sendiri," protes Kiara sambil memejamkan matanya. dalam posisi seperti ini, Kiara dipaksa untuk menghadap ke Bondhan, dan Kiara sangat gugup.

"Gak apa-apa, biar dikira udah pacaran," kata Bondhan sambil tersenyum.

Perkataan Bondhan barusan sukses membuat Kiara melotot.

Kiara akhirnya diam, dan memperhatikan Bondhan yang kini sedang melepas helmnya sendiri.

"Oh iya, Ra. Nanti pulangnya aku anterin ya. Aku tunggu disini."

"Iya," balas Kiara sambil berjalan meninggalkan Bondhan.

"Eh tunggu, Ra. Mau kemana?" Bondhan menahan tangan Kiara. Ada rasa aneh yang mengaliri tubuh keduanya.

"Ke kelas." Kiara berusaha menjawab sesantai mungkin, walaupun jantungnya sudah nggak karuan.

Ternyata dekat-dekat dengan Bondhan tidak baik bagi jantungnya.

"Aku anter."

Kiara mengangkat alisnya. "Kenapa?"

"Biar kamu-nya nggak ilang, kalo kamu ilang, nanti aku nangis."

Kiara kembali mengernyit. Ketua Thunder kok nangis? Batinnya.

"Iya deh." Kiara akhirnya menurut. Cari aman saja, kalau-kalau Bondhan marah 'kan?

Sampai di depan kelas Kiara, bukannya Bondhan balik ke kelasnya, dia malah ikut masuk.

"Eh?" Kiara menoleh cepat karena beberapa teman sekelasnya menatap Kiara aneh, "kenapa ikut masuk?"

I LOVE U BAD [TERBIT]Where stories live. Discover now