DUA

36.2K 1.6K 3
                                    

Selesai sudah acara yang penuh pembodohan ini, pernikahan yang tak seharus nya ku lakukan.

Memulai rumah tangga dan tinggal bersama satu atap dengan pria yang sama sekali tidak ku kenal bahkan yang tidak kucintai sama sekali.

Kini aku tinggal di rumah keluarga Will, yang ada hanya aku dan Will saja di sini tanpa ada pembantu.

Ini tak adil!

Aku seperti di penjara!

"Kau turun lah dari kasur itu ibu di ruang tamu. Ia memanggil mu ke luar!!"

Lamunan ku pecah ketika ku dengar suara berat yang keras mengagetkan ketika aku duduk di sudut kasur milik Will.

Pria itu hanya berdiri di pintu dan menyilangkan tangan di dada kekarnya namun tak sedikit pun ia melihat ke arah wajah ku.

"Kau tak perlu repot memikirkan pernikahan ini, bodoh!" ketus pria itu singkat.

"Aku akan segera mengurus surat cerai, tenang saja."

Aku hanya terdiam tanpa mengeluarkan kata sedikit pun dari mulut ku.

Pria berpostur tinggi itu pergi meninggalkan ku setelah mengucapkan kata-kata cerai.

Cerai?

Pernikahan bodoh?

Jadi aku segera di cerai kan?

Lupakan, aku bisa meluluhkan hati nya yang seperti batu sekali pun, kau telah berjanji pada diri mu sendiri Arin kau pasti bisa!

                      ***

"Mama.."

Sapaan ku pada mama Will yang pagi-pagi sudah datang melihat ku.

"Bagaimana pertama kali menjadi istri seorang Will Christopher?."

Aku memandang ke arah Will.

Kini mama mertua duduk di sofa dengan senyuman manis, ia memang baik tidak seperti Will yang keras kepala dan juga dingin terhadap orang.

Aku duduk di samping nya juga ada Will di sini, ia duduk tepat arah depan ku dengan hanya pembatas meja kaca tamu saja.

"Kami sangat bahagia bu."
ucap Will dengan senyuman palsu dari wajah nya.

Pria berengsek, bisa-bisa nya ia berbohong pada ibu nya sendiri!

Aku cuma bisa senyum menanggapi perkataan Will yang penuh kebohongan, aku tau ini hanya skenario saja dari nya agar ibu nya percaya.

"Arin."

"Iya ma."

Wajah mama mertua sangat serius, senyuman yang manis kini hilang ketika ia memanggil nama ku yang begitu lembut.

"Mama ingin menimang cucu dari anak kesayangan mama ini."

"..."

Aku mengerutkan dahi ku, kaget, jantung ku berdebar ketika mendengar kata 'cucu', aku terus melirik ke arah Will kami saling bertatapan namun sudah pasti tatapan matanya sinis terhadap ku.

Aku tau ini tak akan terjadi, seandainya ibu mertua tau yang sesungguh nya terjadi pada pernikahan ini.

"Ma, mau Arin buat kan teh? Arin belum buatkan mama minuman kan?"

Sengaja aku bertanya pada nya agar tidak melanjutkan topik yang tak ada arti dan juga omong kosong yang tak akan terjadi.

Mama mertua hanya menganggukkan kepala dan tersenyum yang menandakan iya terhadap ku dan setelah itu topik di potong oleh Will dengan topik bisnis perusahaan.

Aku melangkahkan kaki ku mengarah dapur walau pun aku tak mengetahui letak nya di mana sebelum nya, ku akui rumah milik Will lumayan cukup besar.

Maklum rumah ini milik seorang CEO terkaya se Asia Tenggara.

Aku segera meracik pembuatan teh, semua bahan lengkap walau pun tak ada pembantu di sini.
Ku panaskan air sambil menunggu mendidih.

Jangan kan cucu, ia saja sudah menggugat cerai pada ku padahal baru satu hari aku menyandang status sebagai seorang istri nya.

Aku menghela nafas, segera ku tuangkan air panas ke arah gelas yang berisi gula dan bubuk teh yang ku racik tadi.

Pikiran ku terus pada pernikahan yang tak masuk akal ini.

Aku akan jadi janda karnanya!

Ini tak mungkin!

Will kau sungguh tega!

"Aww.."

Air panas yang ku tuang tumpah ke tangan kiri ku yang sedang menggenggam gelas berisi gula dan teh.

"Arin!!"

Suara nya ku kenal tak asing bagi ku, aku menoleh pada sumber suara.

"Kau?"

"Tak usah kaget, aku hanya sekedar membantu mu dan tak lebih."

Aku kaget melihat Will membawakan ku obat p3k lalu menyodorkan nya pada ku tanpa melihat ke wajah ku pasti nya.

"Lalu mana mama?"

"Sudah pulang bodoh."

"..."

"Cepat bersihkan semua aku tak ingin melihat istana ku kotor akibat ulah mu."

"..."

"Mama mu menyuruh kau dan aku datang ke rumah mu, aku akan menunggu mu."

"..."

"Aku menunggu mu di depan halaman."

Arin's Wedding [COMPLETED] Telah Terbit Di Dreame.Where stories live. Discover now