Orang dari Masa Lalu

4.7K 1K 76
                                    

[Fiksi Kilat : 375 Kata]*Rasanya aneh, ketika aku sedang iseng men-stalking orang-orang yang dulu pernah satu sekolah denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Fiksi Kilat : 375 Kata]
*
Rasanya aneh, ketika aku sedang iseng men-stalking orang-orang yang dulu pernah satu sekolah denganku. Dari mulai SD, SMP, SMA.

Umurku 22 tahun, tetapi terkadang, aku masih merasa seperti bocah SMP. Alasannya cukup konyol, menurutku, aku tidak suka bersosialisasi.

Mungkin, jumlah teman yang kudapatkan dari SD sampai Kuliah tidak sampai 20-an. Aku bahkan tidak yakin beberapa dari mereka kemungkinan akan mengingatku.

Sisanya, entahlah, mungkin mereka sudah lupa pernah satu kelas atau satu sekolah denganku.

Karena prinsipku mudah : cukup tahu saja sama orang lain. Kalau ada keperluan, baru berinteraksi.

Itulah mengapa, aku lebih memilih memojok di sudut ruangan dan bermain dengan ponselku. Menurutku, manusia itu menyeramkan.

Kamu tidak akan tahu apa yang ada di pikiran seseorang, itulah yang membuatku takut.

Aku menatap penasaran feeds instahgram orang-orang dari jaman SD sampai kuliah-ku, tentu saja aku memakai akun palsu, aku tidak seberani itu untuk memfollow akun mereka yang diprivate sehingga aku tidak bisa melihat feeds mereka.

Beberapa foto, terlihat menunjukan hubungan antara orang SD-ku dengan orang dari SMA-ku, aku ber-wah ria karena menyadari dunia terlalu sempit. Hal yang ada di pikiranku : wah, ternyata si ini kenal sama si itu, ooh, mereka pernah satu sekolah?

Terkadang, aku ingin menjadi mereka, bebas berekspresi dan tidak peduli orang mau berkata apa, yang penting bahagia. Tetapi, mana mungkin seorang introvert sepertiku tiba-tiba menunjukkan ekspresi kepada khalayak ramai?

Itu pasti sangat aneh.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, aku tahu satu hal.

Aku harus menjadi dewasa.

"Maaf, apa anda menunggu lama?"

Aku segera menoleh pada seorang perempuan cantik yang menepuk bahuku. Aku menggeleng pelan dan tersenyum.

"Ah, tidak, oh ya, saya Dirana Sofi, yang akan menjadi perancang website di perusahaan XY," ujarku sambil membalas jabatan tangannya.

Perempuan tersebut tersenyum dan duduk di depanku.

"Ah, maaf, di mana manner saya, seharusnya saya yang memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Azzahra Feronika, kebetulan Direktur tidak bisa hadir, jadi saya wakilkan."

Sejenak, aku merasa familiar dengan nama tersebut. Tunggu, bukankah dia salah satu orang dari SMP-ku, yang dulu pernah membicarakanku dari belakang? Dia bahkan tidak mengenaliku. Apa aku se-unseen itu, dulu?

Dan apa dunia benar-benar sesempit ini?

Tetapi, aku akan memegang ucapanku.

Aku harus menjadi dewasa. Tidak peduli apapun yang terjadi, karena toh, manusia adalah makhluk sosial, bukan?
*

Harga Kebahagiaan [10/10 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang