Part 2 - Bet

14.4K 1.7K 283
                                    

"OH SARAH SAYANG!" teriak Linda begitu ia memasuki apartemenku tanpa izin.

Aku terlonjak kaget, kemudian menoleh ke arahnya. "Tidak bisakah kau mengetuk pintuku?!"

Linda meringis. "Hehe, maafkan aku." Ia lalu menghampiriku, duduk di kursi makan. "Oh, kau mengetik lagi?"

Aku menggeleng. "Tidak. Aku hanya membaca ceritaku saja."

"Yang mana?"

"Sketcher."

"Itu lagi?"

Aku mengangguk, dan tersenyum tipis. Sementara itu, Linda menaikkan alisnya. "Kau telah membaca itu berulang kali. Tak bosan?"

"Tidak juga sebenarnya. Aku hanya membaca beberapa adegan favoritku," balasku kemudian kembali melirik layar laptop.

"Omong-omong, bagaimana? Kau jadi menerbitkan ceritamu?" Linda bertanya sembari menopang dagunya dengan mata berbinar.

"Seriously, Linda? Sebesar itukah keinginanmu untuk membaca bukuku?" Aku bertanya dengan nada sarkastis.

"Tentu saja! Lagi pula jika nanti kau sukses, aku dapat pamer ke keluarga dan teman-temanku bahwa sahabatku adalah penulis professional," tukas Linda dengan nada sombong.

Kuputar bola mataku. "Gee, kalau begitu, bantu aku cari penerbit."

Hening seketika. Linda terdiam, memandangiku dengan mulut terbuka. Sementara aku menaikkan sebelah alisku, memberinya tatapan 'apa ada yang salah?'.

"Kau serius?" tanya Linda.

Aku mengangguk. "Uh, ya? Mengapa?"

"Ini 'kan bukan tanggal 1 April."

"Ya, lalu kenapa?"

Ia kembali terdiam. Menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Tiba-tiba Linda meloncat dari kursinya, dan memelukku erat sekali, hingga mengguncang-guncangku. "ASTAGA SARAH, AKHIRNYA! AKU BAHAGIA SEKALI! AKU MENYAYANGIMU, SARAH! AYO KITA CARI PENERBIT!"

Aku terguncang cukup kencang, buru-buru kucengkram bahu Linda, lalu mendorongnya. "Gee, pelan-pelan! Kau seperti baru menang lotere saja."

"Aku sangat bahagia! Astaga! Akhirnya OTP-ku akan menjadi nyata! Ini adalah karunia terhebat yang bisa didapat seorang fangirl!" pekik Linda dengan riang, namun sesaat kemudian ia terdiam, kemudian menatapku sengit. "Tunggu dulu, cerita mana yang mau kau terbitkan?"

"Ehm, entahlah."

"Jangan bilang Sketcher?"

"Er, mungkin--"

"Okay aku mengerti Sketcher adalah cerita favoritmu, tapi kusarankan kau menerbitkan Lunatic's Darling dahulu. Aku yakin Vergio dan Georgia akan laris manis."

"Well, bantu aku mencari penerbit, Linda."

Linda mendecih dengan sombong, ia menjentikkan jemarinya, mencibir. "Tch, mudah. Apapun untuk Sarah Ranzley tercinta."

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku melihat ulahnya. Kulirik daftar file di laptopku. Well, kurasa sebentar lagi salah satu dari kalian akan terbit, wahai karya-karyaku.

**

"SARAAAH!" Linda berteriak seraya memasuki apartemenku dengan sembarangan seperti biasa. Ia melepas sepatunya, dan berderap riang ke arahku.

Aku meringis mendengar teriakan nyaring Linda yang begitu memekakan telinga. Apa lagi yang akan anak itu lakukan? Baru saja tiga hari yang lalu ia bermain ke apartemenku---yang berakhir dengan keputusan penerbitan buku---dan ia telah datang kembali lagi? Gee, aku heran mengapa aku bisa bersahabat dengan Linda.

Through His WorldWhere stories live. Discover now