3.Rencana Perjodohan

1.7K 89 0
                                    

Dalam perjalanan, tidak ada percakapan yang tercipta. Rasa canggung menyelimuti Viona dan Fahril. Sepertinya Fahril tidak betah dengan keadaan ini, akhirnya ia membuka suara.
"Rumah lo di mana?" tanya Fahril.

"Di perumahan Citra Permai" jawab Viona yang masih canggung.

"Oh iya. Btw lo punya kakak atau adik nggak?" tanya Fahril.

"Ya. Gue punya kakak"

"Oh. 2 bersaudara ya?" tanya Fahril lagi.

Viona hanya bergumam.

"Masuk perumahan kan?" tanya Fahril saat mereka sudah sampai di pintu gerbang.

Viona mengangguk sebagai jawaban.
"Trus. Orang tua lo kerja apa?" tanya Fahril tiada habisnya.

"Gak perlu tahu" jawab Viona singkat.

Kali ini, Fahril yang mengangguk.

"Stop. Disini aja" Viona menepuk pundak Fahril.

"Dikira gue tukang ojek apa? Nepuk-nepuk" cerocos Fahril pelan sekali.

"Gue masih bisa denger Fahril" ejek Viona.

"Wow. Pertama kalinya, lo nyebut nama gue di depan gue lagi" kata Fahril dengan takjub.

Viona terkekeh kecil, "Lebay lo ah" seraya mendorong bahu Fahril dan itu membuat Fahril tegang.

Setelah bisa menguasai dirinya, Fahril berpamitan untuk pulang.

"Gak mau masuk dulu?" tawar Viona

"Gak ah. Udah sore" tolak Fahril.

"Ohiya. Hati-hati ya. Makasih juga" kata Viona.

Tanpa membalas perkataan Viona, Fahril sudah melesat cepat menembus angin.
Setelah memastikan Fahril sudah hilang dari pandangannya, Viona masuk ke dalam rumah. .

"Assalmu'alaikum. Bun, Nana pulang" teriak Viona.

"Wa'alaikum salam. Eh, pulang naik apa?" tanya Bunda

"Di anterin temen" jawab Viona.

"Temen yang mana?" tanya Bunda sekali lagi.

"Anak baru Bun. Pasti bunda gak tau" jawab Viona.

"Ada murid baru ya?" tanya Bunda lagi.

Viona hanya mengangguk.

"Bun. Nana ke kamar dulu ya. Nanti sebentar nana cerita deh"

Kali ini bunda yang mengangguk

Viona berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar dengan pintu yang berwarna putih polkadot.
Kamar yang dihiasi dengan tumblr light itu bernuansa putih.
Foto polaroid tersusun rapi di samping tempat tidurnya.

Viona merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Viona bangun dengan sekuat tenaga berniat untuk membersihkan diri.

"Tulang gue kek ingin patah huh" gumam Viona yang sedang berjalan mengambil handuk untuk mandi.

Ia merendamkan dirinya di bath up yang telah terisi air hangat. Ia memejamkan mata sebentar dan menghirup nafas panjang lalu membuangnya pelan.
Seperti itu dilakukan berulang ulang hingga semua penat yang ada di dalam pikirannya hilang dan musnah.

30 menit berlalu, Viona keluar dari ruangan tersebut dengan menggunakan hotpants jeans dan baju yang bertuliskan 'Bad Girl'. Handuk yang masih bertengger dengan rapi di atas kepalanya.

"Nana. Makan malam dulu" terdengar suara Bunda Viona dari luar.

"Iya, bun. Bentar lagi Nana turun" jawab Viona yang terlihat segar.

Viona segera mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yang berwarna merah muda.
Setelah selesai, ia turun ke bawah untuk menemui keluarga kecilnya yang bahagia.

"Malam Bun, Yah" sapa Viona.

"Malam sayang. Udah seger?" tanya Ayah.

"Iya. Abang mana, Yah?" tanya Viona kepada Ayahnya yang sedang sibuk dengan Handphone miliknya.

"Di kamarnya tuh. Lagi mandi katanya" jawab Bunda karena ayah tidak menggubris.

"Lemot banget" gerutu Viona sambil mengambil nasi dan lauk yang akan di lahap malam ini.

"11:12 sama kamu lah" celetuk Ayah tanpa melihat Viona.

"Yee. Gak lah" jawab Viona.

"Sudah sudah. Makan dulu" lerai Bunda.

Tak lama dari itu, terdengar suara tangga yang sedang dituruni oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan si Valero -abangnya Viona-

"Selamat malam ayah bunda" sapa Valero

"Malam bang" balas Ayah dan Bunda bersamaan.

"Udeh kaga ngape. Aku dikacangin. Makasih aja" celetuk Viona

"Bun ini siapa?" ejek Valero.

Bunda hanya diam. Ayah juga.

"Ah. Ga asik. Diajak becanda malah gini" kata Valero kesal dengan wajah yang ditekuk.

Mereka -ayah, bunda, Viona- yang melihat hal itu langsung tertawa.

"Apaan sih bang. Jijik bet ew" kata Viona disela sela tertawanya sambil mendorong bahu Valero, abangnya.

"Au ah, lap"

"Udah udah makan aja. Gak usah ribut" lerai Bunda lagi.

Keluarga kecil itu makan dengan bahagia. Selesai makan, Bunda membersihkan meja makan, Viona, Valero dan Ayah masih tetap duduk. Sepertinya ada yang ingin dibicarakan.

"Na. Udah punya pacar belom?"

Viona yang saat itu sedang menyantap dessert, terdiam, "Kok ayah nanya gitu?" tanya Viona.

"Enggak. Cuma mau mastiin aja. Kalo kamu itu udah move on dari si Alva" jelas Ayah. "Soalnya ayah mau jodohin kamu sama anak temen Ayah" lanjutnya.

"Siapa yah?" tanya Viona datar

"Kamu gak perlu tahu. Nanti kita ketemu dan makan malem bareng" jawab Ayah.

"Diliat-liat dulu" kata Viona datar. "Aku udah kenyang. Aku masuk ya" pamit Viona dengan tiba-tiba. Mungkin mood-nya rusak karena ayahnya mengungkit kembali tentang masa lalunya. Ayah hanya bisa mengangguk mendengar pernyataan itu

Viona naik ke lantai atas untuk masuk ke kamarnya. Pintu putih polkadot itu dibuka. Viona mematikan lampu utama dan menyalakan tumblr light.

Viona merebahkan dirinya di kasur, dan mengingat kejadian hari ini. Di mana, ia mempunyai teman baru yang ngeselin abis. Ia berlari bersama Fahril si anak baru. Pulang diantar anak baru. Dan ayah yang menjodohkan dia dengan anak temannya.
Semuanya begitu rumit dan susah.
Ia berpikir sampai tertidur lelap.

-o0o-

Pendek banget.
Maafkan saya. So, happy reading.
Jangan lupa tinggalin vote and comment kalian.

I HATE YOU BUT I LOVE YOU (END)Where stories live. Discover now