Chapter 1

5.9K 357 24
                                    

Hy admin kembali dengan cerita baru DRAMIONE di publish setelah cover selesai, kali ini request dri beberapa readers yang meminta serial DraMione, kali ini serial DraMione datang dar Author AchernarEve dengan judul Skyscraper tpi maaf cerita kali ini gak ada unsur magicnya, jadi kehidupan biasa tanpa sihir ya, semoga kalian suka dan berkenan untuk kasih tanda kalian telah mampir....

so....Happy Reading ^_^



"Lagi?" tanya seorang pria yang hampir seluruh lengannya tertutupi tato saat aku menggoyangkan gelas yang sudah kosong beberapa saat yang lalu.

Ia menghampiriku dengan senyuman menggodanya. "Kau yakin?" ia kembali bertanya.

Aku mengangguk dengan ikut membalas senyumannya. "Ini hanya vodka dengan soda," jawabku. "Aku tak akan mabuk," tambahku lagi.

Bartender itu kembali mengisi gelas yang kosong tadi lalu kembali ke dalam pekerjaannya. Tangan demi tangan melambai sebagai tanda dari panggilan dari para pelanggan yang menginginkan minumannya. Aku hanya mengedik dan kembali menyesap minuman di hadapanku. Kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru bar and lounge yang tampak tak terlalu ramai hari ini. Meskipun di luar sana tak ada salju yang turun, tapi semua orang tahu bahwa malam ini adalah malam Natal. Dan semua orang pasti merayakannya bersama keluarga dan orang-orang terdekat mereka, terkecuali diriku dan tentunya beberapa orang yang duduk meja bar ini. Bahkan Las Vegas akan menjadi seketika hening saat Natal menyapa. Aku mendengus menyadari pikiranku lalu kembali menggoyangkan gelas untuk kembali memanggil bartender
yang aku tahu sedari tadi berusaha menggodaku.

Saat gelas ke tujuh, kepalaku mulai sedikit pusing. Baiklah, aku berbohong saat mengatakan bahwa minuman ini tak akan membuatku mabuk. Mungkin aku akan sedikit mabuk.

"Boleh aku duduk di sampingmu?"

Tatapanku langsung mencari sumber suara yang ternyata berada tepat di sampingku. "Sure," hanya itu jawabanku.

"Kau sendiri di malam Natal seperti ini?" tanya pria itu lagi.

Aku mengangguk. "Begitupula denganmu," balasku yang disambut dengan semacam seringaian di wajahnya.

Kupaksa mataku untuk berakomodasi dengan maksimal demi menatap pria di sampingku ini.

Tampan.

Satu kata itu yang dapat mendeskripsikan dirinya dalam satu kata. Rambutnya yang kepirangan dan tertata rapih serta setelan busana yang aku yakin ia datang ke kota ini bukan untuk berlibur. Tak ada orang normal yang datang ke kota sejuta kesenangan ini dengan menggunakan setelan jas lengkap seperti dirinya.

"Apa ada yang salah dengan diriku?" tanya pria asing ini.

Aku menggeleng. "Wajahmu sangat familiar."

Kembali seringaian di wajahnya terpulas. "Bila kau sering membaca majalah," jawabnya santai setelah menyesap minuman yang dipesannya.

"Kau pengusaha," ujarku yang lebih mirip pernyataan ketimbang dengan pertanyaan.

Dia hanya tersenyum. Kali ini ia tersenyum bukan menyeringai seperti yang ia lakukan sebelumnya. "Tebakan yang jitu."

Aku masih menatapnya dan aku sepenuhnya tahu bahwa ia sadar dengan tatapanku. "You're blushing."

"Karena aku sedang menatapmu."

Aku memang tak memiliki kekasih, tapi aku tahu betul cara menggoda lelaki. Kulirik jam yang melingkari pergelangan tanganku lalu bangkit karena aku harus mengejar penerbangan pagi untuk kembali ke New York. Kuambil mantel yang berada di sandaran kursi ini dan menggunakannya sambil merapihkan rokku yang sedikit kusut.

SkyscraperWhere stories live. Discover now