Chapter 4

3.1K 265 5
                                    

Buku ini sudah terlihat terlalu usang dan aku masih terus membuka tutupnya sampai aku tak tahu kapan. Lampu kamarku sudah diredupkan, tapi mataku tetap tak mampu terpejam. Aku gelisah. Tetapi, bukan karena bayang-bayang yang selalu menghantuiku selama ini. Aku gelisah karena pria itu. Pria yang berhasil mengacaukan pikiranku.

Ia mengatakan bahwa aku yang mengacaukan pikirannya selama ini, tapi dia nyatanya juga berhasil mengacaukan pikiranku. Kuletakan Wuthering Heights itu dan menarik selimutku. Baru sebentar aku di dalamnya, aku kembali membukanya dan duduk bersandar di tempat tidurku. Pikiranku kembali kepada Draco Malfoy di balkon ballroom tadi.

"Be mine and it'll be yours, Stranger."

Aku masih menatapnya pongo. Mungkin udara dingin sedikit membekukan otaknya. Menatap wajahnya yangserius akupun tertawa dan menggeleng. "I don't do date, Draco Malfoy. Kau tahu hal itu," balasku kembali serius menatapnya.

Kini ia yang tertawa dan ikut menggeleng. "Aku tak memintamu untuk berkencan," ujarnya tenang.

Aku masih memperhatikan dirinya dan menunggu ia untuk melanjutkan kalimatnya. "Aku memintamu untuk menjadi milikku."

Kuhela napasku sejenak. Lalu dimana letak perbedaanya?

Ia masih memandangku dan demi Tuhan aku tak tahu apa yang kini berada di pikirannya. Tatapannya tak lepas dariku meski ia kini kembali menyesap wine di tangannya.

"You're distracting me, Granger. Every single time. So, I have to have you. Just be mine," ujarnya lalu mengecup lembut pipiku.

Ia mengusapnya dengan ibu jarinya kemudian menyeringai.

"Aku harus kembali ke dalam. Pikirkan tentang hal ini, Granger."

Lalu ia kembali ke dalam sementara aku masih terpana dengan kepergiannya. Tak lama setelah ia kembali kedalam, tirai yang tadi menutupi balkon ini terbuka dan aku
melihat Nikki melambai kepadaku.

Kali ini aku benar-benar meletakkan Wuthering Heights itu dan mematikan lampuku. Semoga kali ini aku benar-benar dapat memejamkan mata.

000

Hotel sudah ramai sejak pagi tadi, dari House Keeping Department , Banquet Department , sampai Restaurant. Kedatangan tamu VIP bukanlah hal yang baru bagi hotel ini, tetapi kedatangan 300 orang tamu VIP delegasi dari satu negara benar-benar membuat semua karyawan menjadi gila. Aku sudah berada di hotel ini sejak pukul 6 pagi untuk kembali memeriksa ruang pertemuan, kamar-kamar yang mereka gunakan, sampai makanan yang akan disajikan sejak coffee break hingga makan malam nanti.

Saat aku rasa semua sudah aman terkendali, aku kembali ke ruanganku dan memulai semua pekerjaanku. Ada beberapa berkas yang harus kuperiksa dan jadwal dari Nikki yang harus kulihat untuk kegiatanku besok. Sebuah chat masuk yang menyampaikan bahwa tamu-tamu itu sudah berada di dalam ruang pertemuan dan acara mereka segera digelar. Beberapa direktur sudah datang untuk menjamu para tamu atau hanya untuk sekadar menampakan wajah agar dikenal dan memiliki banyak koneksi. Dari pantauan Nikki yang kini mungkin
sedang berada di dekat ruang pertemuan itu, Draco Malfoy sama sekali tak menampakan wajahnya. Mungkin dia bukan seperti kebanyakan orang yang akan menjilat para pejabat demi kelangsungan hidup hotelnya.

Lewat tengah hari saat para delegasi itu akan makan siang aku turun ke ballroom yang seketika disulap menjadi restaurant bintang lima untuk menyapa dan melihat suasana yang ada disana. Suara dentingan garpu serta sendok dan mungkin juga pisau yang beradu dengan piring terdengar di seluruh penjuru ruangan ini. Tamu-tamu itu tengah menikmati hidangan yang beberapa minggu lalu telah Luca presentasikan kepadaku dan aku benar-benar
menyukainya.

SkyscraperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang