III - First Kiss

3.5K 221 9
                                    

Prisil membulatkan matanya, ia mencoba mendorong bahu Ali namun Ali malah mencegahnya. Ali semakin memperdalam ciumannya pada bibir Prisil, mata elang Ali tertutup rapat merasakan lembutnya bibir Prisil dan Ali menganggap Prisil itu adalah Prilly.

Perlahan Prisil ikut terbawa suasana, lampu Club kini menjadi remang-remang dan lagu pun berubah menjadi tenang. Ali mendorong Prisil kearah sudut ruangan hingga membuat punggung Prisil terbentur ke tembok pelan.

Prisil membalas ciuman Ali, mata Prisil kini perlahan ikut terpejam. Jantungnya berdegup dengan cepat, tapi setelah itu ia kembali membuka matanya karena tersadar apa yang telah ia lakukan. Prisil mendorong Ali pelan, yang membuat ciuman mereka terhenti dan Ali membuka matanya langsung menatap mata Prilly di balik remang-remanh cahaya lampu.

"Anjing, first kiss gue!" umpat Prisil pelan, ia lalu menatap mata Ali yang sayu, Ali menatap Prisil dengan pandangan yang menurut Prisil itu adalah tatapan penuh kerinduan.

Saat Prisil ingin melangkahkan kakinya meninggalkan Ali, Ali malah menahan lengan Prisil erat. Tangan Ali menarik pinggang Prilly pelan, ia memeluk Prisil dengan erat. Ali seolah tak ingin kehilangan perempuan yang ada di dekapannya ini.

"Prill, please jangan tinggalin aku. Maafin aku." ucap Ali, Prisil menggelengkan kepalanya. Mabuk ini orang. Batin Prisil.

"Gue bukan Prilly, lepasin!" ucap Prisil tak santai, ia lalu mendorong Ali pelan yang membuat Ali kini menatap kembali bola mata hazel itu.

Prisil kesal pada Ali.

Prisil benci pada Ali sejak pertama kali mereka bertemu.

Dan sekarang, pria yang ia benci mengambil first kiss-nya, Prisil hanya menggerutu dalam hatinya ia ingin sekali memakan Ali hidup-hidup.

Prisil menatap Ali yang kini tubuhnya seperti tak mampu menahan berat badannya sendiri.

"Eh, lo kenapa?"

Ali hanya menggelengkan kepalanya, ia memejamkan matanya erat. Prisil menatap Ali khawatir, Prisil menepuk bahu Ali pelan.

"Lo gapapakan?"

Dan saat itu juga Ali ambruk ke dalam pelukan Prisil, Prisil dengan cepat menahan tubuh Ali yang lebih besar daripada tubuhnya.

"Eh, anjir ini orang nyusahin gue aja. Duh gimana nih? Mana berat lagi." gerutu Prisil.

***

Ali perlahan membuka matanya, rasa pusing di kepalanya masing terasa. Ia melihat kearah seluruh penjuru ruangan ini, ini bukan kamarnya.

"Gue dimana, nih?" gumam Ali pelan sambil meringis memegangi kepalanya yang terus berdenyut.

Ia bangkit dari tidurnya bersamaan pula dengan pintu yang terbuka, Prisil masuk dengan membawa nampan nasi goreng dan juga obat.

"Lo udah bangun? Makan dulu, abis makan baru minum obat supaya kepala lo nggak pusing." ucap Prisil lalu melangkahkan kakinya kearah Ali dan duduk di samping Ali.

Ali menatap Prisil dari samping, ia tersenyum kecil. Prisil sangat mirip dengan Prilly, apa Prilly terlahir kembali?

"Mangkanya, kalau nggak biasa minum alkohol jangan sok-sokan minum deh, kan kalau akhirnya kayak gini nyusahin orang." dumel Prisil.

"Lo Prilly bukan, sih?" tanya Ali sambil menatap Prisil dalam.

Prisil menghela napasnya berat. "Gue bukan Prilly, gue Prisil. Kenapa sih, lo ngebet banget kalau gue ini Prilly?"

Hai, Luka!Where stories live. Discover now