7.

3.2K 374 41
                                    

Semuanya terdiam membaca akar akar yang membentuk tulisan itu. Aku tertegun tak percaya, bagaimana mungkin ada musuh diantara kita? Bagaimana mungkin?

"Apakah kalian salah satunya?"

Suga hyung menatap kami semua dengan tatapan mengintimidasi.

Aku hanya menggelengkan kepala lemah, ya memang bukan aku. Aku saja tidak tau kalau ada musuh disini.

"Ayolah kalian mengaku saja! Jangan berdiam seperti ulat dibalik kepompong!!" Teriaknya marah, rahangnya mengeras dan urat-urat lehernya yang terlihat jelas bahwa ia sedang emosi.

V hanya berdecak tak suka. "Mengapa kau menuduh kami, Hyung? Belum tentu juga yang dimaksud musuh didalam itu salah satu dari kita, bukan?!"

"Tidak ada yang tidak mungkin! Tulisan itu menunjukan memang ada udang dibalik batu"

"Berhentilah ber-pribahasa, hyung. Siapa tau musuh yang dimaksud adalah musuh didalam tanah? Siapa tau kan? Kan? Iya kan?"

Pernyataan absurd V tidak dapat mencairkan suasana, aku hanya terdiam memandang mereka satu persatu.

"Sudahlah, aku malas mendengar perdebatan kalian semua. Lebih baik kita lanjutkan perjalanan mencari jalan keluar. Urusan musuh didalam, dengan sendirinya akan terbongkar,"

Rapmon hyung berucap kesal memandang kami yang berdebat, kemudian berjalan dan disusul oleh yang lain, aku hanya menggeleng kecil dan mulai berjalan membuntuti Rapmon hyung.

Akupun tidak tau siapa musuh diantara kami, tetapi.. entah mengapa ada yang aneh dari dirinya, dia seakan memaksa kami dan seakan ingin melenyapkan kami dari tatapannya. Apakah dia? Kuharap bukan.

Kuharap hanya musuh dalam tanah seperti pemikiran absurd V.

******

"Aku lelah"

Lenguhan Jungkook membuat semuanya menghentikan perjalanan, mereka sudah berjalan selama setengah hari tanpa henti.

"Istirahat dulu saja." Ucap Jhope kemudian dibalas anggukan yang lain.

"Lapar, hyung ?" Tanya Jungkook pada Jimin yang kini sedang memegang perut.

Ya tentulah lapar, tidak makan dari kemarin malam sampai tiba tengah hari. Siapa yang akan bertahan?

"Hmm"

"Ini, hyung. Aku bawa roti tadi, makanlah."

"Tadi aku bawa dua, namun aku sudah memakannya satu, dan ya itu untukmu." Lanjutnya.

Jimin hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih lalu menerima roti itu dengan senang hati.

"Suga hyung, Rapmon hyung? Kalian mau roti?,"

Jimin masih berbaik hati untuk menawarkan sebuah roti pada kedua temannya itu, walau ia sangat kelaparan dan sedikit tidak rela untuk berbagi.

"Tidak usah, aku sudah makan"

Gelengan dari Suga cukup melegakan Jimin, setidaknya dia tak jadi berbagi. Terdengar cukup egois, ah tidak. Hanya untuk makanan saja.

Sedangkan Rapmon, dia sudah memakan apel merah yang entah darimana asalnya. Jimin tidak peduli.

Jhope duduk menyandar pada sebuah pohon dengan lemasnya, "Aku lapar, astaga."

Gumamannya membuat yang lain membelalakan matanya sedikit lebar, jika Jhope lapar takut takut darah mereka lah yang menjadi makanannya.

"Makanya, hyung. Jadilah vegetarian seperti diriku."

"Tidak mau, tidak sedap."

"Setidaknya, Aku tidak terlalu bergantung pada darah karena dapat makan tumbuhan dan apel ini."

Blood Sweat and Tears ✔Where stories live. Discover now