BAB 8

123K 9.7K 41
                                    

"Yeay! Gimana seru gak?" Seru Maura setelah suasana tenang.

"Seruu!!!"

"Lagiiii!!!"

"Kak, aku udah boleh turun kan?" Tanya Mauren kepada Maura. Ia sudah tidak tahan lagi berada di posisinya sekarang. Ia bisa pingsan jika lama-lama berdiri disana. Apalagi setelah melihat ulah Vasco barusan.

Maura menoleh dengan senyum, "Boleh kok."

Saat Muren akan membalikkan badan untuk turun dari panggung, tangan Vasco dengan cepat menggapai tangan Mauren lalu berkata, "Disini aja."

Mauren menoleh Vasco malas lalu bertanya, "Apa lagi?"

Maura yang tahu itu langsung mendekat kepada mereka, "Kenapa Vasco?"

"Gapapa, gue mau dia disini aja. Gak masalah, kan?" Tanya Vasco dengan nada mengintimidasi.

"O-oh. Gak papa dong. Ga masalah juga." Jawab Maura dengan bingung.

Maura lalu kembali ke tengah panggung melanjutkan memandu acara, dengan penuh pertanyaan dan terlihat dari wajahnya ia sedikit kesal dan cemburu.

Maura memang menyukai Vasco sejak mereka menjadi teman sekelas, awal kelas sebelas setahun lalu. Maura selalu menunjukkan perhatiannya kepada Vasco. Dan Vasco memang tidak pernah menolak, tapi ia juga tidak menanggapi. Karena itu mereka sering dikira pasangan, dan di jodoh-jodohkan oleh teman-teman mereka.

Mauren lalu melototi Vasco kesal.

"Don't ever play on me." Kata Vasco dengan senyuman kemenangan. Ia lalu menarik Mauren lagi ke depan panggung, mengambilkan gadis itu kursi dan ia letakkan di sebelah kursinya, lalu menyuruhnya duduk.

"Jangam macem-macem." Mauren berbisik, yang ditanggapi anggukan oleh Vasco.

Mereka lalu melanjutkan acara. Kali ini yang menghibur dengan nyanyian adalah band andalan sekolah yang di gawangi oleh Reon, panitia mos yang juga adalah vokalis band bernama 'fullskill'. Dero diposisi drum, dan Angga di posisi gitar.

Vasco tetap berada di posisinya, meskipun bukan anggota inti band. Tapi dia memang biasanya ikut bermain saat 'fullskil' perform, selama ia tidak sibuk dan dia mau.

Sementara Mauren, dengan canggung duduk disebelah Vasco seperti orang-orangan sawah yang salah tempat. Ia menunduk, menautkan kedua tangan di pangkuannya.

Satu-persatu panitia MOS ikut naik ke panggung. Membuat isi panggung semakin sesak.

Nathan juga naik ke atas panggung. Ia berdiri di sebelah Vasco. Sesekali Nathan menatap Mauren yang terlihat tidak nyaman.

Mereka sedang menyanyikan lagu-lagu request–an dari para panitia dan peserta MOS lain. Tak ada jeda sedikitpun. Sehingga tidak menyadari bahwa malam sudah cukup larut.

Sampailah pada akhir akhir acara. Mereka memilih lagu 'Thinking Out Loud' dari Ed Sheeran. Semua larut dalam lagu dan suara indah dari sang vokalis, Reon, dan permainan gitar oleh Angga dan Vasco.

Selama bermain gitar Vasco menatap Mauren dan ikut bernyanyi meski suaranya hanya bisa di dengar sendiri olehnya dan Mauren.

mine | sudah terbitWhere stories live. Discover now