FLASHBACK 01

98.1K 6.8K 369
                                    

"All my life. You stood by me. When no one else was ever behind me. All these lights. They can't blind me. With your love, nobody can drag me down."

Sembari terus berjalan pelan melewati rak-rak besar dan tinggi yang penuh dengan berbagai macam buku. Seorang gadis berambut sebahu ikut bersenandung kecil selama lagu itu diputar di toko buku tempatnya berada sekarang.

Suasana cukup hening karena memang tidak banyak pengunjung yang datang. Di luar hujan turun cukup deras sesaat setelah ia menapakkan kakinya masuk ke sana, setengah jam yang lalu.

Tepatnya di rak kumpulan novel remaja, sudah cukup lama ia berputar-putar disitu tapi belum ada satu novel pun yang menarik perhatiannya.

Sebuah novel berukuran sedang yang memiliki sampul unik berupa sketsa seorang cowok, akhirnya menjadi pilihannya. Ia ingin mengambilnya tapi apalah daya, tingginya tidak memadai.

Sejenak ia celingukan mencari bantuan, tapi tidak ada siapapun di koridor itu.

"Mas?" panggilnya pelan kepada seorang cowok yang kebetulan sedang melintas di sisi koridor tempatnya berdiri.

Cowok itu berhenti dan menolehnya. Dengan tatapan datar ia membalas, "Ya?"

"Bisa minta tolong sebentar?" tanya gadis itu dengan penuh harapan.

"Apa?" cowok itu berjalan mendekat ke arahnya dengan menenteng beberapa komik di kedua tangannya.

Pintar sekali mencari bantuan, pikir gadis itu. Bagaimana tidak, cowok yang ada dihadapannya benar-benar tinggi, bahkan ia hanya sebahunya saja.

"Tolong ambilin novel yang di atas itu, Mas. Aku nggak bisa," katanya dengan menunjuk deretat novel yang berada di rak paling atas.

Cowok itu sedikit mengangkat kepalanya ke atas, "Yang mana? Banyak."

"Yang warna biru, gambar sketsa anak cowok." Jawabnya dengan lembut.

"Oh." Jeda cowok itu memberikan beberapa komik yang ada ditangan kanannya kepada gadis itu, "Bawain komik gue."

Dengan dua tangan gadis itu menerima komik yang berjumlah ada enam buah. Banyak.

Cowok itu segera mengambilkan novel yang ia maksud gadis itu dengan mudah, hanya menggunakan satu tangan saja.

"Okei, terimakasih, Mas." Katanya semanri bersusah payah menerima novel menggunakan kedua tangannya yang sudah penuh dengan komik cowok itu.

"Nggak gratis," balas cowok itu ketika mengambil komiknya kembali.

"Maksudnya?" gadis itu mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Harus ada imbalannya," jawab cowok itu dengan datar.

"Imbalan? Apa?"

"Minum susu tumbuh tinggi sehari dua kali, nanti kali ketemu lagi, harus tambah satu sentimeter." Sahut cowok itu dengan tersenyum jahil dan berjalan meninggalkan gadis bertubuh mungil itu yang hanya ternganga mendengar jawabannya.

"Secara nggak langsung dia bilang gue pendek." Gerutunya dengan kesal, "Sialan deh! Untung ganteng. Kalau nggak, udah gue tabok lo."

mine | sudah terbitWhere stories live. Discover now