16

549 36 2
                                    

Kriiiinnngg

Bel pulang sudah berbunyi, Gabby dengan malas merapikan mejanya, memasukan alat tulis dan meransel tasnya.

"Gab" panggil Sam.

Seperkian detik Gabby langsung menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Aku gak bisa anterin kamu pulang. Aku disuruh dateng kejahatan keponakan aku.  Maaf ya" Sam memohon sambil meraih tangan Gabby.

Gabby tersenyum simpul memaklumi.  "Gak papa" balasnya.

"Beneran ? Maaf banget loh ya.  Soalnya tante aku lagi butuh banget"

"Gak papa sam ih.  Yaudah buruan pulang sana.  Ntar tante kamu nyariin lagi"

"Ngusir nih ceritanya?"

"Engga sam ih.  Susah ya ngomong sama kamu" Gabby menabok lengan Sam dan mendorongnya.

"Ehehe.  Iya-iya, Aku duluan ya. Daa" Sam mengacak rambut gabby dan melenggang pergi ke parkiran.

Gabby menghela napas lelah. Hari ini moodnya benar-benar hancur. Meskipun Sam sudah berusaha membujuknya tetap saja gak ngefek sama Gabby. Ditambah dia PMS hari ini. Rasanya, Gabby ingin berbaring di kamarnya seharian. Mengingat kamar, "btw ini gue yang nganterin pulang siapa ya?" Gabby merutuki dirinya.

Dia keluar dari kelas dan berjalan di koridor memainkan ponselnya. Dia berfikir akan mengirim pesan ke Rio,  tapi

Drrttt...

Mati, baterainya habis.  Sialan! Yang benar saja?!  Gabby benar-benar tidak percaya, saat lagi genting-genting nya ponsel malah mati.

Dia hanya bisa pasrah menunggu bus, sekolahnya sudah sepi, jam yang melingkar ditangan kirinya menunjukan pukul 2.45. Sudah hampir jam tiga. Dan bus tidak akan lewat depan sekolahnya lebih dari jam tiga.

Gabby menghembuskan nafas lelah berkali-kali. Benar-benar lelah hari ini. Dia teringat Rio.

"Si anak dugong mana ya?  Tumben pulang cepet" gumam Gabby.

***

Rio menghela nafasnya. Dirooftop sebenarnya dia tidak pernah bosen. Hanya saja saat ini mendung meliputi daerah itu.  Jadi mau tidak mau Rio harus buru-buru pulang. Takutnya dia kehujanan terus sakit kayak waktu itu lagi.

Rio menuruni tangga dan menuju ke parkiran. Memakai helm nya dan melirik jam yang melingkar ditangan kirinya. 2.55 sudah hampir setengah jam Rio berada disini. Ibunya akan mengamuk jika dia tak segera pulang.  Dengan wajah datar, Rio mengendarai motor dan keluar dari parkiran sekolah.

Samar-samar rio melihat anak berseragam sama dengannya menunggu didepan sekolah. Dan rio yakin itu cewe. Keliatan rambutnya yang beterbangan kesapu angin.

Dengan kalem Rio mendekat kearah anak itu dan memastikan bahwa dugaan rio salah.

Ternyata benar-benar salah. Rio menduga bahwa itu bukan Gabby. Eh ternyata kebalikannya. Gadis itu menyadari ada motor yang mendekat, segera mengangkat wajahnya yang tadinya menunduk.

"Loh, rio baru pulang?" tanya Gabby.

"Lo kok masih disini?"tanya Rio to the point.

"Nungguin bus. Lo sendiri ngapain disini?" tanya Gabby menunjuk Rio  beserta motornya.

"Gue emang baru pulang. Terus mana pacar lo itu?" tanya Rio dengan dagu terangkat.

"Pulang. Katanya keponakan lagi hajatan" jawab Gabby polos.

"Ck.Tega amat jadi cowo.Terus lo masih mau nunggu disini?"

"Enggak si" Gabby menggaruk tengguknya yang sudah dipastikan gak gatel.

Cheater✔Where stories live. Discover now