Pernikahan.
Definisinya adalah, ikatan antara seorang perempuan dan lelaki atau sepasang kekasih yang menunjang ke tingkat perikatan jiwa dan batin yang lebih tinggi atau bisa juga dikatakan sebagai janji sakral yang bersifat seumur hidup.
Tapi bagi Sehun tidak.
Pernikahan itu baginya hanyalah status batin tanpa ikatan cinta ataupun keseriusan hati. Dia tidak mencintai Joohyun sebagaimana Romeo dan Juliet dipasangkan, dia juga tidak menyayangi Joohyun sebagaimana seorang putri dan pangeran menjalin hubungan. Tidak. Tidak ada sedikitpun perasaannya jatuh kepada Bae Joohyun, walapun kini mereka sepasang suami istri, Sehun tidak pernah memperlakukannya layaknya istri. Sehun terlalu dingin dan terkesan tidak peduli. Sifatnya berbanding terbalik dengan Joohyun.
Gadis itu cenderung periang dan ceria, senyumnya tidak pernah hilang jika seseorang melakukan hal yang baik atau menarik menurutnya. Baginya hidup itu adalah bagaimana merasakannya bukan bagaimana menjalankannya. Joohyun tidak membenci Sehun, dia tidak pernah membenci lelaki itu. Walaupun Sehun bukan tipe idealnya, tetap saja gadis itu berusaha untuk menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik. Joohyun terlalu sering memamerkan senyum dan kebahagiannya dihadapan Sehun hingga membuat lelaki itu muak setengah mati.
"Selamat pagi Oh Sehun." Gadis itu menyapanya ramah. Tak lupa senyum yang merekah selalu menghiasi bibirnya.
Sehun tidak menjawab, lelaki itu hanya mengambil tempat di meja makan dan memulai aktifitas sarapan paginya.
Joohyun mengulum bibirnya rapat. Dia tahu Sehun tidak mungkin membalas ucapannya yang terdengar tak penting itu. Lagipula apa faedahnya mengucapkan 'selamat pagi' bagi Sehun? Boro-boro untuk menjawab, meliriknya saja juga jarang sekali.
Sehun mengambil sepotong roti gandum yang akan menjadi santapan sarapan paginya, lelaki itu menggeser toples selai coklat yang berada tak jauh dari deretan makanan di meja.
"Kau suka rasa apa?" Tanya gadis itu. Matanya berbinar menanti jawaban Sehun. Setidaknya lelaki itu harus menjawab pertanyaannya kali ini kan?
"Coklat." Jawabnya singkat. Joohyun segera mengambil alih toples selai coklat dan mengolesakannya di roti milik Sehun. Sehun hanya memandangnya saat ini, berfikir bahwa sifat gadis ini terlalu menggangu aktifitas sarapan paginya.
"Ini." Ujarnya sambil memberikan roti yang sudah dipoleskan selai coklat. Sehun memandang gadis itu dingin, hanya untuk dua detik, kemudian lelaki itu segera mengambil roti miliknya dari tangan Joohyun. Gadis itu tersenyum kembali melihat Sehun mengunyah roti selai polesannya saat ini.
Bahkan hal-hal kecil yang Sehun lakukan terasa begitu menarik bagi Joohyun hingga dia bisa terus tersenyum saat ini.
"Kau masuk kantor hari ini?" Tanya Joohyun. Bukankah ini hari pertama pernikahan mereka? Tapi kenapa Oh Sehun yang predikatnya sebagai CEO di perusahaannya harus masuk kerja pada hari ini.
"Tidak." Sehun menjawab dingin, dia mengambil gelas yang berisikan air putih dan meminumnya sampai setengah sisa.
"Kalau begitu kenapa kau pergi sepagi ini?" Joohyun terlalu banyak bertanya, sampai membuat Sehun mendecakkan lidahnya. Tatapan tajamnya diarahkan ke gadis itu.
"Karena lebih baik aku menghabiskan waktu berhargaku dengan para teman-temanku dibandingkan berdiam di apartement ini bersamamu." Terlalu kasar bukan untuk suami yang berbicara seperti itu dengan istrinya?
Sehun kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu keluar apartement. Tapi sebelum dia membuka pintu untuk keluar, bibirnya mengucapakan beberapa bait aturan yang harus Bae Joohyun ikuti.
"Kau tidak boleh memasuki ruang kerja atasku, itu daerah terlarangmu. Aku suka tempat yang bersih, jadi usahakan tempat ini selalu bersih. Juga... jangan pergi hari ini, Ibuku akan marah jika tahu kau pergi saat hari pertama setelah pernikahan ini." Ujar Sehun seksama.

YOU ARE READING
Liquid [HunRene]
Fanfiction[PRIVATE MODE. Click ikon follow to read this story.] (Adult) Awalnya Bae Joohyun kira dia hanya akan dikenalkan sebagai 'partner' kerja lelaki dingin itu. Namun saat dimana orang tua mereka bertemu, kemudian tertawa bersama, dan mengatakan hal-hal...