Yin dan Yang

1K 98 2
                                    

Deva masih terus memikirkan cara untuk meloloskan diri, tetapi makin lama angin yang mendorong Deva semakin keras. Deva marasa hampir tak bisa bernafas karena seluruh tubuh di tekan angin penyihir hitam. Deva merasa hampir putus asa, tetapi tiba-tiba ia tidak merasakan angin penyihir hitam lagi.

Saat Deva mangangkat kepalanya penyihir hitam masih di posisi yang sama tetapi ekspresinya terlihat bingung. Saat Deva menoleh ke samping dia melihat sesuatu bukan, maksudnya seseorang.

"DEVIS?!"

Ternyata ada Devis yang berdiri di samping Deva sambil memasang kuda-kuda.

"Bagaimana kau bisa keluar?!" Tanya penyihir hitam.

"Entahlah, aku tidak yakin," Kata Devis dengan polosnya.

"Anginmu ya? Terimakasih," Kata Deva sambil membetulkan posisinya..

"Sama-sama," Kata Devis sambil tersenyum.

"Jelaskan kenapa kau bisa keluar!" Kata Deva menuntut.

"Sebelum itu sini-sini aku bisikin sesuatu..." kata Devis sambil menggerakkan tangannya memanggil Deva.

Deva mendekatkan kupingnya ke arah Devis. Devis langsung membisikkan sesuatu ke kuping Deva yang membuat Deva kaget.

"Beneran?" Tanya Deva tak percaya.

"Iya, aku di kasih tau kak Rafa.," Kata Devis sambil menunjuk Rafa yang sedang melihat mereka.

"Oh...."

"Baiklah, ambil ini," Kata Devis sambil memberi Deva sesuatu.

"Ini... batu putih?" Tanya Deva sambil melihat batu itu

"Ya, aku punya yang ini," kata Devis sambil menunjukan batu berwarna hitam.

Penyihir hitam terlihat sangat geram dan tatapanya ke arah batu yang di pegang Devis dan Deva.

"Siap?" Tanya Devis.

"Iya aja deh..." kata Deva sambil tertawa pasrah.

Devis dan Deva bergandengan tangan. Tiba-tiba ada angin yang berhembus di sekitar mereka dan asap mulai muncul. Semua melihat itu bingung dan kaget. Begitu juga penyihir hitam yang kaget dan tak percaya. Terlihat dikit demi sedikit pakaian Deva dan Devis berubah.

Deva memakai jubah unik berwarna putih, baju yang ada di dalamnya berwarna hitam dan celana pendek yang memungkinkan Deva bergerak bebas. Sedangkan apa yang di apakai Devis adalah kebalikan dari Deva. Devis memakai jubah berwarna hitam pekat dengan baju yang di dalamnya berwarna putih dan dia memakai celana panjang. Jangan pikir Devis memakai rok karena aku bilang apa yang di pakai Devis kebalikan dari Deva.

"Keren sekali..."

"Untungnya aku masih bisa menyempurnakannya dan memberikan batu itu kepada mereka," Kata Rafa.

"Hah? Masudmu?" Tanya Leo.

"Batu itu mempunyai sisi magisnya dan batu itulah yang dapat mengalahkan penyihir hitam," Kata Rafa bangga.

"Hebat, lalu kenapa kau memberikan kepada mereka? Mereka masih anak-anak," Protes bunda Devis.

"Karena batu itu sangat pemilih dan keras kepala," Kata Rafa.

"Oh..."

"Batu yang aneh yang pernah aku dengar..." kata Edward.

"Iya, aku baru tau ada batu yang keras kepala..." kata Chloe.

"Ahahahaha...." tawa Hayate terdengar hambar.

"Hebat, rasanya... sangat... hebat!" kata Deva sambil melihat ke dua tangannya dan melihat apa yang di pakainya.

"Kau benar... ini tak bisa di ungkapkan dalam kata-kata," Kata Devis sambil melakukan hal yang sama dengan Deva.

"Oh iya, aku lupa memberi tahukan kalian sesuatu. Deva, kau memakai batu Yin dan Devis, Yang. Yin bisa menyerap sihir hitam dan menggantinya dengan sihir putih. Sedangakan Yang sebaliknya," Kata Rafa dengan suara yang agak di keraskan.

Deva dan Devis saling bertatapan dalam beberapa manit lalu tersenyum sinis bersamaan. Sepertinya mereka punya rencana bagus. Bukan, lebih tepatnya GILA!

Deva dan Devis dengan cepat mendorong tubuh mereka ke arah penyihir hitam. Penyihir hitam menarik tanah agar bisa menjadi temengnya. Tetapi usaha penyihir hitam gagal karena tanah itu sudah di hancurkan oleh tinju Deva. Dengan cepat Devis meluncurkan serangan yg mendorong penyihir hitam keras sampai ke dinding.

Tiba-tiba Deva muncul di belakang penyihir hitam dan langsung meninju penyihir hitam yang membuat penyihir hitam melayang. Devis yang sudah siap di atas kembali lagi mendorong penyihir hitam dengan anginnya tetapi kali ini angin yang dapat mengores kulit. Penyihir hitam terjatuh di tanah dan  membuat banyak asap. Deva dan Devis menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Bukan hanya Deva dan Devis, yang menonton juga penasaran.

Plok plok plok plok.

"Hebat-hebat." Kata penyihir hitam sambil menepuk tangannya dan muncul di sisi yang berlainan.

"Kau..."

"Apakah tadi bayanganmu lagi?" Tanya Deva dengan wajah yang serius.

"Ah... lihat wajahmu yang menakutkan itu... kau membuatku sangat ketakutan..." ejek penyihir hitam.

"Jawab aja pertanyaanku penyihir ireng!" Bentak Deva.

Semua yang melihat Deva marah kebingungan, karena baru pertama kali Deva marah.

"Hahahaha kau marah. Kau marah. Harusnya kau melihat wajahmu yang lucu hahahahaha...." ejek penyihir hitam.

Deva diam melihat penyihir hitam dengan tatapan dingin. Tiba-tiba Deva melompat dan menghajar penyihir hitam, tetapi sayangnya penyihir hitam dapat menghindar dengan cepat.

"Grrrr.....! Hei... kak Leo," Panggil Deva.

"Apa?"

"Apakah aku boleh berbicara kasar?"

"TENTU SAJA TIDAK!" Teriak Leo kasar.

"Kau sangat kejam," Cibir Deva.

"Karena kata kasar memang sangat dilarang," Kata Leo kesal.

"Ya, dan itu berlaku juga kepada orang yang lebih dewasa," Cibir Deva lagi.

"Dan aku adalah orang dewasa. Aku lebih tua dari pada orang-orang di sini loh... bahkan aku ada sebelum orang tua Rafa lahir," Kata penyihir hitam sinis.

"Siapa?" Tanya Deva

"Aku"

"Siapa?" Tanya Deva lagi.

"A-.."

"Nanyak. Wahahahahaha...." tawa Deva sampai memegang perutnya.

"Apa maksudnya..."

"Nanti aku jelaskan..." kata Deva masih memengang perutnya.

"Dari mana kau tau itu Deva?" Tanya Andy.

"Oh... beberapa hari yang lalu Loly, Rika dan Nancy menjebakku seperti itu. Karena itu aku juga ikut-ikutan mereka," Kata Deva yang mulai tenang.

"Oh..." kata Devis yang sebenarnya sama sekali tidak mengerti.

"Hihihi... oh iya, kak Rafa. Apakah kau sebenarnya sudah meninggal?" Tanya Deva tampa melihat Rafa sama sekali.

Semuanya kaget sambil melihat ke arah Rafa. Rafa akhirnya tersenyum sambil menutup matanya.

"Benar, dari mana kau tau?" Tanya Rafa.

"Hm? Hanya insting," Kata Deva sambil melihat Rafa dan tersenyum lalu menunjukkan lidahnya.

Rafa hanya tertawa kecil. Begitu juga Leo, dia teringat apa yang di ceritakan pak Ifan saat bertemu Deva yang ke dua kalinya.

"Tunggu! Kalau Devis bisa mengubah sihir hitam menjadi sihir putih berarti...." seru sambil Deva melihat ke arah Devis.

"Akan aku coba," Kata Devis sambil tersnyum ke arah Deva.

Deva sempat terkejut lalu tersenyum juga ke arah Devis.

Adventure In Magic World book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang