Keesokan harinya. Deva dkk berjalan ke arah istana. Bertemulah mereka dengan ke-2 penjaga gerbang istana.
"Kenapa kalian ke sini? Ada perlu apa?" tanya salah satu pengawal dengan lembut.
"Sebenarnya kami ke sini karena..-" ucapan Shafira terputus karena ada yang memanggil mereka.
"Oh, kalian di sini. Ayo masuklah, ratu sudah menunggu," kata seorang laki-laki dengan hormat.
Laki-laki itu mulai berbalik dan berjalan. Deva dan yang lainnya mengikuti laki-laki itu. Mereka masuk ke dalam istana. Ini adalah pertama kalinya mereka masuk ke dalam istana itu. Putih dan elegan. Ada beberapa berlian yang menghiasi ruangan itu, tetapi masih terlihat kalem dan mewah.
Laki-laki itu berhenti di depan pintu yang lumayan besar. Lalu laki-laki itu mengetuk pintu itu pelan.
"Masuklah," kata ratu dari dalam.
Laki-laki itu membukakan pintu besar itu. Terlihat kamar yang begitu damai dengan nuansa biru muda. Di tengah-tengahnya ada sebuah kasur yang terlihat ratu sedang duduk di kasur sambil bersandar.
"Ada apa?" tanya Deva.
"Aku hanya ingin bertemu dengan kalian," kata ratu dengan senyum lebutnya yang tak berubah.
"Bukan itu maksud saya, anda kenapa?" tanya Deva.
"Lagi-lagi kalian terlalu sopan. Aku sedang sakit. Yah... Ini resikonya kalau aku bekerja terlalu keras," kata ratu yang senyumnya tak pudar.
"Anda terlalu banyak bekerja sendiri ratu, kami masih bisa membantu anda kok," kata laki-laki tadi dengan hormat.
"Tidak, aku bisa melakukannya kok. Kalian juga kelihatannya sibuk," kata ratu seperti anak kecil.
"Tapi..."
"Ah, aku mengerti perasaan itu," kata Shafira tiba-tiba.
"Kau mengerti bukan?" Tanya ratu sambil tersenyum senang.
"Ngomong-ngomong ratu, kau sakit apa?" tanya Edward.
"Oh sebenarnya aku hanya kelelahan," kata ratu dengan senyum lembutnya.
"Kau sangat kelelahan sampai kau tak bisa bergerak," kata laki-laki itu dengan kata-kata yang bagaikan pisau untuk ratu.
"Ugh... Kau jahat sekali! Aku masih bergerak tau!" kata ratu seperti anak kecil.
"Iya, tetapi kakimu tak bisa bergerak karena kecapekan bukan?" tanya laki-laki itu.
Ratu hanya bisa diam sambil cemberut.
"(aku rasa ratu memang masih muda, belum mencapai 25. Lalu laki-laki itu...) apa kalian berteman?" tanya Deva.
Ratu dan laki-laki itu sama-sama melihat Deva lalu saling bertatapan.
"Iya, kami sebenarnya teman sejak kami kecil," kata laki-laki itu sambil tersenyum.
"Kami adalah teman yang sangat dekat," tambah ratu sambil tersenyum senang.
Deva dan yang lainya ber-oh ria sambil mengangguk-angguk mengerti. Laki-laki itu melihat sebuah jam saku lalu menutup kembali jam saku itu.
"Ratu, ini waktunya anda beristirahat kembali," kata laki-laki itu yang seperti menuruh ratu untuk berbaring lagi.
"Ugh... Baiklah..." kata ratu yang terpaksa.
"Kalau begitu kami permisi," kata Hayate sambil menunduk.
"Mari saya antar," kata laki-laki itu sambil berjalan mendekati Deva dkk.
Laki-laki itu berjalan keluar dulu lalu di susul oelh Deva dkk.
.
.
Sesampainya di asrama mereka, mereka semua serempak duduk di ruang tengah. Mereka semua juga serempak duduk di sofa dan diam merenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In Magic World book 1
Adventuresebelumnya sudah pernah ku bikin sekitar tahun 2015. tetapi entah mengapa aku memutuskan untuk membuat yang baru agar para pembaca bisa menikmati cerita tanpa di privat. . . beberapa anak terlah terpilih sesuai dengan ramalan yang sudah di be...