Charrity

3.1K 228 45
                                    

"Hinata-hime!"

Naruto berlari cepat menuju Hinatanya, calon istrinya( menurut versinya), yang kini tengah berbincang dengan anak-anak club dance yang lain.

Sial! Ini semua gara-gara Naruto lupa kalau hari ini adalah hari Rabu, dan hari Rabu adalah hari berkumpulnya anak-anak Dance. Sekarang ia jadi terlambat, acaranya pasti sudah selesai. Padahal kan, ini satu-satunya kesempatan baginya untuk menempel pada Hinata.

Yah, setidaknya Natuto masih beruntung karena Hinata belum pulang. Ia masih bisa melihat gadis cantiknya itu, plus bonus penampilan seksinya. Oh.., Hinata seperti minta cepat-cepat dinikahi saja dengan memilih pakaian seperti itu.

, Hinata seperti minta cepat-cepat dinikahi saja dengan memilih pakaian seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Glek!

Naruto menelan ludahnya kasar. Rasanya ia ingin bersujud di kaki Ayahnya Hinata sekarang agar mengijinkan ia membawa pergi Hinata ke tempat sepi dan memangsanya. Tapi ya mana mungkin diijinkan juga ya?

Pria pirang itu menggeleng kuat, berusaha menghilangkan segala pikiran kotor di otaknya.

'Tahan Naruto.., sebentar lagi Halal..., setelah itu lakukanlah apapun yang kau mau...' batinnya menenangkan diri sendiri.

Ia pun kembali melangkah mendekati Hinata-nya yang tidak mempedulikan kehadirannya.

Seperti Biasa!

Hinata kembali memutar bola matanya bosan. Setiap hari selalu begini. Kemanapun ia pergi, pria pirang itu akan selalu mengikutinya seperti ngengat yang tertarik pada cahaya lampu.

Payah! Mendatangi kematiannya sendiri!

Hinata memilih untuk tidak menoleh dan fokus menyebarkan info penting yang tadi tengah ia bincangkan dengan para Senior dan teman-temannya di Club Sex dance, Eh! Maksudnya Sexy Dance.

"Jadi bagaimana Karin-senpai? Kau dan anak-anak lain mau bergabung dengan acara amal ini kan?"

"Acara apa Hime? Kenapa tidak mengajakku?"

Set!

"Hey! Kembalikan Brosur itu!" Hinata berteriak-teriak protes. Tangannya yang panjang dan ramping berusaha meraih kertas itu, tapi karena memang Naruto jauh lebih tinggi darinya, usaha apapun yang ia lakukan untuk mendapatkan Brosur itu kembali dari tangan Naruto tetap tidak ada gunanya.

You Are My Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang