Bukan Cinta Pertama

2.5K 187 16
                                    


"Hey Dobe..., ada apa?” Sasuke seharusnya tidak perlu menanyakan hal yang ia sudah tahu jawabannya. Pria berambut raven itu tentu saja sudah tahu kenapa sahabat dobe nya memilih untuk duduk menyendiri jauh dari yang lain.

Sakit hati? Heart attack? Pain? Apalah namanya, tentu saja Sasuke tahu.

Memangnya bagaimana mungkin perasaanmu tidak hancur jika seseorang yang kau cintai dengan seluruh hatimu berlari pada pria lain. Memeluknya dengan erat seolah mereka akan mati jika pelukan itu terlepas.

Flashback On

“Hyun!!”

“Chubby!!”

Grep!!

Hinata memeluk erat pria  itu. Dia sangat tinggi, karena itu Hinata agak kesulitan. Pria yang dipanggil Hyun tadi pun balas memeluk gadis bertubuh mungil di depannya dengan erat. Mata mereka sama-sama berair. Kerinduan yang mereka rasakan, setelah bertahun-tahun tidak bertemu, kini terbayar sudah. Tapi..., kenapa mereka saling rindu? Apakah mereka punya hubungan khusus?

‘Hinata.., siapa dia..? Apa hubunganmu dengannya? Kenapa kau memanggil namanya seperti itu? Kenapa kau memeluknya di depanku..? Apa aku tidak terlihat di matamu saat ini?’ batin Naruto sambil meremas dada kirinya yang berdenyut sakit.

“Hiks.. Hiks.., Hyun.., Hyun-ssi..”

“Chubby...” Hyun menyisir rambut panjang Hinata dengan jari-jarinya. Kenapa dia melakukan itu? Entahlah, insting mungkin...

“Baumu.., tidak berubah..., tapi chubby yang ku kenal dulu, sekarang sudah jadi gadis yang sangat cantik..., sangat dewasa..., walau pipimu masih chubby...”

“Jihyun..., Jihyun..., Jihyun...” Hinata terus-terusan memanggil nama pria itu sambil menitikan air mata. Bahkan pelukannya semakin mengerat.

Semua orang yang melihat adegan itu pasti akan berpikir bahwa Hinata dan Jihyun adalah dua orang yang benar-benar saling mencintai, terpaksa berpisah dan kemudian secara kebetulan dipertemukan kembali oleh takdir.

Karena itu mereka tidak bisa mengungkapkan perasaan rindu mereka dengan kata-kata dan hanya bisa menangis.

Sasuke juga melihat hal itu. Satu kata dalam pikirannya, “menyedihkan”. Bukan, bukan adegan pelukan itu yang Sasuke lihat. Yang pria itu perhatikan sekarang adalah ekspresi hancur Naruto, sahabatnya yang berdiri mematung melihat gadis yang ia cintai memeluk pria lain di hadapannya.

‘Dobe..?’

Naruto berlari. Ia pergi, mungkin karena tidak inginmelihat adegan pelukan itu lagi, atau mungkin karena hatinya terlalu sakit?

Tanpa buang waktu lagi, Sasuke langsung mengejar sahabat kuningnya itu.

Flashback off

Sasuke tahu Naruto sangat sakit hati sekarang. Pria Uchiha itu pun memutuskan untuk duduk di sebelah Naruto. Pria pirang itu menekuk lututnya seperti anak kecil yang ketakutan. Menyembunyikan wajahnya dibalik lututnya.

“Dobe-“

“Kau tahu Teme? Beberapa menit yang lalu aku berpikir Aku punya sedikit harapan untuk bisa bersama Hinata lagi,tapi sekarang.., harapan itu sudah hancur jadi serpihan kecil-tidak! Hancur menjadi partikel-partikel yang tidak akan bisa disatukan lagi. Aku..., tidak pernah merasa seputus asa ini seumur hidupku...”

Sasuke tertawa remeh. Naruto memang bodoh, menyerah secepat itu? Sepertinya sahabat dobenya ini harus diprovakasi sedikit. Ya..

“Ya kau benar, menyerahlah! Relakan gadis yang sangat kau cintai untuk pria tidak jelas dari masa lalunya itu! Ayo menyerahlah dan tenggelam dalam penyesalan seumur hidupmu!!” teriak Sasuke memprovokasi.

Iris saphire Naruto membelalak kaget. Kenapa? Kenapa Sasuke seperti ini?

“Hanya karena mereka berpelukan bukan berarti mereka punya hubungan spesial! Hanya karena Hinata memanggil namanya dengan sangat manis, bukan berarti pria itu pantas mendapatkan cinta Hinata! Hanya karena pria itu memiliki panggilan sayang untuk Hinata, bukan berarti pria itu benar-benar menyayanginya! Apa kau akan menyerah begitu saja? Kau yakin pria itu lebih pantas untuk Hinata dibanding dirimu?”

“Ti-tidak..”

“Apa? Aku tidak bisa mendengarmu? “

“Tidak!!”

“Lebih keras!!!”

“TIDAK!! HINATA HANYA UNTUKKU!!” teriak Naruto sekeras mungkin. Sasuke tersenyum puas atas hasil kerjanya.

“Bagus.., sekarang kembalilah ke medan tempur, dan selamatkan Putri nya...” ujar si pria raven sambil menepuk bahu sahabatnya.

Naruto tersenyum lebar. Sasuke benar. Ia memang harus berjuang, lagipula ia sudah sejauh ini, sia-sia jika mundur sekarang.

“Trimakasih.., Teme...”

“Anytime..., Dobe...”

Naruto memgacungkan jempolnya sambil mengedipkan satu matanya kemudian pria pirang itu berlari menuju tempat Hinata berada saat ini. Sebenarnya ia tidak tahu sekarang Hinata ada dimana, mungkin ia akan mengelilingi seluruh area pengungsian ini.

“Tunggu Aku..., My Princess...”

🍀🍀🍀🍀

Sementara itu, Hinata  dan pria berambut navy blue yang ia panggil “Hyun” tengah duduk berdua jauh dari keramaian. Hanya mereka berdua, dengan segelas kopi di tangan mereka masing-masing. Jangan salah sangka jika ini adalah reuni mengharukan atau romantis, saat ini mereka berdua justru merasa sangat canggung. Tidak ada satupun dari mereka berdua yang mau memulai percakapan.

Aneh sekali, padahal tadi mereka berpelukan sangat erat. Saling membisikan nama masing-masing dalam air mata, itupun dihadapan semua orang. Tapi kenapa sekarang justru kebisuan yang menyelimuti mereka?

“Kenapa kau diam saja, Hyun?” Hinata memberanikan diri memulai percakapan. Jihyun tersenyum senang, ia senang karena Hinata memulai percakapan, bukankah itu berarti gadis itu sudah tidak marah padanya?

“Chubby-“

“Tolong jangan panggil aku seperti itu Hyun , itu membuatku tidak nyaman. Lagipula, kekasihmu pasti tidak akan suka juga kau memanggil “mantan” kekasihmu dengan panggilan sayang seperti itu..” ekspresi gembira Jihyun berubah kembali menjadi sedih.

“Uh.., oh.., baiklah...,ehehehe, ini lucu sekali...”

“Apanya?”

“Tadinya kukira kau sudah tidak marah padaku lagi, kukira kau sudah memaafkanku, sejujurnya...,aku tidak punya muka untuk bertemu denganmu dan keluargamu lagi setelah apa yang kulakukan, A-aku-“

“Sudahlah..., lupakan saja..., itu bukan salahmu...” iris amethyst jihyun membelalak mendengar ucapan lirih Hinata.

“Ma-maksudmu?”

“Kau mencintainya, dia mencintaimu, apa yang bisa kulakukan? Bukan salah kalian jika hati kalian saling terikat satu sama lain. Akulah yang seharusnya minta maaf..., tidak seharusnya aku marah dengan membabi buta seperti itu. Tidak seharusnya aku bicara sekasar itu padamu , bahkan mengusirmu...hiks..hiks.. Maafkan aku Hyun...”

You Are My Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang