Bagian Dua

9.3K 929 26
                                    

"Lo! Gak bisa banget ya, sehari aja, gak buat ulah?" Tanya Ali dengan nada yang tidak sreg. Prilly menatap Ali nyalang, "Kok lo yang ribet banget sih? Lagian ini juga di luar sekolah, lo gak ada hak buat ngatur-ngatur kehidupan gue!"

"Tapi lo ngelanggar perikemanusiaan, lo udah ngerusak hak asasi manusia," ujar Ali. Prilly memutar bola matanya kesal, "Udah puas ceramahnya? Selama lo bukan siapa-siapa gue, jangan nge-bacod sama gue deh."

"Gue gak suka aja ada seorang cewek yang seharusnya mendem di rumah, ini malah keluyuran cuma buat cari target buat dibully." Ali melirik Prilly dengan senyuman sinis. Prilly memutar bola matanya jengkel.

Kemudian ia tertawa keras, "Yang keluyuran siapa? Gue kan! Kaki, kaki siapa? Kaki gue kan?! Jangan kebanyakan pencitraan deh lo, kebanyakan sok sucinya. Dan gue ingatin sama lo satu hal! Jangan suka caper deh! Bukan tipe gue banget."

"Jadi lo pengennya sekarang gue ngalah? Terus minta maaf karena udah halangin rencana busuk lo itu? Gak bakal!" Ujar Ali keras. "Hidup gue terlalu indah buat nerima permintaan maaf lo yang gak tulus, mendingan sekarang lo cabut deh." Ujar Prilly sinis.

"Gue contek ucapan lo, ini kaki punya siapa? Gue kan?! Terserah dong, gue mau berkeliaran dimana aja." Ujar Ali. "Serah lo, kalo lo gak mau pergi mending gue yang pergi, nyari target baru." Ujar Prilly sarkas.

Prilly melangkahkan kakinya menjauh, ia semakin mempercepat langkahnya saat mengetahui Ali turut mengekorinya. Prilly menghentikan langkahnya dengan sebal, secara mendadak ia berbalik. Alhasil, tubuhnya yang kecil itu menubruk dada bidang Ali.

Prilly terdiam sesaat menikmati alunan debaran jantung Ali yang berdetak sangat merdu, "Ekhem..sorry gue gak maksud, lagian lo pake acara modus banget tiba-tiba berdiri di belakang gue," ucap Prilly kikuk.

"Perasaan lo yang tadi tiba-tiba balik deh, kok gue mulu yang salah?" Tanya Ali ikutan kesal. "Coba kalo lo gak ngikutin gue, lagian kenapa lo kepo banget sama dunia gue sih? Urus aja hidup lo yang masih absurd itu," gertak Prilly.

"Lo gak lupa dengan gelar gue kan?" Tanya Ali sombong. "Hanya gelar Ketua OSIS itu lo songong-nya kebangetan? Gue bisa buat surat kaleng ngirim ke pos OSIS buat ngusulin biar Ketua OSIS-nya diganti aja," ancam Prilly.

"Gak segampang itu kali, lagian lo gak berhak buat cabut jabatan gue. Selama gue masih jadi Ketua OSIS, semua urusan lo itu urusan gue. Gue gak mau aja, sekolah kita di cap buruk gara-gara ulah lo yang gak banget itu. Terlalu liar, kayak gak disekolahin aja," ujar Ali dengan nada ketus.

"Gue bingung aja sama lo. Muka lo memadai untuk jadi primadona di sekolah, cuma tingkat pencintraan lo itu, uh..gak banget! Lagian lo itu terlalu baik buat mata-matain gue, mending lo nyari pacar deh. Biar gak gangguin hidup gue mulu," kata Prilly dengan nada mengejek.

"Lo gak usah terlalu maksain diri buat bisa bersanding sama gue, lagian gue tinggal nunjuk aja siapa yang mau gue jadiin pacar. Karena mereka gak bakal bisa menolak pesona gue," ujar Ali menunjukkan smirk andalan. Prilly kemudian tertawa meremehkan, ingin rasanya ia mematahkan rahang Ali.

"Mending sekarang lo pergi sebelum gue bertindak yang lebih, misalnya kayak gue nge-bully lo?" Ali menaikkan alis mendengar pertanyaan, ralat pernyataan Prilly.

"Lo? Mau nge-bully cogan kayak gue? Kadang lo suka lucu deh," kata Ali enteng. Prilly memutar bola matanya malas, "Ganteng? Gajah tenggelem maksud lo? Cocok tuh, cocok kayak muka lo yang mirip sempaknya kuda nil, ada asem-asemnya gimana gitu," ledek Prilly.

"Gue gak peduli sama ledekan lo, sosok tukang bully yang ada pada lo, gak bakal mempan nyerang gue." Ujar Ali tertawa sinis. "Sekarang lo gak bisa jawab? Wuah...akhirnya, ada seseorang yang bisa buat Ratu Tukang Bully di sekolah terdiam, telak." Kini gantian Prilly yang terpojok.

"Lagian ini kan, di luar sekolah. Artinya lo gak berhak ngatur hidup gue. Jabatan lo cuma secuil manusia yang kurang perhatian tau gak? Lo bukan Ketua OSIS disini, dan lo gak berhak ngatur hidup gue. Pergi sekarang!" Teriak Prilly marah.

"Sebelum lo nyuruh juga kaki gue udah mau jalan, bisa keseleo rambut gue kalo deket-deket sama tukang bully kayak lo," balas Ali tak kalah kencang. Ali melirik Prilly sinis, yang dibalas pelototan tajam oleh Prilly.

* * *

Pagi-pagi buta, Prilly sudah menggerutu sebal sepanjang jalan. Gritte yang melihat hal itu merasa aneh, lantas Gritte bertanya. "Lo kenapa? Ngomel mulu dari tadi. Gagal dapet mangsa?" Tanya Gritte membuat Prilly semakin dongkol.

"Bukan, tapi tadi gue lihat si Rassya jalan sama Ghina." Balas Prilly dengan nada kesal. Gritte tertawa kencang, "Ghina, wakil ketua OSIS? Lo kalah sama dia? Lagian emang lo beneran suka ya sama Rassya?"

Prilly menggeleng, "Bukan gitu." Prilly meneguk ludahnya, "Kemungkinan besar si Rassya gak bisa di pihak gue dong. Dia gak bakal nambah kerjaan OSIS, kalo dia gak ngikut bully orang bareng gue." Imbuh Prilly membuat Gritte menepuk jidatnya.

"Astaga, Pril. Segitunya banget ya lo! Kenapa lo gak bully si Ghina aja?" Usul Gritte membuat Prilly mengernyit, tak lama disusul dengan pekikan girang. "Ide lo bagus, sayangnya gue mau ngehancurin si Ali dulu." Ujar Prilly lagi.

"Hah? Kenapa sama Ali? Perasaan dia belom nyari masalah sama lo pagi ini?" Tanya Gritte. "Bukan pagi ini, tapi kemaren malem." Jawab Prilly. Jawaban singkat Prilly berhasil membuat Gritte penasaran. "Emangnya kenapa lagi sih sama dia?" Tanya Gritte bingung.

"Semalem, gue jumpa bocah gendut banget, pokoknya gemesin, sayangnya itu target bully-an gue. Nah, pas gue mau ngambil sendal bocah itu, Ali keburu dateng dan seperti biasa. Jadi pahlawan kesiangan. Sampah banget 'kan?" Prilly bercerita dengan nada ketus yang sangat mendominasi.

* * *

100 vote dan 25 comment untuk bagian ketiga.
Tidak memaksa, hanya ingin kalian lebih menghargai karya saya. Karya tercipta untuk dihargai.
Kenapa saya tetap update meski vomment belum tercapai? Saya merasa sebagian orang mungkin akan merasa tertekan jika saya menargetkan vomment di tiap part. Jadi, saya memutuskan untuk update jika saya sudah selesai merevisi kembali. Tetapi, semakin kamu melakukan vomment, saya akan semakin sering update.

OMBROPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang