Talking To The Moon

8.4K 510 27
                                    

"At night when the starslight
out my room i sit by myself..."

Tinggal beberapa bulan lagi peringatan satu tahun kematian mu. Hampir satu tahun itu pula aku berusaha melupakan bayang-bayang mu.

Masih ingat kah kamu dimana kita masih dekat? Kita sering berbicara lewat telfon dan juga pesan singkat. Waktu itu aku sangat senang An, senang sekali. Aku sampai bercerita kepada dua sahabatku, yaitu Muthia dan Sari. Teman yang mengenalkan ku padamu, Iqbal, bahkan ia tidak tahu bahwa aku suka sama kamu.

Waktu itu, kamu selalu melontarkan rayuan-rayuan yang membuatku tertawa sangat keras dimalam hari. Kamu selalu mengingatkan ku untuk beribadah, kamu selalu menginginkan ku untuk tidak jatuh kepada laki-laki yang nakal.

Kamu masih ingat, An? Kamu sering meminta ku bernyanyi untuk mu. Kamu bilang suara ku bagus. Ketika itu, kamu sangat senang mendengar ku bernyanyi Grenade dan juga Back To December. Masih teringat jelas difikiranku penyanyi favorite mu; Bruno Mars, Taylor Swift dan juga Avril Lavigne.

Ingat tidak An, ketika Avril ulang tahun, kamu mengirimi ku pesan menanyakan apa bahasa inggris nya kata-kata yang kamu ingin ucapkan kepada penyanyi itu? Ck, aku tertawa terbahak-bahak An asal kau tahu.

Akhirnya, tibalah hari itu. Ketika malam nya kita berbincang ditelfon bersama empat teman lainnya, aku terperanjat ketika pagi nya aku membuka twitter dan bio mu sudah bertuliskan nama pacar barumu. Tidak, bukan baru. Tapi kamu kembali pada perempuan yang sudah mengkhianati mu itu.

Aku menangis tidak percaya. Semenjak saat itu, aku selalu mencari cara agar bisa menjauhi mu. Aku selalu menolak ketika teman-teman mengajak ku berbicang ditelfon beramai-ramai seperti biasanya. Ka u tahu mengapa? Karna aku tidak sanggup mendengar suara mu. Aku pasti kembali menangis dan membuatmu bingung.

Selang dua minggu kemudian, Iqbal mengajakku bermain kerumah Andre. Disitu aku mau saja, karna Iqbal bilang, kamu tidak ada disana. Ketika aku semakin sering bermain bersama Iqbal dan Andre, aku semakin dekat dengan Andre. Namun, kamu tiba-tiba melarangku mendekatinya. Disitu aku marah, kamu saja kembali dengan mantan pacarmu, masa aku tidak boleh dekat dengan pria lain?!

Namun, ketika seminggu kemudian aku semakin dekat dengan Andre, aku mendapat kabar bahwa kamu sakit. Perut mu mengeras dan membengkak karna usus mu pecah. Kala itu, aku mengira semuanya hanya bualan. Tapi, besoknya Andre bilang bahwa kamu sudah tidak sadarkan diri, An. Kamu tahu apa reaksi ku saat itu? Aku menangis, An.

Aku sangat ingin menjengukmu di RS Bhakti Asih waktu itu, tapi aku sedang berada jauh dari rumah. Yasudah, aku fikir besoknya aku bisa menemui mu, kan?

Tapi ternyata Allah sangat menyayangi mu, An.

Paginya, pukul 5 aku mendapat pesan dari Iqbal. kurang lebih isinya seperti ini;
"Vir, aan meninggal;("

Hell no! Aku sempat tidak percaya dan kembali tidur. Namun perasaan ku tidak enak. Aku segera menelfon Iqbal. Dan ternyata benar, kamu sudah meninggalkan ku untuk selamanya, An. Padahal, aku belum memberitahu kamu tentan perasaanku ini.

Aku segera berangkat kerumah duka bersama Muthia.

Betapa terkejutnya aku menemukan tubuhmu sudah tergeletak lemah diatas tempat tidur. Disana ada pacar mu, dia juga menangis dan wajah nya terlihat pucat. Untugnya, aku sempat melihat jasad mu sebelum dikebumikan. Aku mengelus rambtmu. Dan disana, aku akhirnya berkata; gue sayang sama lo, Aan.

Itulah hari terakhir dimana aku bertemu denganmu, Farhan Maulana Yusuf.

"In hope you're
on the other side
talking to me too
or am i a fool?
talking to the moon...."

p.s: ini cerita nyata aku. bulan juni nanti, peringatan satu tahun meninggalnya alm. Aan

semoga dia tenang disisi Allah SWT

pelajaran yg bisa kalian ambil dari sini adalah; kalo kalian suka sama seseorang, ya bilang. sebelum akhirnya...... kalian nyesel:)

Book and CoffeeWhere stories live. Discover now