Chapter 6 : The Absurd Visit

4.7K 225 14
                                    


Malam itu aku berdua dengan pembantuku. Namun kali ini kita tidak hanya berdua. Ada seekor anjing kecil berjenis Pug yang menemani kami. Ya, kami menyelundupkan anjing tersebut didalam sekotak kardus kecil untuk masuk ke dalam apartemen karena peraturan yang tidak boleh membawa binatang peliharaan. Aku sangat senang waktu itu karena ia sangat lucu. Wajahnya yang hitam dan berkerut merupakan keunikan daripadanya. Sejak itu aku menjadi fans anjing tipe yang berkerut (ahaha, dibilangnya sukanya yang jelek mulu xD).

Aku menyukai apartemen ini, disamping kamarku terdapat lemari buku yang sangat besar. Aku sangat menyukai membaca novel dan komik sejak dulu. Apartemen ini sangat kecil dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Begitu keluar kamar, kita langsung dapat melihat ruang tamu dan makan yang dijadikan satu.

Aku duduk bertiga diruang tengah untuk menonton TV. Dari ruang tengah, terdapat dua pintu, kamarku dan kamar ibuku. Pintu kamarku kubiarkan terbuka dan langsung mengarah ke jendela yang terbuka juga. Sambil menonton TV, aku membuka laptop untuk bermain dota—kebiasaan baruku. Walaupun tidak begitu ahli, setidaknya aku dapat melepas stress sementara.

Malam itu cukup panas. Aku berjalan menutup jendela kamarku dan menyalakan AC ruang tamu. Aku merasakan angin dingin yang berhembus ketika jendela sudah ditutup, tetapi aku tidak terlalu memperdulikannya. Aku kembali ke sofa ruang tamu. Tiba-tiba anjing kecilku berjalan ke depan kamar dan menggonggong tanpa henti. Kami panik jika nanti gonggongannya akan terdengar oleh tetangga. Maka aku segera melihat ke kamar untuk mengecek keganjilan. Tidak ada apapun. Aku dan pembantuku bingung. Kami mencoba menjauhkannya dari kamar, tetapi ia tetap kembali untuk menggonggong.

Akhirnya aku memejamkan mata sebentar. Menarik nafas, dan membukanya. ASTAGA.....

Di atas kasurku, terduduk dia dengan rambut panjangnya, menunduk dan bajunya lusuh putih kecoklatan. Aku terdiam. Ia menggoyangkan kakinya yang penuh luka disamping tempat tidur layaknya anak kecil. Tentu saja hanya aku, dan mungkin pug kecilku yang dapat melihatnya. Setelah agak lama aku menatapnya, ia mulai memiringkan kepalanya, menatapku. Aku berteriak. KYAAAA. Langkahku mundur, bulu kudukku naik dan jantungku berdebar keras. Pembantuku akhirnya ikut ketakutan.

Kami berpikir keras, bagaimana caranya mengusir makhluk tersebut. Akhirnya kami sepakat melempar beberapa barang ke atas tempat tidurku. Aku melempar sapu lidi, dan gunting. Makhluk itu hanya menyingkir. Tatapannya semakin tajam dan miring kepalanya tidak wajar. Ia tahu aku dapat melihatnya. Ia tersenyum. Senyumannya membuatku semakin ketakutan. Dingin dan sinis.

Ideku hampir habis. Akhirnya aku melempar anjing kecilku keatas kasur (jadi tumbal ahaha, jahat banget ya..). Entah mengapa ia langsung mundur dan menghilang dibalik dinding. Aku mengela napas lega. Walaupun begitu, aku tetap tidur sendirian di kamar itu.

_______________________________________________

Nb : disini aku belum belajar apapun. Jadi masih maklum belum tahu cara mengatasi hal-hal gaib.. ahaha.. untung itu baby aku ga kenapa-kenapa ya xD jadi tumbal...

Indigo's LifeWhere stories live. Discover now