37

9.2K 374 21
                                    

Warning! 18++
---

Jany menuruni tangga dengan alis yang saling bertautan.

Bagaimana tidak? Saat ia keluar kamar, pemandangan dibawah sana berhasil menarik perhatiannya.

Didepan ruang kerja, ia melihat bunda nya tengah berdiri dengan wajah yang cemas sambil sesekali menutup wajahnya dengan kedua tangannya, berjalan kesana kemari seperti orang yang kebingungan.

"Bun?" Tegur Jany dengan hati-hati takut mengagetkan bunda-nya.

Bunda yang mendengar itu spontan berbalik dan mendapati Jany telah berdiri dibelakangnya dengan wajah seolah bertanya 'ada apa'

"Ayah dan kakak kam---"

Klek

Perkataan bunda terhenti saat mendengar suara pintu dibuka. Sudah sedari tadi ia ingin mendengar apa yang dibicarakan Alex dan suami-nya didalam sana, tapi sayangnya ruangan itu kedap akan suara.

Bunda yang melihat Alex membuka pintu segera berjalan mendekat memegang dengan erat lengan Alex dan menatapnya lekat dengan air muka yang bercampur.

Alex yang melihat bunda nya seperti itu langsung memberikan pelukan singkat lalu menatap bunda-nya sambil tersenyum.

Awalnya ia menggeleng, bunda bingung dengan maksud itu.

"Nggak apa-apa bun" ucapnya tanpa melepas tatapan dan senyuman itu untuk bunda-nya "Alex mau kekamar dulu, mau istrahat" ia melepaskan tangan bunda-nya dari dirinya dan segera berjalan meninggalkan tempat itu tanpa melihat Jany yang tengah berdiri tak jauh dari mereka dan mematung kebingungan dengan situasi yang ia tidak ketahui.

Bunda dan Jany terus melihat Alex yang menaiki tangga dengan langkah beratnya sampai Alex menghilang dibalik pintu diatas sana.

Bunda segera berlari masuk kedalam ruang kerja tadi dan menutup pintu hingga berbunyi suara keras. Jany-pun juga ingin mengikuti langkah kaki bundanya kedalam ruangan itu tapi saat ia memutar kenop pintu, pintu itu telah terkunci dan berhasil membuat Jany tambah bingung.

*****

Sudah lebih dari satu jam Jany berdiri di ruang tengah sambil mata nya terus menerus melihat ke arah atas pintu kamar Alex dan melihat lagi kepintu yang tertutup rapat didekat ia berdiri.

"Apa yang terjadi selama gue dikamar tadi?" Jany mondar-mandir sambil menggigit kuku jari telunjuknya.

Ada apa dengan ayah dan ka Alex? Kenapa bunda segitu khawatirnya sampai nangis kek gitu? Apa yang terjadi? Apa? Batin Jany yang tengah sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

Jany berhenti dari mondar-mandirnya lalu menatap tajam ke lantai atas, kepintu yang juga masih tertutup rapat disana.

"Apa? Kenapa ka Alex? Sampai-sampai ka Alex gak liat aku di belakang bunda tadi? Sedikitpun nggak! Bahkan melirik sebentar saja nggak ada! Apa aku nggak terlihat dari sudut mata kakak?!" Teriak Jany tak terima mengingat bagaimana Alex yang mengacuhkannya tadi.

Kini mata-nya menatap tajam lagi ke pintu yang masih tertutup rapat didepannya "Ayaaaah? Bundaaaa? Jany pengen tau, bukain pintu nya? Ada apa dengan kalian?" Teriaknya masih juga tidak terima.

Tapi, Jany tau semua itu sia-sia. Tak ada yang akan mendengarnya sedikitpun walau terus teriak sampai suaranya habis. Ingat! Setiap ruangan dirumah itu kedap suara.

Jany menghela nafasnya dengan kasar dan memilih naik kekamarnya karena lelah menunggu penjelasan yang tidak ia dapati sedari tadi.

*****

I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang