27. Awal dari Cerita yang Baru

449 16 5
                                    




Hari ini Hari Minggu. Aku bangun dari tidurku, membuka mata, menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.

Akhirnya Minggu juga.

Sekolahku yang sekarang berbeda dengan sekolahku yang dulu. Tiga tahun di SMP, aku terbiasa dengan sistem lima hari sekolah, membuatku punya waktu dua hari untuk sejenak lari dari segala hal yang memusingkan di sekolah.

Tapi sayangnya, tiga tahun sepertinya berlalu terlalu cepat.

Tahun lalu, aku diluluskan dari SMP dan membawa pulang sebuah piala, lambang bahwa seorang Nathania Selena berhasil menjadi orang kelima yang meraih nilai Ujian Nasional tertinggi. Kala itu aku merasa sangat bangga pada diriku sendiri. Paling tidak, aku bisa membuktikan kepada Bunda bahwa aku tidaklah terlalu mengecewakan.

Dengan nilai yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, aku berhasil masuk ke salah satu SMA favorit di kotaku. Dan, di sinilah aku sekarang. Menjalani kehidupan yang makin hari terasa makin berat. Mau tidak mau, harus menikmati sekolah yang untukku, super-duper melelahkan. Sekolahku tidak lagi lima hari sekolah dan tidak lagi banyak libur. Pelajaran memusingkan dan banyak tugas setiap harinya, membuatku bersyukur akan datangnya hari ini. Akhirnya, aku bisa istirahat sejenak.

Sama seperti Hari Minggu sebelum-sebelumnya, aku tak pernah punya rencana untuk pergi ke mana-mana. Sama seperti hari sebelum-sebelumnya, tidak ada malas-malasan di hari ini. Masih bangun pagi, masih mandi pagi. Lalu setelah itu, aku pasti bingung harus melakukan apa. Ya, beginilah hidupku.

Kulirik jam dindingku.

Jam enam pagi.

Aku bangkit lalu berjalan pelan menuju ke kamar mandi.

Tok... Tok... Tok...

"Selena...!" terdengar ketukan di pintu kamarku disambung dengan suara Alluna yang memanggilku. Aku menengok ke arah pintu, menggagalkan niatku untuk segera mandi.

"Iya, ada apa, Al? Masuk aja," jawabku.

"Di cari, tuh, sama teman-temanmu. Cepat turun, ya. Mereka ada di ruang tamu," kepala Alluna menyembul dari balik pintu.

Hah, 'teman-teman'? Siapa?

Belum sempat aku menjawab Alluna, pintu sudah tertutup lagi. Buru-buru aku pergi mandi sambil tetap menebak-nebak siapa yang datang.

---

"Wuih, Putri Solo udah selesai mandi, udah cantik," kata seseorang setelah aku turun ke ruang tamu.

Hah?! Dorry dan Joey... ngapain ke sini?!

"Loh, kok, pagi-pagi ke sini? Mau apa?" tanyaku datar.

"Mau ngajak kamu pergi, jalan-jalan," kata Joey.

Kalimat Joey barusan sama sekali bukan ajakan. Aku tak perlu mengangguk ataupun menggeleng. Tiap kali Joey berkata begitu adalah keharusan bagiku untuk mengikuti apa yang dia mau.

Mataku menyapu seluruh ruangan, mencari seseorang.

"Gabriel ada di mobil," kata Joey seolah mengerti siapa yang sedang kucari.

Aku menarik nafas.

Ya, ampun. Aku harus apa?

"Mm, a... aku pamit Bunda dan Alluna dulu, ya," kataku sedikit terbata.

"Bunda masih tidur. Nanti, kakak yang akan bilang ke Bunda kalau kamu pergi dengan teman-temanmu. Hati-hati, Sel. Have fun, ya," kata Alluna yang tiba-tiba saja muncul.

Aku mengangguk pelan.

"Kita mau ke mana?" tanya Dorry yang berjalan di sampingku.

"Sel...?" panggilnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Maaf?Where stories live. Discover now