Meet You Again

435 47 1
                                    

'Aku ingin bertemu.. hari ini, jangan terlambat karna waktuku tidak banyak'

Beijing, Cina. Negeri ini begitu banyak menyimpan kenangan manis bagi seorang pemuda bernama Oh Sehun. bukan negeri asalnya namun tetap bagaikan rumah jika dia sudah berada disini.

Entah sudah yang keberapa kalinya ia daratkan kakinya di Tanah Cina, tapi untuk kali ini adalah kali kedua dia datang ke Beijing guna menemui seseorang. seseorang yang begitu berarti bagi hidupnya. Dan baru saja tadi ia mengirim pesan kepada seseorang yang menjadi tujuannya datang kemari.

Sehun yakin seseorang yang menjadi tujuannya itu pasti terkejut ketika mendapat pesan darinya. mengingat itu sangat mendadak.

Ia sebenarnya tak yakin jika seseorang itu akan datang menemunya hari ini, karna ia tahu hari ini orang itu sedang mengisi sebuah acara. Dia pasti sibuk dan bodohnya Sehun telah mengganggu kesibukan orang lain. Tapi ia tak peduli, ia hanya meminta untuk bertemu disaat mereka sudah jarang bahkan sudah tidak bisa lagi bertemu setelah orang itu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya disini, di Beijing.

Sehun mengeratkan jaketnya, udara semakin dingin malam ini karna sudah masuk bulan Desember. Baru satu jam yang lalu dia tiba di Bandara Internasional Beijing dan tanpa pikir panjang ia langsung memutuskan ke salah satu tempat di Beijing yang dulu pernah ia kunjungi bersama orang itu.

‘Tak perlu disebutkan kan? Aku takut ada paparazzi memergokiku ketika sedang bersamanya nanti’ Sehun terkekeh saat pikiran itu melintas begitu saja.

Dia masih bertahan disana, tak jarang ia mengagumi kota modern ini ketika malam hari. Benar-benar indah untuk dinikmati walau hanya melihat deretan gedung pencakar langit berhiaskan lampu-lampu sorot warna-warni yang indah ditata.

Hingga waktu berjalan satu jam orang yang ditunggunya belum tiba. Sehun tersenyum kecut, ia raih ponselnya, melihat apakah ada pesan atau panggilan dari orang itu, tapi na’asnya dia tidak mendapatkannya. Sehun belum menyerah dia tetap akan menunggu.

Hal bodoh lain yang Sehun lakukan adalah, -Tidak memberitahu tempat pertemuan mereka- mungkin saja orang itu bingung harus menemui Sehun dimana. Tapi jika tak tahu pasti orang itu sudah menelpon atau setidaknya memberi pesan, menanyakan Sehun berada di mana. Dan lagi-lagi itu tak terjadi. Orang itu tak menanyakannya.

Sudah dua jam lebih dan ini sudah menunjukan pukul 11 tengah malam. Sehun merasakan tubuhnya sudah kaku karna udara dingin. Asap putih mengepul ketika ia bernafas. Ia masih tetap berdiri disana, menunggu. Meskipun kenyataannya menunggu adalah hal yang paling tidak ia sukai, tapi jika menyangkut orang ini. Menunggu akan menjadi hal yang paling ia suka seumur hidupnya.

Tap

Sehun mendongak ketika suara langkah berhenti tak jauh dari posisinya berdiri. Mata yang awalnya sendu memancarkan rasa lelah dan juga sedih, tubuh yang awalnya sudah kaku dan serasa lumpuh secara tiba-tiba, udara yang awalnya dingin sekarang semua itu rasanya sirna begitu saja ketika Sehun melihat, disana tak jauh dari tempatnya, orang yang ia tunggu sudah datang. Masih mengenakan jas hitam dibalut dengan mantel yang menyelimuti tubuh mungilnya.

Senyum mengembang di bibir Sehun yang sudah bergemerutuk. Keyakinannya memang tak pernah salah, orang itu pasti datang.

Sehun bergerak mengambil langkah untuk menghampiri orang itu, memeluknya, menyalurkan rasa hangat di udara dingin malam, menyapa nya dan menggenggam erat tangan mungil itu. tapi sebuah intrupsi menghentikannya.

“Berhenti! Jangan … mendekat.” Senyum cerah yang awalnya ditunjukan Sehun untuk menyambut orang itu kini berubah menjadi senyum pahit. Dan ia terpaksa tetap berdiri disana, memandang sosok itu dengan sendu.

kumpulan Drabble Hun - HanWhere stories live. Discover now