Part Twenty Five - Gladiator (Meredith)

10.5K 764 44
                                    

Kami sedang bersiap-siap untuk pergi dari Luna Wand ke Detroit. Sebenarnya aku ingin kembali kerumahku terlebih dahulu untuk mengucapkan selamat tinggal, tetapi menurut Bianca itu terlalu beresiko, lagian mungkin aku belum tentu tahu dimana letak rumahku sekarang. Jadi, rencananya adalah kita akan pergi ke Detoritlewat hutan dan naik pesawat tanpa pasport, terdengar gila? Ya. Tapi Bianca meyakinkan kami kalau rencana ini bakal berhasil. Dia bersumpah sudah memikirkannya tadi malam.

Ethan membawakan tasku, yang kebanyakan berisi benda pribadiku. London membawa tas Bianca yang berisi barang-barang paling berguna, dan Tyler membawa tasnya yang berisi persediaan makanan dan minuman untuk kami selama perjalanan. Aku tidak tahu apa yang akan berada dibenak orang-orang ketika melihat enam remaja dengan pakaian kotor naik pesawat.

Aku tidak mau memikirkannya itu terlebih dahulu. Misi kita untuk kabur dari Luna Wand sudah terasa berat, apalagi kalau Liza sudah tahu kalau kita belum meninggal, kemungkinan terburuknya malahan dia mungkin tahu kita bersembunyi disini.

Sebelum kami semua keluar dari terowongan itu, Bianca dan Tyler sudah mengecek keadaan diluar. Keadaan diluar aman. Namun kami semua tetap berhati-hati, Ethan dan London berada dibaris paling depan. Aku dan Claire berada diposisi tengah, dan yang berada diposisi paling belakang adalah Bianca dan Tyler.

“Sudah siap?” tanya Ethan yang berdiri paling depan. Setelah itu, kami berenam keluar dari terowongan itu, melewati cahaya merah yang membutakan kami seketika, lalu bergerak kembali melewati terowongan. Samar-samar, aku dapat merasakan polusi udara, debu yang terbang dimana-mana, dan sebuah perasaan. Perasaanku tidak enak, aku tidak hanya ada enam emosi disekitarku, ada lebih dari enam emosi.

“Tunggu!” teriak Claire sambil memegang dahinya tampak kesakitan.

“Ada apa?” tanya London memutar tubuhnya dengan cepat, tetapi terlambat. Seseorang menarik tubuh London keluar dari terowongan. Seorang laki-laki berjas hitam.

“Mereka berada diluar,” kata Ethan segera berlari keluar.

“Kita harus menyelamatkan London,” gumamku sambil menyerahkan Clairine pada Bianca, berlari secepat mungkin keluar dari terowongan.

Aku menelan ludah melihat pemandangan didepanku. Paling tidak ada lima puluh laki-laki berjas hitam dengan senapannya siap menembak kami, dengan salah satunya berdiri paling depan menodongkan senapannya dikepala London. Ethan tampak berdiri didepanku, mengangkat tangannya. Aku mengikuti gerakannya, aku tahu aku adalah orang bodoh kalau aku menyerang mereka, kemampuanku belum bisa mengalahkan lima puluh orang sekaligus.

“Kalian semua yang berada didalam keluar!” teriak laki-laki itu tegas.

Apa yang akan kita lakukan selajutnya, Meredith? Ethan berusaha bertanya padaku lewat pikirannya.

“Diam,” desisku kehabisan ide.

Tyler keluar pertama dari terowongan, dengan kedua tangan yang sudah terangkat keatas. Lalu Clairine tampak bergetar, dan yang terakhir Bianca keluar dari terowongan, tampak dapat mengendalikan diri dengan baik.

“Kalian semua akan ikut bersama kami,” kata laki-laki itu lagi sambil mendorong London kesalah satu temannya yang bertubuh kekar. Lalu dia berjalan mendekati kami dan menarik Clairine, membuatku dan Clairine berteriak hampir bersamaan. “Kalau salah satu dari kalian ada yang berusaha untuk kabur, dua orang ini akan meninggal.”

Para laki-laki berjas hitam itu kemudian melingkari kami, membuat kami benar-benar tidak bisa kabur, seakan-akan mereka sudah berlatih untuk melakukan hal ini. Aku hampir tidak bisa melihat keadaan diluar sana karena tubuh tinggi para laki-laki berjas hitam itu. Namun aku dapat melihat mobil merah Paman Ronald didekat hutan. Mereka nyaris selamat. Tapi mungkin mereka lebih memilih untuk meninggal daripada melakukan misi ini. Semua yang telah terjadi adalah untuk kebaikan semua orang.

Luna Wand: The Unknown StoryWhere stories live. Discover now