6

916 69 4
                                    

Chapter 6

Luhan masih bungkam, dia menatap Sehun lama sebelum akhirnya dia yang lebih dulu memutuskan kontak dan masuk ke toilet untuk mandi.

Sehun bergerak dan mengikuti langkah Luhan menuju Kamar mandi, Kakinya ia gunakan untuk menghadang pintu kamar mandi ketika Luhan akan menutupnya, tubuhnya langsung melesat masuk tanpa memperdulikan protes dari Luhan.

"Keluar Oh Sehun, aku mau mandi."

"Aku juga, kita mandi bersama saja. kita kan akan pergi bersama."

"Memangnya Aku menyetujuinya? Kurasa tidak Sehun." Ucap Luhan mantap.

"Kau hanya diam saja tadi, dan diam artinya setuju."

Luhan Menganga tak percaya, ia benar-benar tak habis pikir kenapa Sehun sekarang terlihat begitu menyebalkan. Ia gemas dengan pria di hadapannya ini yang terkesan arogan dan terlalu percaya diri.

Luhan menarik tangan Sehun dan membuka pintu kamar mandi guna mengusir Sehun dari sana namun, Tangan Sehun segera meraih tangan Luhan dan kembali membawa tubuh mereka masuk dan kini Keduanya sudah berada di dalam Box Shower.

"K-kau tidak benar-benar serius mandi bersama kan Sehun?" Tanya Luhan tanpa menatap Sehun, ia benar-benar kesulitan mengontrol perasaannya sekarang.

"Aku serius, lagipula apa yang perlu di takutkan. Kita kan sama-sama pria."

Setelah mengatakan itu Sehun segera melecuti seluruh pakaiannya, Luhan membelalak dan mengambil langkah untuk keluar namun dengan sigap Sehun menahan pintu dan kembali menyuruh Luhan untuk tetap di dalam.

"Kau saja yang mandi, aku akan gunakan toilet bawah."

Luhan kembali akan mengambil langkah keluar dan lagi-lagi Sehun menahannya, namun kini Sehun mengambil tindakan lain yaitu langsung melecuti seluruh pakaian Luhan.

"Yaa! apa yang kau lakukan bodoh, lepaskan! Aku bisa sendiri." Luhan protes dan langsung menyingkirkan tangan Sehun yang sudah berhasil melepas piama bagian atasnya.

"Kalau begitu cepat buka, aku saja sudah."

Sehun menyalakan Shower dan mulai membasahi tubuhnya sendiri, Luhan masih diam mematung di tempatnya, menundukkan kepala melihat genangan air dibawahnya dan juga percikan-percikan dari tubuh Sehun yang jatuh membasahi kakinya.

Luhan masih ragu untuk melepas celananya, tapi ia juga tak bisa diam begini terus, ia ada janji dengan Taeyong. Apa iya Luhan akan terlambat lagi seperti kemarin? Bisa-bisa Taeyong mencap nya pemalas.

"Jika mau ku bukakan kenapa harus mengelak,"

Sehun merunduk guna melepas celana yang dipakai Luhan, namun Luhan langsung mencegahnya dan mendorong Sehun agar menjauh. Ia berikan tatapan menusuk pada Sehun yang mengisyaratkan 'Jangan sentuh tubuhku'.

"Tak bisakah kita berbaikan, Lu? Aku tahu kau marah padaku tapi apa tak ada kesempatan untuk kau memaafkanku?"

"Jika kau bisa membuat ayahku kembali maka aku akan memaafkanmu."

Sehun menatap sendu sosok didepannya, sesulit itukah untuknya termaafkan? Jika ia bisa pun, dengan senang hati ia akan menukar nyawanya dengan Peet jika memang jalan satu-satunya agar ia termaafkan adalah dengan itu.

"Tak ada cara lain?"

"Tidak!" Ucap Luhan pasti, dalam hati sebenarnya ia tak ingin mengatakan itu tapi lagi-lagi apa yang diucapkan selalu tak sejalan dengan apa yang ia pikirkan.

"Benarkah?" Berjalan mendekat ke arah Luhan, mengunci tubuh itu di dinding Box lalu meraih wajah mungilnya guna melihat kepastian dari tatapan mata rusa itu.

Love & SecretWhere stories live. Discover now