Prolog

1.8K 154 27
                                    

Romi Deradihardjo, Ini kisah tentangnya. Laki-laki yang berprofesi sebagai pengusaha supermarket dan memiliki banyak cabang di Indonesia, juga mulai merambah di bidang furniture yang dijembatani oleh sahabatnya. Pencarian jati dirinya selama ini masih belum menemukan titik temu, bahkan masalah cinta. Laki-laki itu selalu dihadapkan pada cinta masa lalunya, yang selalu menghampirinya lagi dan lagi, namun naasnya selalu berakhir lagi, hingga berulang beberapa kali.

Kali ini, di pagi buta, saat jam wekernya berbunyi. Romi terkejut dan matanya langsung nyalang pada seseorang yang tiba-tiba ada disampingnya sedang tertidur pulas. Laki-laki itu merasa bahwa sebelum tidur, kesadarannya lengkap, tidak ada yang diatas ranjang itu, kecuali dirinya sendiri. Tapi sekarang? Meski begitu, jika ada yang mau menyelinap ke kamarnya, dia pun akan butuh menerobos ruangan demi ruangan yang sudah dilengkap dengan laser pengaman, yang bisa berbunyi sewaktu-waktu jika ada seseorang yang tidak dikenal melewati alat pengaman itu. Juga kunci, dirumah itu yang mempunyai kunci hanya Romi, dan? Tidak ada lagi. Bahkan asisten rumah tangga pun tidak diberi kunci cadangan.

"Hei, bangun!"
Romi menggoyang-goyangkan tubuh seseorang yang diketahuinya berjenis kelamin perempuan. Ah ayolah, Romi bahkan sudah berhenti dari bermain-main perempuan, lalu perempuan yang sekarang ada diranjangnya berasal darimana?
"BANGUN."
Sentak Romi lagi, yang berhasil membangunkan perempuan itu.

Dan kesadaran perempuan itu tidak kembali dengan sempurna, dia masih mengucek-ucek matanya, menguap dengan lebarnya. Tidak perduli ada Romi yang memandangnya aneh.

"Siap Pak."
Ucap perempuan itu.

"Siapa lo?!"
Sergah Romi.

"Nama saya Mei."
Jawab perempuan itu mulai membuka matanya, dan melihat Romi sudah terduduk diatas ranjang itu. Perempuan yang mengaku bernama Mei itu pun ikut bangun, dan menyunggingkan senyumnya.
"Selamat pagi Pak."
Tidak lupa, perempuan itu mengucapkan selamat pagi.

"Mei siapa? Gue nggak kenal."
Sahut Romi sangsi.

"Meysha Albarkawi, saya yang akan menjaga Pak Romi Deradihardjo mulai sekarang." Jawab Mei.

Nama yang bagus. Pikir Romi, tapi laki-laki itu kembali fokus.

"Gue laki-laki, bisa menjaga diri sendiri. Bahkan gue nggak butuh penjagaan dari perempuan seperti lo. Apa-apaan ini!"
Romi menarik selimutnya dan melilitkannya pada pinggang, agar bisa menutupi tubuhnya bagian bawah. Dia sekarang tidak sendiri, tidak begitu saja bebas lalu lalang dengan telanjang.

"Kalo begitu, saya akan membantumu menjaga diri."
Sahut Mei. Dia mengikuti langkah Romi.

"Tidak,"
Romi berbalik, tapi betapa terkejutnya saat perempuan yang menjadi lawan bicaranya itu sudah ada tepat dibelakang laki-laki itu.
"Kenapa lo ikutin gue?!"
Sentak laki-laki itu.

"Sudah saya bilang, saya akan menjagamu. Kemanapun kamu pergi, saya harus memantau." Jawab Mei dengan wajah innocentnya.

"Anjir! Lo mau mantau gue waktu mandi? Atas ijin siapa lo? Cukup, lo tetep berdiri disini. Kita bicara nanti. Gue mau mandi."
Perintah Romi yang merasa risih dengan adanya Mei. Saat laki-laki itu mulai melangkah lagi, ternyata Mei masih mengikutinya.

"Lo, denger yang gue omongin kan?"
Ucap Romi geram namun memendam amarahnya.
"Ini perintah."

"Saya ada bukan untuk mematuhi perintahmu, melainkan hanya untuk menjagamu."

"Terus mau lo apa? Mau ikut gue mandi?"
Ucap Romi pasrah. Membuat Mei menimang kembali.

"Ya, di kamar mandi ada tirainya kan? Saya bisa dibalik tirai itu."
Saran Mei sedikit ragu.

"TERSERAH."

Dan, kini cerita itu dimulai. Kedatangan Mei yang mengubah kehidupan Romi, entah semakin membuatnya membaik atau malah memburuk. Dengan adanya rahasia yang tidak mudah dipecahkan, membuat Romi harus mau diajak berkompromi dengan Mei.

-Ro Mei-

Halooo, ada yang mau minta ceritanya Romi sama Mei kan? Ayoo cus baca ya, kepoin juga. Pengusaha sama polwan lagi beradu nih hehe.

Semoga lapak ini rame ya, kayak yang lain. Bismillah🍃

Regards
Umi Masrifah💕

PerisaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang