Tentang cintanya Romi

932 93 6
                                    

"Romiii,"

Suara pintu terdengar nyaring terbuka, dan diambang pintu tersebut memperlihatkan seorang gadis berbalut dress warna merah maroon, dengan warna rambut pirang, juga alis yang terlihat mencolok, seperti alis milik sinchan. Sungguh, gadis itu begitu cantik dan fashionable, sayangnya sopan santun yang dimilikinya tidak terlalu ada.

Gadis itu segera berjalan kearah Romi yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, laki-laki itu terlihat biasa saja, sampai suara Mei menguarkan fokusnya.

"Stop!"
Dengan tangan yang terangkat ke udara, Mei sudah ambil posisi disamping Romi, menghentikan gadis itu untuk melakukan sesuatu pada seseorang yang ada dibalik tubuhnya.

"Siapa lo?"
Gadis itu menatap Mei dengan sangsi.
"Kenapa Romi bolehin lo disini? Selama ini cewek yang boleh keruangannya itu cuman, GUE."
Tambahnya dengan penekanan di kata gue. Sepertinya gadis itu merasa tersinggung.

"Rom, katakan. Apa kamu mulai berpaling dariku?"
Rengeknya dengan coba menyingkirkan tubuh Mei, dan hendak memperlihatkan wajah sedihnya pada Romi.

"Duduk dengan tenang."
Ucap Mei, enggan pergi dari tempatnya, dan malah menyuruh gadis didepannya untuk berputar, lalu duduk diseberang Romi.

"Apa-apaan ini. Ada hak apa lo? gue diperintah kayak gini? Gue nggak terima!"
Oceh gadis itu dengan nada suara yang menggelegar. Beberapa karyawan yang berlalu-lalang melewati ruangan Romi menjadi bergidik ngeri. Mereka menebak akan ada perang dunia ke sekian kalinya kalau sudah terdengar suara gadis itu.

"Tere, turuti saja apa yang dikatakan olehnya."
Ucap Romi yang masih belum terlihat wajahnya, karena tubuh Mei masih menutupi.
"Dan kamu, Mei. Bisa berhenti membelakangiku."
Tambahnya, membuat Mei segera berbalik, dan naasnya ketika melakukan hal itu, tubuhnya ternyata begitu dekat dengan Romi, gadis itu bersyukur Romi tidak ikut berbalik melihatnya, kalau tidak... Entah apa yang akan terjadi. Mei segera mundur tiga langkah sekaligus, seiring dengan gadis bernama Tere melangkah untuk duduk diseberang Romi. Dia harus segera menjaga jarak, sebelum Romi berubah haluan, dan langsung menyambar tubuhnya yang terlalu dekat, sewaktu itu.

"Siapa dia, Beb?"
Tanya Tere dengan ekspresi memelasnya, membuat Mei menjadi mual. Ternyata selain tidak sopan, gadis itu terlihat berlebihan.
"Apa benar, kamu mulai berpaling dariku?"

"Katakan, apa yang mau kamu katakan saja. Jangan berbelit-belit."
Jawab Romi.

Mei memiliki kesimpulan, mungkin seperti yang ada dalam sinetron, Romi adalah laki-laki yang kaya raya, dan ada seorang gadis yang mengejar-ngejarnya, namun laki-laki itu tidak menghiraukan, bahkan jijik. Nah, itu hanya kesimpulan awal. Mei tidak bisa mengira bagaimana yang sebenarnya, karena Mei hanya mempelajari kehidupan Romi, tentang keluarga, dan asal-usulnya, juga tugasnya, bukan tentang masalah percintaan. Lagian, Mei menolak saat membahas tentang hal itu. Karena dia yakin, cinta selalu membuat orang lemah, tidak mungkin jika Romi memiliki cinta tulus, karena selama yang dipelajarinya, laki-laki itu hanya menjalani hidupnya dengan lempeng saja.

"Ada apa denganmu, Beb?"
Ucap gadis itu. Semakin mrmbuat Mei mual, karena jemarinya mulai meraba kepalan tangan Romi yang ada disamping laptop.

"Aku sibuk."
Jawab Romi sesingkat-singkatnya.

"Baiklah, aku serius sekarang. Siapa cewek itu? Dan bisakah kita bicara berdua? Aku tidak mau hal yang menjadi privasi kita, didengar oleh orang lain."
Tere melirik kearah Mei yang hanya memutar bola mata dengan jengah.

"Sebelum anda memintanya, saya akan lebih dulu menolak."
Sahut Mei.

"Hei, gue bicara sama pacar gue! Diem lo, bangs..."

PerisaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang