02. Ex why Z

14.1K 1.4K 118
                                    

Ayah sudah tampan dengan mengenakan koko merah, peci hitam serta sarung gajah duduk. Sudah siap pergi sholat jumat bersama ketiga anak laki-lakinya. Kebetulan hari ini adalah hari jum'at dan tanggal merah jadi bisa soljum bareng anak-anaknya seperti dulu saat mereka masih kecil.

"Ayo, Yah" ujar Sean dengan memakai koko putih pendek dan jeans hitam serta rambut yang klimis karena air wudhu. jangan dibayangin nanti mimisan.

"SAR, SARUNG GUE DIMANA SIH?!!" Teriak Samuel dari lantai atas.

"GAK TAU!!"

"SERIUS NYED KEMAREN KAN LO MINJEM!!!"

"SEJAK KAPAN GUE MINJEM SARUNG LO ANJIR!??!!"

Ayah yang sudah mengambil air wudhu hanya bisa sabar mendengar kedua anak kembarnya berkata-kata kasar, hati-hati aja sih sepulang soljum si kembar akan kena ceramah tiga hari tiga malam.

"Kuy!!" Akhirnya Samuel turun dengan mengenakan koko putih panjang, boxer supreme merah dan sarung yang dililit ala hijabers ninja. Iyain aja.

"si Aa mana?" tanya Ayah menghitung anak bujangnya kurang satu.

Sean dan Samuel mengangkat bahunya tidak tahu.

"A' CEPETAN UDAH MAU MULAI!" teriak Ayah dari lantai bawah, Ayah ini emang suka marah-marah kalau mendengar anak-anaknya teriak dari lantai bawah ke lantai atas atau sebaliknya, pasti ayah bilang 'samperin aja, jangan teriak-teriak' padahal sendirinya suka teriak-teriak kalau manggil anak-anaknya.

Yang ditunggu-tunggu turun dari tangga bagaikan cinderella dengan boxer dan kaos band metal yang sudah didedikasikan menjadi baju tidur.

"mulai apaan, Yah?" tanya Vernon.

"kok belum siap?" tanya Ayah heran

Bukannya menjawab Vernon malah bertanya dengan polosnya, "siap mau kemana?"

"sholat jumat, goblok! udah jam berapa ini" jawab Sean kesal.

"lho? ini hari jum'at?" ujar Vernon membuat darah tinggi Ayah naik.

"Astagfirullah, Vernon Keano Anderson Althaff!!!" Ayah yang sudah membuka sendalnya siap-siap ingin melempar anak ketiganya dengan sendal sultannya langsung dicegah oleh Sean dan Samuel.

"istigfar, Yah, istigfar" kata Samuel sembari menahan Ayahnya.

"udah sana lo mandi jangan bikin Ayah tambah murka" suruh Sean yang sibuk mencegah Ayah membatalkan wudhunya karena emosi.

"SABAR, YAH. HARI JUMAT HARI PENUH BERKAH. NGGAK BOLEH MARAH-MARAH" teriak Vernon sambil berlari ke kamar mandi.

Gimana Ayah mau sabar kalau punya anak macem begitu.





Sepulang soljum Ayah ajak anak-anaknya nongkrong sebentar di cafe Kang Dadang yang nggak jauh dari masjid.

"Weehh udah pada gede aja nih anak-anak!sultan Terra Place" celetuk Kang Dadang yang mukanya tak menua sejak dulu.

"Tiap hari juga gue kesini, Kang" kata Samuel yang males dengar basa-basi pemilik cafe yang sudah memiliki cabang di seluruh penjuru ibu kota.

"Mangkanya nikah Kang, biar ngerasain gedein anak" celetuk Sean asal.

"Belum nemu yang kaya bunda kalian nih" ucap Kang Dadang yang langsung disambut dengan muka mengintimidasi para bujang Althaff.

"Type wanita kaya bunda tuh yang setia kaya Ayah, Kang, bukan yang playboy cap gomeh" cetus Vernon.

"Eh, nggak tau aja dulu Ayah kalian juga macem Kang Dadang gini, ceweknya dimana-mana" heboh Kang Dadang yang hanya disambut gelengan kepala dari Ayah.

La FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang