Obrolan

39 1 0
                                    


"Yaaaah, dia nggak bisa dateng. Ah gak seru nih, gw kan bosen hang out sama kalian mulu. Butek banget liat kalian lagi" ucap Magie membuat Jeb dan Ken terkikik. Mereka bertiga sudah berteman sejak SMA dan pertemanan itu bahkan berlangsung hingga mereka kuliah. Jeb mengacak rambut Magie gemas "Butek-butek tapi ngangenin kan?" ucap Jeb menggoda. Magie memonyongkan bibirnya.

"Padahal gw mau ngenalin temen gw ke kalian. Dia baik banget deh, cantik lagi. Apalagi buat si Ken tuh, nestapa banget hidupnya kayak nggak ada harapan. Lo butuh kehadiran perempuan buat mengusir hidup lo yang madesu itu" ucap Magie membuat Ken tertawa lebar. Ia tidak pernah tersinggung dibilang seperti itu. Ia menikmati tiap detik yang ia habiskan bersama Magie dan Jeb.

"Eh, gw mau nanya pendapat kalian deh. Kalian percaya gak sama yang namanya takdir?" tanya Ken membuat Jeb dan Magie saling berpandangan dan kemudian tertawa terbahak-bahak

"Gw seriusan nanya nih, malah ketawa"

"Iya iya hahaha aduh abisnya lo lucu banget tiba-tiba nanya kayak gitu. Hmm, kalo gw sih percaya. Liat aja pertemanan kita, ini takdir kan? Inget gak pas gw dilabrak sama senior, pas banget Jeb ketauan bolos dan lo dihukum gara-gara nggak pake atribut lengkap. Kita bertiga ketemu di ruang BP, dan dari situ mulai deket"

"Kalo gw juga percaya. Segala hal kecil yang kita lakukan tanpa kita sadari, mampu membawa kita pada takdir kita. What's belong to us, that's fate" ucap Jeb menyambung perkataan Magie. Ken tersenyum kecil.

(Ini Bukan) De Javu!Where stories live. Discover now