Doa Untuk Kekasih

44 2 4
                                    


Ken berlari disepanjang trotoar jalan, matanya sibuk mencari ke kiri dan ke kanan. Ia tidak tahu seperti apa rupa Sita, ia juga tidak tahu harus bagaimana mencarinya. Namun ia yakin, jika ini takdir, maka ia akan bertemu Sita. Ken sudah berlari dan menyisir tiap jalan sekitar kafe, namun ia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apapun.

Ken terpaku menatap kerumunan orang yang berjalan, pergi dan kembali. Ia mengadahkan wajahnya ke langit, beberapa saat yang lalu ia sangat yakin akan takdirnya. Ken menarik nafas panjang, ia memutuskan untuk kembali ke kafe.

Ken berjalan tertunduk lesu, tidak menyadari telah menabrak seorang perempuan hingga tumpukan buku yang dibawa berjatuhan. Ken meminta maaf dan membantu merapikan buku-buku yang jatuh.

"Maaf" ucap Ken.

"Nggak apa-apa, saya juga buru-buru" ucap perempuan itu. Ken menyusun buku-buku tersebut dan matanya membelalak saat melihat buku yang sangat ia kenal, ikut jatuh berserak dengan beberapa buku lain. Ken menatap perempuan yang ia tabrak, berambut sebahu dan menenteng tote bag berwarna coklat. Ken terdiam lama. Mereka saling pandang, seolah-olah mereka pernah bertemu dahulu kala, di kehidupan yang lain.

"Maaf, apakah saya mengenal anda?" itulah sepotong kata yang keluar dari bibir Sita. Ken tersenyum kecil "Mungkin". Mereka berdua bangkit berdiri, Ken membantu mengangkat buku yang dibawa Sita. "Here's your book" ucap Ken. Sita tersenyum kecil dan menerima buku tersebut dari tangan Ken. Mereka berdua terdiam dan saling menatap satu sama lain. Ken melihat Sita yang berada di depannya, Sita menatapnya seolah mencari sesuatu disana. Ken naikan alisnya membuat Sita tertegun dan tertawa kecil.

"Maaf, aku hanya—tidak tahu harus berkata apa. Rasanya aku benar-benar pernah melihatmu, entah dimana" ucap Sita sambil tersenyum. Ken juga merasakan hal yang sama begitu melihat Sita.

"Oh aku sampai lupa memperkenalkan diri. Aku Setzita Mitzy Larasati, cukup panggil aku Sita" ucap Sita. "Kenanya Khrisna Amazia, Ken" ucap Ken memperkenalkan dirinya sambil mengulum senyum. Sita jengah menatap cowok didepannya ini, cowok yang menabraknya hingga jatuh dan terus-terusan memandangi Sita. Namun Sita suka, suka sekali. Ia suka bagaimana Ken mengulum senyum, ia suka bagaimana cara Ken menatapnya, ia suka sensasi dimana kepalanya seperti berputar dan jantungnya berdesir saat mata itu memandang dirinya.

Ken tidak tahu apa yang mendorongnya sehingga ia mengulurkan tangannya pada Sita. Sita tidak tahu apa yang mendorongnya sehingga ia menyambut uluran tangan Ken. Sita membiarkan setiap sela jarinya diisi oleh Ken. Ken menatap Sita yang baru saja ia kenal beberapa menit yang lalu, ia tersenyum lembut dan merasa sangat bersyukur atas pertemuan ajaib mereka hari ini.

Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu

(Filipi 1 : 3)

(Ini Bukan) De Javu!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt