●◎12◎●

255 41 8
                                    

12. Boss dari The Ayes

"Ya ampun mereka lama sekali." Gerutu Sugawara, melihat ke arlojinya sembari mengerutkan keningnya. "Kenapa khawatir begitu sih? Mereka kan sudah besar, pasti mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan." Tegur Daichi yang tidak jauh dari Sugawara.

Tatapan tajam pun mengarah ke Daichi. Dia bisa merasakannya. "Kenapa, Suga?"

"Kata-katamu mengibaratkan kita seperti orangtua mereka. Tolonglah Dai, jangan membuat para pembaca kebingungan."

Yah, setidaknya perkataan Sugawara menusuk tubuh Daichi.

*BRAKKK!!!!*

"KAMI PULAAAAAANG!"

"Wow, apa yang membuat kalian kelelahan seperti ini?" Tanya Daichi sedikit tersentak karena suara dobrakan pintu itu.

Baju kusam penuh keringat.

Bau keringat tubuh yang menyengat.

Napas yang tak beraturan.

Itulah penampilan Hinata, Nishinoya, dan Tanaka saat ini. "Tadi.... tarzan.... abnomadic.... pedalaman.... dikejar...." ucap Hinata, dengan kata-kata yang sulit dipahami.

Sugawara bersedekap, menatap para juniornya. Dia menghembuskan napas panjang.
"Baiklah, kalian bisa katakan semua itu jika kalian sudah tenang. Lalu, mandilah. Tubuh kalian benar-benar bau oleh keringat. Sesudah itu makan. Kalian beli makanannya kan?"

Hinata dan Tanaka saling berpandangan. "Kalau soal itu... sebenarnya kami sudah bawa tiga troli penuh di supermarket." Jelas Tanaka agak ragu. "Tapi, berhubungan ada masalah di perjalanan,"

***

Nishinoya keluar dari kamar mandi. Dia hanya memakai celana boxer dan kaus polos biasa dengan handuk kecil yang menggantung di lehernya. "Oh, mie nya sudah siap?"

"Iya, baru matang." jawab Tanaka. "Beruntungnya kita masih bisa menyelamatkan lima cup mie instan. Daichi-san, maafkan aku jika uangnya hilang dimakan ya!"

"Terserahlah."

Hinata hanya melihat mie instan miliknya. Matanya memancarkan kemuraman, dan Sugawara menyadari hal itu. "Hinata, kau terlihat murung. Kenapa?"

Bocah jingga itu menggidikkan bahunya. "Yah, aku hanya... khawatir. Tsukishima belum kembali. Aku takut kalau dia kenapa-napa."

Suasana sedikit demi sedikit menjadi muram. Memang, siapa yang merasa senang jika ada salah satu dari mereka menghilang?

Sugawara mendesah. "Aku undur pertarungan kita dengan The Contra." Katanya sambil berdiri membuang sampahnya. "Hei. Kenapa tiba-tiba?" Tukas Daichi, tidak terima. "Kita jauh-jauh ke sini karena perjanjian mereka."

"Iya, aku sangat tahu itu. Lagian juga aku yang menerima tawaran mereka." Sugawara memutar bola matanya. "Dini hari, saat kau menyuruh semuanya berpasangan, kita sudah kehilangan Tsukishima."

Pemuda abu-abu itu masih melanjutkan. "Dan Tanaka, kau bilang tadi ada The Ayes di sini. Benar kan?"

"Aku melihat salah satu anggota mereka. Kalau tidak salah Asahi-san bilang kalau orang yang aku lihat itu bernama Lev Haiba." Tambah Tanaka.

"Bukti saksi telah terlihat." Ujar Sugawara. "Aku hanya berpikir, hanya merasa takut---"

"Kalau Tsukishima sedang berhadapan dengan The Ayes. Benar?" Sela Nishinoya.

Jentikkan jari pun terdengar. "Tepat sekali."

"Baiklah, baiklah. Kita akan mencari Tsukishima dulu." Kata Daichi memaklumi. "Tapi, bagaimana kita bisa melacaknya? Ponselnya mati. Apalagi alat komunikasinya."

The Middle  (DISCONTINUED)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt