#Part 35: Kejutan Terindah

1.1K 98 9
                                    

Dirimu, di sini, di hadapanku layaknya sebuah mimpi indah yang tak ingin kusudahi. - Areta

•••

Areta menatap tak percaya pada sosok Darrent yang tengah tersenyum kepadanya. Areta mencoba mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba memastikan bila ia tidak sedang bermimpi.

Benarkah yang sekarang berdiri di hadapannya adalah Darrent? Darrent yang selama hampir 3 hari ini membuatnya resah karena hilang tak ada kabar darinya?

Areta sudah ingin berlari memeluk Darrent, namun ia segera sadar di mana posisinya sekarang berada. Lapangan parkir Sekolah. Sementara Karell dan juga Sierra yang berdiri tak jauh dari keduanya, hanya bisa diam menyaksikan tingkah dan ekspresi keduanya.

Karell masih tetap berdiri di tempatnya, ia masih tetap menanti jawaban langsung dari mulut Areta. Areta yang kala itu begitu terkejut, bahagia sekaligus senang melihat kehadiran Darrent, segera tersadar. Areta kemudian mengamit lengan Darrent dan menarik pelan Darrent untuk berjalan mengikutinya mendekati posisi Karell dan juga Sierra.

"Rel, kenalin ini Darrent," Areta tersenyum bahagia saat memperkenalkan Darrent kepada Karell. Sierra yang saat itu diam melongo di tempatnya berdiri, segera maju dua langkah dan berdiri tepat di sisi Karell.

Darrent langsung mengulurkan tangannya ke Arah Karell seraya tersenyum. Karell menyambut tangannya itu dalam diam.

"Darrent." Ucap Darrent singkat. Karell hanya menganggukan kepalanya dan ikut menyebutkan namanya, "Karell."

Pandangan Darrent kemudian beralih ke arah Sierra yang saat itu nampak jelas memindai tubuh Darrent dari atas hingga bawah. Darrent merasa sedikit risih di perhatikan seperti itu oleh Sierra.

"Hai, Darrent." Darrent mencoba tersenyum sopan. Sierra kemudian tersenyum sekilas dan ikut menyebutkan namanya.

Saat Darrent dan Sierra tengah berkenalan, ponsel Areta tiba-tiba bergetar. Areta Segera meraihnya dari dalam kantong dan segera menjawab teleponnya.

"Barusan nyokap gue nelpon. Nyokap hari ini masak menu spesial buat ngerayain ultah gue. Ayo Rel... Ra, ikut ke rumah gue yuk." Ajak Areta seraya melirik ke arah Darrent mencoba membaca ekspresi Darrent saat ia mengajak Karell dan juga Sierra. Darrent nampak biasa saja, sepertinya tak ada masalah baginya.

Karell tidak langsung menjawab ajakan Areta, ia malah melirik ke arah Sierra, meminta persetujuan.

"Kalo kamu mau pergi, ya aku ikut. Lagian aku kan cuma nebeng doang sama kamu." Karell kemudian kembali menatap Areta, "ya udah Ta, gue sama Sierra ikut."

Areta tersenyum mendengarnya. Selepas itu, Areta dan juga Darrent pamit dan segera pergi meninggalkan Karell dan juga Sierra yang masih berdiri terpaku di tempat semula.

➰➰➰

Odelia tersenyum menatap Darrent. Selama ini Areta memang banyak bercerita tentang Darrent. Dan Odelia senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan Darrent.

Setelah mengobrol sebentar dengan Odelia, Areta kemudian menarik Darrent untuk segera menuju meja makan. Menyusul Karell dan juga Sierra yang sudah lebih dulu berada disitu.

"Ayo Ren, kalo ke rumah aku, kamu wajib banget cobain masakannya bunda. Liat aja tuh si Karell, sampe ketagihan gitu," ucap Areta seraya tertawa kecil. Karell hanya mendengus dan tertawa pelan.

"Wah takutnya aku ga bisa balik nih kalo udah ketagihan sama masakan bunda kamu." Canda Darrent yang membuat Areta tertawa.

"Ayo yang banyak makannya, bunda masaknya lumayan banyak nih." Odelia datang dan ikut duduk bersama mereka di meja makan. Semuanya hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya.

"Oh ya, nak Feya kenapa ga diajak?" Tanya Odelia kepada Areta.

"Feya hari ini ga masuk sekolah, Bund. Aku udah coba ngehubungin dia tapi ga ada jawaban." Jawab Areta.

"Oh Feyandra hari ini ke Bandung." Jawab Darrent tiba-tiba.

Semua mata langsung tertuju kepada Darrent, terlebih Karell dan juga Sierra. Mereka tak menyangka bila Darrent bisa tahu pasti tentang keberadaan Feya. Sementara Areta yang sahabatnya, sama sekali tak tahu menahu.

"Iya dia ke bandung bersama orangtuanya." Lanjut Darrent kemudian.

"Kayaknya lo kenal dekat ya sama Feya?" Karell menatap penuh selidik.

Darrent mengangguk seraya tersenyum, "iya orang tua kami sahabatan semenjak sekolah dulu." Karell kemudian membentuk mulutnya seperti huruf 'O'.

"Ohya Ta, abang lo mana?" Sierra kali ini angkat bicara.

"Fayrel ada jadwal manggung di Bandung, jadi tadi pagi-pagi banget dia udah berangkat ke Bandung." Odelia yang menjawab pertanyaan Sierra. Sierra hanya tersenyum mendengar jawaban dari Odelia tersebut.

"Oh iya kalian lanjut aja makannya, masih ada yang mau bunda kerjain di dapur," pamit Odelia, lepas itu ia segera pergi menuju dapur.

"Ta, lo nanti lanjut kuliahnya di London ya? Ikutan Darrent?" Tanya Sierra selepas kepergian Odelia.

Areta berdeham pelan. Berada dekat dengan Darrent merupakan keinginan terbesarnya. Areta hanya bisa berharap bisa mewujudkan keinginannya itu. Salah satu cara untuk bisa dekat dengan Darrent adalah dengan kuliah di London. Tapi hal itu tentu saja bukanlah sesuatu yang mudah bagi Areta.

Mereka sekarang memang sudah kelas 12, setidaknya mereka sudah memiliki beberapa daftar Universitas yang akan menjadi tujuan mereka nanti setelah mereka lulus Sekolah. Namun, hingga sekarang Areta belum juga menentukannya.

"Gue belum kepikiran mau lanjut di mana," aku Areta.

"Lho? Kalo di London enak 'kan, Ta. Lo ga harus LDR-an lagi sama cowok lo." Areta diam menatap Sierra. Sementara Karell seperti tak terpengaruh dengan topik pembicaraan mereka. Ia malah terlihat begitu lahap menghabiskan makanannya.

"Mau dekat ataupun jauh, gue sih ga masalah. Asal perasaan Areta tetap buat gue." Kali ini Darrent yang angkat bicara. Jawaban Darrent itu sontak membuat Areta tersipu malu. Sementara Sierra langsung bungkam.

Selepas mendengar penuturan Darrent tersebut, mereka kemudian melanjutkan menyantap makanan mereka dalam diam.

➰➰➰

06 Maret 2017

Yosh, hari ini pacar aku ulangtahun. Otanjyoubi omedetou gozaimasu.. Smoga taon ini kita bisa segera menepis jarak 😇

Loving From a Distance #LDR StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang