ONE. First Day

136 2 3
                                    

"Freya cepatlah turun. Kau sudah ditunggu kakakmu". Teriak seorang wanita di sebuah rumah mewah.

Freya yang mendengar teriakan itu segera turun ke bawah menemui wanita tadi.

"Tak usah berteriak Mom aku sudah turun".

Wanita tadi berdecak kesal "Yaudah sana cepetan berangkat. Kak Daniel sudah menunggumu dari tadi".

"Yaampun Mommy. Sama anak sendiri malah diusir. Aku kan belum sarapan Mom. Laper. Ntar kalo aku pingsan gimana? Kan nggak lucu. Seorang Freya Adena Dinata yang cantik jelita jatuh pingsan saat mos. Nanti dunia bakalan heboh Mom, trus bakal ada berita "Seorang Siswi yang Amat Sangat Cantik Jelita Jatuh Pingsan Diduga Karena Tidak Sarapan. Trus-".

"Ahh sudah. Mommy capek dengerin ocehanmu itu. Mana mungkin ada berita dengan judul segitu panjangnya. Kamu aja yang berlebihan. Lagian Mom juga udah nyiapin bekal buat kamu". Ucap Mommy sambil menyerahkan bekalnya padaku.

"Uluh uluh. Emang emak yang paling baik dah. Yaudah aku berangkat dulu Mom. Love you".

Setelah menerima bekal dari Mom dan berpamitan padanya. Aku segera ke depan menemui kakak tercintaku. Apa yang sedang dilakukan Kak Daniel.

"Kak" ucapku menyentuh bahu Kak Daniel beberapa kali dengan jari telunjukku. Kulihat ia mengucek matanya beberapa kali sebelum membersihkan setitik air di sudut bibirnya.

"Kak lo ngiler?!" Aku segera menjauh dari kawasan Kak Daniel. Apa kata dunia Freya Adena Dinata yang cantik jelita punya kakak yang tidur ngileran. Ewhh. Aku tak bisa membayangkannya.

"Apa sih dek" dengan wajah sanyunya. Kak Daniel masih berusaha menyesuaikan cahaya di sekitarnya.

"Apa sih dek. Apa sih dek. Lo kira iklan. Kak Daniel jorok banget sih. Masak tidur aja sampe ngiler. Hari ini aku mau duduk di belakang. Males banget duduk di kursi bekas ileran". Daniel yang mendengarnya langsung menatap Freya cemberut.

"Yaelah dek. Itu juga setetes doang. Nggak apa apa kali. Lagian masak kamu tega ninggalin kakak sendiri" ucap Daniel dengan mendramatisir suasana.

"Lebay banget sih kak. Aku bukannya mau ninggalin Kakak tapi aku harus mengungsi sementara karena ilermu itu. Yaudah yukk berangkat nanti kita telat. Karena telat kita dihukum. Trus kalau hukumannya berat gimana ka-" ucapan Freya tertenti saat mobil mulai membelah jalanan di Kota Semarang.

"Berasa jadi supir. Kamu tega banget sih dek" kata Daniel sambil memandang Freya dengan mata berkaca-kaca.

***

Keduanya segera turun dari mobil. Banyak pasang mata yang memandang kagum mereka. Bukan, hanya pada Kak Daniel. Lihatlah dia sedang tebar pesona. Tiba-tiba Freya memegang satu lengan Daniel dengan badan yang lemas.

"Dek kamu kenapa. Kamu nggak apa apa kan. Dek jangan mati dulu dong. Ntar aku harus ngomong apa sama Daddy sama Mommy. Dek bertahan" heboh Daniel dengan terus mengoceh tidak jelas.

"Kak aku minta kantong plastik kak. Aku butuh banget kak. Perut aku sakit banget. Rasanya pengen muntah" keluh Freya dengan wajah sayunya.

"Muntah? Kamu nggak hamil kan dek. Katakan siapa yang melakukannya. Siapa dek? Biar kakak ha-"

"Iya muntah. Ngeliat Kak Daniel tebar pesona gitu bikin aku mual mual terus mau muntah. Ewhh menjijikkan" Freya kembali mencibir kakaknya yang saat ini terlihat khawatir padanya.

Mereka kembali berjalan ke jalan masing masing. Daniel ke kelasnya dan Freya ke lapangan. Melihat kakaknya yang kembali tebar pesona membuatnya sangat ingin muntah. Pasalnya ia tak pernah melihat sang kakak bertingkah seperti itu.

"Idih dasar sok cool. Kalo aja semua orang tau gimana tingkahnya kalo di rumah. Bakalan lari tuh cewek cewek absurd yang pada tergila-gila sama orang gila".

****
Jangan lupa vote&comment-nya guys 😆

~Flevins

Grasping The WindWhere stories live. Discover now