TWO. OH MY GOD!

64 3 3
                                    

Kini Freya telah sampai di lapangan dimana akan dilaksanakan kegiatan mos. Kebanyakan orang bilang bahwa mos adalah masa-masa paling memalukan. Hell! Jangan berpikir mos di sini seperti mos di sekolah lain ya. BIG NO! Jadi di sini, di sekolah ini, International High School. SHS yang paling diminati banyak orang. Kalian nggak perlu mempertaruhkan harga diri kalian buat make ini itu yang dibuat sendiri dari daur ulang. Tapi, sekolah di IHS juga harus pinter guys. Masuk sini nggak gampang. Banyak pesaingnya. Jadi wajar aja kalo sekolah meniadakan atribut mos yang neko-neko.

Freya terlihat kebingungan saat sesampainya ia di lapangan. Bagaimana tidak lapangan yang luasnya beratus ratus meter nggak ada orangnya satupun. Ehm, ada sih beberapa doang. Tapi tetap saja bagi Freya itu terlihat kosong. Kemudian ia melirik jam tangannya.

Pantes aja masih kosong melompong gini. Orang masih jam 07.00 kan mulainya jam 08.00. Berasa jadi orang ilang kan gue.

Freya terus saja uring uringan di dalam hati. Yakali ngomong langsung. Bisa dikira gila beneran dia.

Tiba-tiba terdengar bunyi microfon. Seseorang memintanya untuk segera ke lapangan karena acara sudah akan dimulai. Sebenarnya bukan hanya ia saja sih, tetapi seluruh peserta mos. Hanya saja tingkat kepedeann Freya telah memasuki tahap akut.

"Hallo adik-adik perkenalkan saya Revano Adelardo sebagai salah satu panitia mos tahun ini. Kalian bisa panggil saya Kak Vano. Nah untuk kegiatan mos kali ini kita nggak bakal ngasih yang aneh aneh kok. Santai aja..." begitulah penjelasan yang diberikan oleh Vano selaku panitia mos tersebut.

"Apakah ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Vano pada semua peserta mos. Hening beberapa saat. Mungkin mereka bingung akan menanyakan tentang apa.

"Kalian bisa tanya tentang apa aja kok. Santai aja" tambah Vano saat menyadari raut kebingungan dari calon adik kelasnya.

Suasana berubah diluar dugaan. Suasana yang tadinya hening berubah menjadi sangat riuh.

Tiba-tiba Freya mengangkat satu tangannya "Ehm, kak beneran nih boleh nanya apa aja?"

Vano pun mengangguk sambil tersenyum pada Freya.

"Tadi siapa namanya. Emm kak Revano Adelardo ya? Kalo misal aku manggilnya kak Reva gitu bisa nggak ya?" Tanya Freya dengan wajah polosnya.

Suasana menjad hening kembali. Sebelum salah satu dari mereka menyadari pertanyaan yang diajukan Freya.Vano memandang Freya dengan kesal

Cuma orang gila yang nanya kek gitu

***

Saatnya istirahat. Seperti biasa pada jam jam seperti ini kantin sudah penuh. Seakan sudah tau hal ini akan terjadi. Setelah bel istirahat berbunyi Freya segera berlari ke arah kantin dan memesan makanan. Ia sudah seperti tak makan 1 bulan. Jangan berpikiran ia akan memesan makanan begitu banyaknya sehingga meja yang ia tempati akan penuh dengan makanan. Walaupun kenyataan di rumah Freya sering menghabiskan banyak makanan. Tidak mungkin lah seorah Freya Adena Dinata yang katanya cantik jelita bak bidadari dari surga akan mempertaruhkan harga dirinya hanya demi makanan. Ia lebih suka memesan semangkok bakso dan es jeruk. Memang sederhana. Namun ia menyukainya.

Saat asik dengan makanannya. Pandangan Freya teralihkan dengan sosok di depan pintu kantin. Orang itu kemudian duduk di meja paling sudut sendirian setelah temannya pergi untuk membeli makanan.

"Ya Tuhan. Itu kenapa ada orang secakep dia. Wajah tampan, mata tajam, alis tebal, bibirnya ya ampun ingin rasanya kutemukan bibirnya dengan bibirku. Duhh, rahang kokohnya coba aja tangan gue bisa ngerasain betapa kokohnya rahang itu" tanpa sadar Freya tak mengalihkan pandangannya dari sosok itu. Bahkan ia memandangnya dengan mulut yang terbuka.

Sampai orang itu memandang ke arahnya.

Dia natap gue. Doi natap gue cuyy. Huaaa seneng banget ya ampun. Sumpah demi apa dia natap gue. Duh Mom sepertinya anakmu ini sedang merasakan indahnya jatuh cinta.

Freya terus saja kegirangan dalam hati.

Ehh tapi dia tadi ngeliat gue mangap nggak ya. Aduhh Freya peak. Ngapain juga pake acara mangap-mangap segala. Malu kan diliatin orang ganteng.

Orang itu kemudian berdiri menuju kearahnya.

Duh dag dig dug ya ampun. Freya Adena Dinata yang cantik jelita bak bidadari dari surga mau disamperin cowok ganteng Mom. Sungguh bahagianya anakmu ini.

Freya yang merasa malu hanya bisa menundukkan wajahnya. Sampai beberapa saat kemudian tak ada tanda tanda orang di sampingnya. Ia kemudian mengangkat kepalanya, matanya mencari ke segala penjuru kantin. Dan menemukannya sedang berjalan kembali ke mejanya bersama dengan sang teman.

Terkadang rasa percaya diri ini sangat membunuhku. Bagaimana tidak aku sudah sangat yakin ia akan menghampiriku. Tetapi kenyataannya ia malah membantu temannya yang membawa makanan pesanannya. Sungguh sedih hati ini. Batin Freya

Setelah merasa terbang di langit tertinggi kemudian terhempas kembali ke bumi. Freya segera menghabiskan makanannya dan beranjak dari kantin.

Malang sekali nasibmu Frey

***

Kegiatan mos hari ini telah berakhir. Dan Freya segera bergegas ke parkiran menunggu sang kakak. Di saat ia sedang mencoba duduk di kap mobil ia melihat orang yang membuatnya jatuh hati di pandangan pertama. Saat tepat berjalan di depannya, orang itu kemudian menoleh sekilas dan memalingkannya lagi.

Mungkin salah lihat Frey. Jangan kepedean.

"Hayyo. Ngapain bengong aja. Ntar kesambet loh". Daniel yang tiba-tiba datang langsung mengagetkan Freya.

"Aelah kak. Lo ngapain sih. Siapa juga yang bengong. Orang Freya lagi nungguin Kak Daniel. Lagian kalo misalnya aku kesambet palingan setannya juga kakak" balas Freya datar.

"Niat hati pengen ngagetin. Eh yang dikagetin malah nggak kaget. Dasar adik durhaka lo dek" Daniel yang kesal kemudian segera masuk ke mobilnya.

"Eh kak"

"Hmm"

"Kak"

"Hmm"

Freya yang merasa kakaknya masih marah kemudian memandang Daniel dengan puppy eyes-nya.

"Kak Daniel yang ganteng. Masih marah sama Freya ya? Udah dong kak jangan marah. Ntar tambah tua loh. Lagian udah tua juga ngambekan, please deh inget umur. Orang tua mah harus nurut sama yang muda" ucap Freya dengan suara yang lebih pelan di kalimat terakhir.

"Kenapa sih dek?

Freya kembali mendengus.

Dasar korban iklan

"Kak kenal sama orang yang lagi jalan pake seragam osis itu nggak?"

"Mana? Cewek apa cowok. Disini mah banyak orang lagi jalan dek"

Freya memutar kedua bola matanya. Kakaknya kadang memang aneh.

"Terserah lu aja lah kak. Sak bahagiamu".

Bersambung...

***
Haiii 😁😁
Siapa yang kangen sama Freya??
Semoga suka ya gaeeess. Jangan lupa vote & comment-nya.

Ps: Follow authornya & tekan bintangnya yaa

~Flevins

Grasping The WindWhere stories live. Discover now