[30] I'm Not Oke | ✅

2.7K 192 13
                                    

Saya gatau kenapa cerita ini masih aja dilanjut padahal banyak yang bilang cerita ini jelek dan ngebosenin, sedih sih dibilang gitu ya tapi mau gimana lagi.

Dan entah kenapa semenjak ada yang bilang gitu saya jadi ga mood banget nulis 😢😢😢 padahal itu kenyataan banget dan kenapa aku gabisa nerima kenyataan😢😢😢

Hope u guys respect to me😉😉😉

---

"jangan fikirkan aku meneleponmu dengan nomor siapa, apakah kau baik-baik saja" terdengar nada khwatir disana.

"aku. Aku hanya mengalami demam" balasku.

"apakah ada yang mengurusimu?" dengan cemas Martijn langsung bertanya kembali.

"Juan, hmm Juan sedang ada acara dan well aku sendiri tak ada siapapun" menyedihkan memang dikala sakit dan tak ada yang mengurusi.

"god damn it, aku sedang di Afrika dan tak mungkin dengan waktu beberapa jam bisa langsung menemuimu" ia mengumpat mencemaskan kondisiku dan aku sungguh sangat suka akan hal itu.

"kau bisa menemuiku dengan secepatnya Martijn"

"kumohon Unblock nomorku dan aku akan menjelaskan semuanya jika aku bertemu denganmu, besok. Besok aku akan terbang ke New York". Pintanya dan sepertinya memang aku harus segera memaafkan Martijn tak baik juga untuk hubungan kami jika terus-terusan bertingkah kekanak-kanakan.

"apakah kau tak bisa malam ini terbang ke New York aku akan sibuk di weekdays" ucapku.

"Josephine!! YOU ARE FUCKING SICK, tak bisakah kau berkata pada manager sialanmu itu untuk libur sehari saja" Martijn membentak dan aku menggelengkan kepalaku.

"tak bisa Martijn, mungkin jika aku bertemu denganmu aku akan jauh lebih baik" aku memohon namun dengan nada yang sedikit disamarkan. Ini adalah modus besar.

"oke fine aku akan terbang malam ini ke New York. Waste bisakah kau memesankan aku tiket ke New York sekarang" aku mendengar Martijn berteriak ke Managernya untuk memesankan ia tiket dan dewi batinku bersorak ria bagaikan pemandu sorak diteam Cheerleader. Aku tersenyum diatas kasur kemudian berguling-guling kekanan kekiri.

Bugh..... "what the hell is that Josephine, apakah disana ada gempa bumi".

"oke Im fine, fine aku hanya terjatuh dari tempat tidurku" jawabku panik, kemudian menundukkan wajahku untung saja tidak ada yang melihatnya.

"bagaimana bisa!!" Martijn sedikit berteriak keheranan.

"sesuatu terjadi tak apa lupakan" aku menjelaskan dan Martijn untung saja mengerti.

---

Pada malam-nya tubuhku yang sempat aku prediksikan akan membaik nyatanya tidak. Suhuku masih tinggi dan aku mengeluarkan keringat dengan banyak, bahkan gigiku bergemeletuk.

Aku tidur dengan kondisi tidak nyaman dan sesekali terbangun. Aku sudah tidak kuat lagi, dengan kesadaran yang tersisa aku mendudukan tubuhku kemudian meminum obat tidur, membaringkan tubuhku pada pukul 4 aku benar-benar bisa terlelap.

Aku terbangun dengan kepala seperti berputar-putar dan tiba-tiba saja aku muntah diatas kasurku. Aku menangis, menagis yang menyedihkan. Mengapa dalam keadaan seperti ini tak ada seorangpun disampingku.

Aku melirik kedinding dimana jam panda pemberian fans-ku terpajang, sekarang pukul 11 siang ternyata, dan jika aku ingat-ingat sedari minggu kemarin aku belum makan. Aku masih terduduk dikasurku dengan muntahan diatas selimut dan air mata yang tak henti-hentinya keluar dari mataku.

Scared To Be Lonely [Martin Garrix] ✔Where stories live. Discover now