Long Distance Relationship

2.9K 82 7
                                    

Sepekan sudah kekasihku menjalankan tugasnya sebagai koas, dan sepekan sudah aku lepas dari kebersamaannya, jauh darinya.

Menikmati kesendirian tanpa adanya sang kekasih rasanya sungguh menjemukan. Bahkan seluruh aktivitasku terasa hambar saat beberapa pesanku tak terbalas satupun.

Sesibuk itukah saat menjadi koas? Bahkan untuk sekedar mengetik pesan pun sepertinya akan sangat sayang untuk dilakukan.

Aku tidak tahu stase apa yang harus dijalani oleh kekasihku. Apakah bedah? obgyn? interna? Entahlah. Jika memang salah satu dari ketiga itu, aku akan sangat memakluminya. Karena memang tiga stase itu yang terkenal sibuk dan susah untuk mencari waktu luang, bahkan untuk menerima panggilan pun susah, apalagi tidur yang tentu saja sangat sulit untuk dilakukan.

Aku sedang menjalani praktikum. Bermain dengan cadaver atau mayat yang diawetkan, sedikit melupakan pikiran tentangnya. Menghadapi mayat lebih membuatku berkonsentrasi untuk mengetahui berbagai letak organ tubuh manusia dibandingkan manekin. Buat mahasiswa selain FK mungkin kegiatan ini sangatlah menjijikan, bahkan menyeramkan. Untukku sendiri dan beberapa kawan kelas pun sebetulnya juga sama, tidak tahan dengan situasi seperti ini.
Sempat ada kawan kelas yang sampai muntah melihat cadaver, itu terjadi saat awal kami diperkenalkan. Kalau orangnya tidak tahan dengan suatu yang menjijikan, aku sarankan tidak usah memilih FK sebagai jurusan pilihan, karena hal-hal di luar nalar akan ada disini. Bermain dengan tikus, feses, darah semuanya menjadi tahapan proses yang harus dihadapi saat kegiatan preklinik.

Setelah praktikum aku berencana ingin pergi ke pusat kota. Menikmati kesendirian dengan menjelajah Kota Semarang rasanya tidaklah berlebihan. Banyaknya cagar budaya di kota ini yang sudah ada sejak penjajahan Belanda, membuat Semarang memiliki warisan sejarah cukup menarik.

Beberapa peninggalan termasuk dalam kategori non hayati atau kategori bangunan, yaitu kawasan Kota Lama. Kawasan yang disebut The Heritage of Semarang ini cukup menarik jika dikunjungi saat malam hari. Selain karena udaranya yang tidak menyengat karena Semarang terkenal dengan panasnya, juga karena pemandangan jalanan yang diselimuti lampu kuning dibeberapa spot menarik.

Sempat sekali dulu berkunjung bersama Endra, menghabiskan malam dengan berbengong ria.

Aku semakin cinta dengan kota yang sudah mengenalkanku dengan kehidupan malamnya, dengan dunia pendidikannya dan terutama mengenalkanku dengan kekasihku. Di kota ini aku menemukan cinta sejatiku, meski dia adalah seorang lelaki.

Tidaklah salah menurutku, karena aku sendiri pun menganggap cinta seperti pandangan cinta menurut Kak Willy, bahwa cinta adalah kebebesan yang dapat dipertanggungjawabkan.

"Lu mau kemana, Zha?" Endra menghentikan langkahku saat aku hendak keluar dari laboratorium.

"Biasa! Selasa siang kan jadwalnya aku pergi ke pusat kota"

Ya, akhir-akhir ini aku selalu menyempatkan kalau setiap hari selasa untuk mengunjungi pasar tradisional yang cukup terkenal di Semarang. Yup! Pasar Johar. Menikmati suasana pasar tradisional sedang menjadi hobi baruku.

"Ke Johar?"

"Iya"

"Sama siapa?"

"Sendiri"

Lalu aku melanjutkan langkah kakiku yang sempat tertunda, membiarkan Endra dengan berbagai pertanyaannya. Aku sedang tidak ingin diganggu saat ini oleh siapapun. Namun tidak lama aku berjarak dengannya, sepertinya Endra mengikuti arahku pergi.

"Gua ikut!"

Aku berhenti sejenak. Menatapnya secara serius untuk meyakinkan diriku bahwa Endra memang benar-benar ingin ikut agendaku hari ini, dan sepertinya memang ia sedang berada dalam fase seriusnya.

The Untold Story "AZKAR"  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang