On The Basis of Love

2.3K 67 1
                                    

Pagiku disambut dengan belaian tangannya. Ia terus mengelus pelan rambutku, memainkannya. Aku yang sangat merasakan lelah karena seharian tidur dengan posisi duduk, masih enggan untuk bangkit dari tidurku saat ini.

Kekasihku sudah terjaga, bahkan dari yang aku lihat sekarang sepertinya ia habis mandi. Ujung rambutnya basah, meneteskan air tepat di pipiku.

"Udah bangun?" ucapku dengan suara serak. Sepertinya aku belum sepenuhnya terjaga.

"Sleep tight?" ucapnya yang masih meneduhiku dengan wajahnya. Aku mengangguk.

"Capek banget, ya?" lalu aku mengangguk lagi.

"Mau aku pijitin?" lagi, aku hanya menganggukkan kepala untuk merespon ucapannya.

"Bunda tadi penasaran pengen lihat kamu, Zha. Tapi aku larang karena kamu sepertinya capek banget. Nggak tega buat bangunin" Ujarnya yang kini sambil memijat betisku.

"Hah??? Seriusan, Kak? Aku mandi sekarang aja deh!" lalu aku tergesa untuk segera mengambil posisi duduk bersila, berniat untuk segera bangkit dari posisi rebahan. Tangan kekasihku sempat tersentak saat aku menarik kakiku secara paksa.

"Hehehe kamu ini lucu banget, Zha. tengok jam gih" Lalu aku melihat weker di buffet kecil dekat ranjang, pukul 09:50.

"Bunda sedang ke Pura sekarang" Lalu kekasihku menuju lemari, mengambil kaos singlet putih.

"Baru mandi ya, Kak?"

"Iya, Zha. Aku mau nyusul Bunda. Kamu nggak apa kan nunggu bentar?" ia kini mulai melepaskan handuk putihnya, menampakkan underwear gelapnya. Lalu mengeluarkan baju khas yang akan ia kenakan ke Pura.

"Ini handuknya kalo mau mandi. Di luar ada Bik Inah. Kalo mau sarapan, makanannya udah disiapin di meja makan, Zha. Bik Inah udah tahu kalo mau ada tamu, jadi jangan sungkan sama dia, ya"

"Iya, Kak"

"Ya sudah, aku duluan. Selamat pagi, sweetie!" lalu ia mengecup puncak kepalaku, pipiku lalu kemudian bibirku.

Kini kekasihku hilang dibalik pintu. Aku segera menyambar handuknya, menyesapi baunya yang masih baru.

Sebelum mandi, aku menatap kamar ini cukup lama. Memandangnya, membandingkan dengan kamar kosnya.

Sesaat aku sampai disini, tidak banyak yang aku lihat selain temaram lampu tidur yang menjadi sumber cahaya satu-satunya saat lampu utama dimatikan.

Lagian aku langsung tepar tertidur di kasur kekasihku, tidak sempat menanggapinya yang masih mampu terjaga.

Lagi, aku temukan poster Jason Statham di kamarnya. Dengan berbeda-beda gaya, namun masih dengan satu tipe, bertelanjang dada.

Apakah kekasihku sangat terobsesi dengannya? Entahlah, aku tak mengerti. Jason Statham dengan segala kesan misterius dan cool yang ditunjukkan di setiap filmnya telah mampu membius kekasihku.

Aku tidak sempat menanyakannya karena memang itu tidak penting untuk dibahas. Pantas saja kekasihku selalu menghindari potongan panjang. Selalunya saja ia memangkas rambutnya nyaris habis, dengan masih menyisakan kesan panjang namun rapi. Baguslah, daripada memiliki rambut yang urakan, berjuntaian tidak jelas malah akan menimbulkan kesan tidak sopan dan berantakan. Aku suka gaya machonya yang seperti itu.

Kini aku berdiri, lalu memfokuskan pandanganku terhadap ruangan ini. Selain poster, beberapa aku temukan koleksi kalung yang berada di lemari kaca, sangat tertata rapi. Seluruhnya kalung warna perak, seperti kalung seorang prajurit.

Selain itu, aku juga melihat beberapa koleksi kaset film miliknya yang kebetulan berserakan dekat meja tv flat 42 inchi miliknya.

Dari yang aku tangkap, kebanyakan adalah film dengan genre action. Sepertinya kekasihku sangat gemar sekali menonton film yang selalu mengandalkan adu kekuatan itu.

The Untold Story "AZKAR"  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang