Prologue

1.4K 84 6
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu namun aku masih disini, di tempatku mendidik ilmu yang diam-diam disebut "tempat dimana kau menderita yang disebut neraka" oleh murid-murid disini, begitu pun juga aku. Ya karena sekolah ini benar-benar membosankan.

"Sara!"

Aku menoleh malas. Sahabatku, Dany mendekatiku dengan langkah riang. Kemudian Ia berhenti di depanku.

"Ada apa, sih?" tanyaku tak minat.

"Jessie menunggumu di taman," kata Dany singkat.

Jessie? Berandalan sekolah itu? Dia suka menindasku, padahal aku tidak mempunyai salah padanya. Dia selalu menjambak rambutku tanpa sebab, namun biasanya saat itu juga aku akan membalasnya dengan cara membanjurnya dengan air cucian di kantin sekolah.

"Untuk apa?" tanyaku lagi.

"Nembak kamu," sahut Danny kalem.

"Sialan. Serius Dan, ngapain dia manggil segala?"

"Enggak tau. Pokoknya temen-temen gengnya pun ada."

"Kalo sama gengnya berarti si monyet itu mau nge-bully. Dan kamu kan tau, mereka benci padaku!"

"Yaa ... tapi enggak ada salahnya bergaul sama cewek, kan? Masa temanmu hanya aku sama Allie, sih."

"Oh jadi kau keberatan jadi temanku?!"

"Eh, bukan itu maksudku! Aku hanya mengutarakan pendapat," sungut Dany frustasi. "Ini nih, penyebab kamu enggak punya banyak teman. Galak."

"Lah, kamu sendiri?! Kamu tahu tidak, penyebab kenapa teman kamu hanya aku dan Allie?!"

"A-apa ...?"

"Soalnya kau idiot."

"Sialan-_-"

Kurasakan handphone di dalam tasku berdering. Aku segera mengambilnya dan ternyata, itu telepon dari Mama.

"Halo, Mam."

"Sara, where are you?"

"Still at school."

"Kamu ingat Mrs. Lisa Chance?"

"Temen Mama sejak SMP, kan. Lalu?"

"Anaknya mau sekolah disini, lho. Temen kecil kamu! Buruan pulang ya!"

"Uuuh oke ... Bye, Mama ..."

Mrs. Lisa, teman Mama sejak SMP. Anaknya cowok, sebaya denganku. Aku lupa namanya, yang kuingat kami waktu kecil sering berantem. Ya, kami berteman sejak kecil dan berpisah selama bertahun-tahun karena dia pindah.

Contoh tingkah laku kami:

Cowok itu memakan tiga buah coklat milikku. Kubalas dengan cara menukar jus mangganya dengan jus mustard (airnya kublender dan kucampur dengan sebotol mustard).

Lalu dia membalasku lagi dengan cara memasukkan tiga ekor ular ke dalam kotak makan siangku (masih misteri dari mana dia dapat ular-ular itu DAN bagaimana bisa dia memasukkannya ke dalam kotak bekalku). Kubalas lagi dengan cara mengurungnya di kamar mandi saat tengah malam (dia phobia gelap dan sewaktu kecil ia dan ibunya sering menginap di rumahku).

***

Aku membuka gerbang rumahku. Pintu terbuka dan aku mendengar suara Mama dan Mrs. Lisa, kurasa, sedang berbincang dengan hebohnya.

Kemudian, aku masuk. Kulihat seorang cowok berambut cokelat dengan tubuh tinggi duduk di sebelah Mrs. Lisa.

Ganteng lohhh :O

"Sara?" Mrs. Lisa memekik kaget. "Manisnya!"

Aku tersipu malu. Aku mengecup pipi Mrs. Lisa, dan menoleh kepada cowok di sebelahnya.

"Dan kau ...?" tanyaku ramah. Lelaki itu malah menatapku heran dengan senyuman geli di wajahnya.

"Loh, masa' lupa?" Mama tertawa kecil.

"Greyson, loh!"

Aku melirik lagi cowok ini. Dia memandangiku dengan ekspresi poker face. Oh, wajah itu. Tapi, kenapa sekarang dia terlihat tampan?!

...

Ini fanfiction pertama aku dan makanya aku edit, soalnya pas aku baca ulang tuh ceritanya ini gajenya kebangetan -_-

Tapi tetep aja karena cerita ini udah selesai bukan berarti yang baru baca ga ngasih feedback. Hargain oke, walaupun first fanfic-ku ini memang gaje

ProbablyWhere stories live. Discover now