P-1

611 78 8
                                    

Aku masih diam. Aku dan cowok itu, Greyson bertatapan dengan tatapan tajam.

Dulu dia culun! Kulitnya juga enggak seputih sekarang! Kulitnya dulu pucat kayak vampir!! Dulu, malah dia lebih pendek dariku!

"Mana gigimu yang ompong?" tanyaku spontan.

"Sialan kau! Ya sudah tumbuh, dong!" protes Greyson sambil menjitak kepalaku.

Oh iya._.

"Nah, udah ingat, ya?" Mama tertawa kecil. "Sara, ajak dia ke kamarmu saja biar istirahat."

"Hah? Kenapa enggak di kamar tamu aja?" tanyaku heran.

"Kamar tamunya lagi dibersihkan. Udah enggak apa-apa!" seru Mama cuek.

Ugh.

Aku melirik Greyson. Dia menunjukkan senyuman devilnya kepadaku.

Bagus. Setelah sekian lama enggak ketemu, cowok ini malah akan "menghancurkan" kamarku (lagi).

"Ya sudah, ayo ke kamarku," aku pura-pura cuek dan memberi jalan untuknya ketika menaiki tangga.

"Kamarmu di loteng?" tanya Greyson dengan nada mengejek.

Aku memutar bola mataku malas. "Memangnya gudang? Kamu diam saja," aku membuka pintu kamarku.

Greyson menyeringai senang. Ia langsung melompat ke atas kasur, "mana boneka babi milikmu itu?" tanya Greyson sambil berbaring di atas kasur keayanganku itu.

"Jangan pura-pura tidak tahu!" seruku sewot. "KAU KAN MELEMPARNYA KE KANDANG BABI!"

"Oke. Pertama, maaf dan kedua tolong lupakan soal kandang babi itu."

"Apa? Karena salah satu babi menarik celanamu hingga robek?"

"A-apa?!"

"Aku juga ingat waktu kamu memakai jepit rambutku untuk menutupi robekan itu."

"Astaga kau masih ingat?"

"Kejadian lucu begitu sulit dilupakan," aku tertawa kecil. "Ohya. Juga saat kau masuk ke kandang banteng. Lalu ..."

"Ssstt!!"

Greyson menutup mulutku dengan tangannya. Aku bisa mencium aroma harum di tangannya.

Kulirik matanya yang senada dengan warna rambutnya. Jarak kami sangat dekat!

Ia menatapku tajam. Dan entah kenapa, aku malah berdebar-debar.

"Sebaiknya kau sembunyikan soal banteng itu, kalau tidak mau kuberitahu ke yang lain tentang ..."

"A-apa?" tanyaku tak jelas karena mulutku tertutup tangannya. Kurasakan wajahku memanas karena dia malah mendekatkan wajahnya padaku.

"Saat kita kemping, kau ..."

"Aaahh!!" jeritku menyela ucapannya. Aku menyingkirkan tangannya dari mulutku. "Oke. Aku tidak akan beritahu siapapun."

"Bagus," ia tersenyum senang. Manis sekali! >.<

Kami terlonjak saat pintu terbuka. Aku mendorong Greyson agar menjauh dariku. Ternyata Mama.

"Tadi Mama dengar kamu menjerit," kata Mama heran. "Berantem?"

"Ya, Mrs. Hart. Seperti biasa," Greyson melirikku dengan tatapan jahat.

"Begini ..." Mrs. Lisa muncul dari balik tubuh Mama. "Grey, kamu tahu rumah kita disini masih dalam tahap renovasi?"

"Lalu?" tanya Greyson.

"Mom, Dad dan dua kakakmu akan menginap sementara di rumah teman lama Dad. Sedangkan kau ..." Mrs. Lisa menunjukkan koper hitam di seberang kamarku. "Menginap disini!"

"APA?!" jeritku dan Greyson bersamaan. Yang benar saja!!

"Kenapa aku tidak menginap di rumah teman Mom juga?" tanya Greyson cepat. Wajahnya memerah!

"Rumahnya kecil. Lagi pula, kamu nanti satu sekolah, juga sekelas dengan Sara di Brooks High School."

Hening.

Aku tidak tahu harus senang atau bagaimana.

Pendek? Ya karena edit bukan berarti aku panjangin lagi -_- Harap memaklumi first fanfic-ku ini *nundukhormat

Vomment ya vomment :)

ProbablyWhere stories live. Discover now