Bagian Tiga

8K 947 113
                                    

Melarikan Diri

***


Jimin terbangun dengan pening yang hebat di kepalanya. Rasanya tubuhnya remuk dan napasnya tercekat. Dia membuka matanya dan melenguh keras.

Asing. Rasanya sangat asing.

Jimin terdiam setelah dia menatap langit-langit ruangan yang asing. Langit-langit putih bersih yang sangat berbeda dari langit-langit pucat sebuah kamar kecil yang dia sewa.

Di mana dia?

Jimin melenguh sekali lagi. Dia memandang sebuah almari hitam besar di sisi kanannya dan terbangun dengan cepat. Tiba-tiba kesadarannya pulih secara ajaib. Dia menatap sekeliling ruangan dengan was-was.

Apa yang terjadi kemarin?

Sebentar, ah, dia bertemu dengan Min Yoongi lalu, mereka berdansa dan ah, segelas extra dry. Ya, Jimin minum segelas sampanye semalam. Mungkin dia mabuk.

Tapi, dimana dia?

Lalu Jimin menjerit saat dia melihat seorang pria tertidur di sebelahnya, Min Yoongi tertidur di sebelahnya. Dia dengan cepat memeriksa pakaiannya dan menjerit lagi saat menyadari mereka berada dalam keadaan terbuka.

"Oh!" Jimin menutup mulutnya dengan kedua tangannya untuk meredam jeritannya.

Kemudian dia menggigit bantal yang berada di dekatnya sambil berteriak keras. Dia memukul-mukul kepalanya dengan tangannya. "Ah, bodoh!"

Walaupun Jimin sudah mencoba untuk tidak berisik, akhirnya Yoongi membuka matanya. Dia menatap Jimin yang berada di sebelahnya dengan sebuah senyum lebar. "Pagi," sapa Yoongi.

"Hyu-sir, ak-saya-ada di sini-kenapa-" Jimin terbata-bata. Dia melebarkan matanya dan menggeleng kuat.

"Kau tertidur semalam." Yoongi berkata setelah dia berhasil mengumpulkan kesadarannya.

Jimin hanya terdiam, dia menatap Yoongi bingung dan Yoongi tertawa.

"Jam berapa sekarang?" Yoongi melirik jam dinding di sebelah kiri ranjang.

"Ah, bagus. Aku terlambat. Namjoon akan membunuhku." Yoongi kembali menjatuhkan tubuhnya.

"Ka-kalau begitu-" Jimin terdiam. Dia menatap Yoongi yang terlihat kesal dengan takut-takut. Dia baru saja akan turun dari ranjang saat Yoongi tiba-tiba tertawa.

"Kau belum boleh pulang, Jiminie." Yoongi tertawa.

Dia merangkak dan mendekati Jimin dengan sebuah seringaian. Kemudian dia memenjara tubuh Jimin dengan kedua lengannya dan mulai mencium bibir Jimin.

Jimin terlalu kaget untuk melakukan apa pun. Dia memejamkan matanya dan mencoba mendorong dada Yoongi. Daripada menatap mata tajam Yoongi, Jimin lebih suka memejamkan matanya.

"Uh." Jimin melenguh saat Yoongi mengulum bibirnya.

"Hyung." Jimin berkata pelan.

"Jangan tatap aku seperti itu." Yoongi menggeram. Dia kembali mengulum bibir Jimin sampai Jimin memukul-mukul dadanya karena kehabisan napas.

"Ak-aku harus bekerja!" Jimin menjerit sambil terus mencoba mendorong dada Yoongi.

"Ini hari Minggu dan-kau bekerja untukku." Yoongi menyeringai riang.

"Ak-aku benar-benar harus pergi!" Jimin menjerit lagi saat Yoongi akan menciummnya.

"Pergi?" Yoongi mengenyrit.

Breakable (YoonMin)Where stories live. Discover now