fifty shades of grey scene

71 1 0
                                    

LUNA

Pusing.

Ya, kepalaku seakan tak ingin berhenti berputar. Tanganku reflek berpindah ke keningku, membuat pijatan-pijatan ringan yang nampaknya belum cukup membantu. Masih dalam keadaan setengah sadar, aku berusaha mengambil handphoneku di meja sebelah. Tunggu dulu, tunggu dulu. Kemana meja ku?

Aku membuka mata dan tersadar bahwa aku bukan di kamarku. Ruangan itu luas dan bernuansa monokrom. Hm, elegan, nice taste, ujarku. Tunggu, dimana aku?!

Satu strip Advil serta satu gelas air berada di meja pada sisi lain kasur. Am i in a drug house? This looks like Fifty Shades of Grey scene.. pikirku lagi.

Aku melihat-lihat sekeliling ruangan. Dindingnya berwarna abu-abu muda diikuti dengan lantai karpet berwarna putih gading. Furnitur seperti kasur, lemari, meja rias berwarna hitam. Where am i really? Lalu perhatianku terjatuh pada gaun yang kupakai ke pesta perayaan Black Panther yang berada di sandaran punggung sebuah kursi.

SHIT. Aku ingat! Ya tuhan, aku pasti sangat mabuk sampai-sampai seseorang membawaku ke rumahnya. Tunggu, tunggu.. Jika gaunku terbaring di kursi itu.....

Mataku tertuju kearah baju yang kukenakan. Sebuah kaos V-neck abu-abu berlengan pendek yang jatuh diatas lutut terpasang di badanku. Sebelum aku sempat lebih panik lagi, pintu kamar terbuka dan menunjukkan seorang wanita paruh baya mengintip ke ruangan ini.

"Oh.. hello. You're awake."

Terdiam sejenak aku berdiri dengan canggung, lalu menjawab, "..Hi?"

"I'm Layla. Mr. Styles told me you should have breakfast right away after you wake up, and he also left a note."

Breakfast sounds nice.. Wait, who- Styles who?

"There's some clothes you can wear, i put it in the bathroom along with toothbrush and towel, if you want to take a shower. And you are free to use all of the essentials in our bathroom. I'll be downstairs when you're ready, miss."

"Uh, Luna.. please. My name is Luna." Aku mencoba memberitahunya dengan melemparkan senyuman karena sungguhlah aku merasa sangat aneh jika seseorang memanggilku dengan kata Miss.

Layla membalasku dengan senyuman ringan. "..So, uhm, is Mr. Styles downstairs?" tanyaku.

"Unfortunately, Mr. Styles had left for a morning class. That's why he left a note for you, Mis- Luna." jelas Layla.

"Oh.. i see. Okay. Thanks, Layla." kataku. Layla lalu mengangguk sambil tersenyum padaku dan menutup pintu.

Crap, crap, crap. This sure indeed looks like Fifty Shades of Grey scene. God, did i have sex with him? Why on earth did she even calls him Mr. Styles?

Ribuan skenario berlari-lari di pikiranku. Bahkan pada kamar mandinya terdapat berbagai macam pilihan lipstick serta parfum. Apakah ini ruangan ibunya? Ah, kurasa tidak. Kamar ini tidak terlalu besar untuk disebut sebagai kamar utama. Karena tidak ingin membuang waktu terlalu banyak, dengan cepat aku memilih parfum Burberry, harum frangipani yang lembut mulai melekat pada badanku. Dengan tergesa-gesa aku menggosok gigi dan mengganti baju yang nampaknya milik Styles, somehow, entahlah. Untungnya baju itu hanya sepasang gaun loose santai berwarna hitam.  Dan lebih untungnya bahwa hari itu kelas Ms. Garnett ditiadakan karena ia mengambil cuti untuk melakukan research study di Afrika selama dua minggu.

Setelah aku keluar, nampaknya kamarku telah dirapihkan oleh Layla. Selimut yang ku pakai telah kembali tersusun rapih dibawah bantal dengan gaun ku yang terlipat di ujung kasur. Melihat ponsel ku yang tergeletak di atas gaunku, aku langsung mengambilnya untuk mengabari Alena. Sayangnya, ponselku mati. Aku menghembuskan nafas dan memutuskan untuk berberes. Tanpa berpikir cepat, aku mengambil semua sisa barang milikku dan aku pun langsung bergegas ke bawah.

betweenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin