After You Hate Me

69 11 0
                                    

Genre: Teen

Uname wp: nayahea

-----------

Nana, namanya. Pacarnya Nana itu Septa. Mereka pacaran kurang lebih 2 tahun.

Sekarang, mereka sedang jalan bersama.

"Boneka yang itu bagus ya!" Septa menoleh, melihat toko boneka yang ditunjuk Nana.

"Iya."

Nana berhenti berjalan. "Kamu kenapa sih?" Septa mengernyit.

"Kenapa apanya?" Septa balik bertanya. Jujur, Nana lelah sejak kemarin lusa sikap Septa sedikit berbeda, lebih banyak cuek dan diam.

"Aneh tau gak." Nana menarik napas, "kamu jadi lebih cuek."

"Ya, aku emang gitu 'kan?" Nana tersenyum getir.

"Terserahlah..." Nana membenarkan letak tas selempangnya. "Aku duluan."

Septa mengendikan bahunya.

Nana terus berjalan sampai akhirnya dia berhenti. Kemudian berbalik. Septa kemana, kok gak ngejar gue sih, batinnya.

Septa berlari keluar mall, mencari mobilnya, kemudian segera pergi.

Sore hari, Nana mendapati ponselnya bergetar.

Kasep: Nanti malem dtg ke tmpt biasa

Kasep itu panggilan sayangnya Nana pada septa, diambil dari kata depan Sep disambung dengan kata kak jadi Kasep.

Cuma chat doang? batin Nana.

Nana Nakeisha: Mau ngapain emang?

Tak lama,

Kasep: Dtg aja.

Nana menghela napasnya.

Nana Nakeisha: Iya, nnti aku datang.

Tidak ada lagi balasan dari Septa. Sepertinya dugaan Nana memang benar, Septa akan memutuskan hubungannya.

Almira: Positif thinking aja!

Nana terkejut. Bagaimana Almira bisa tahu masalahnya dengan Septa.

Almira: Dandanny jgn kelamaan Septa udh nunggu.

Lagi lagi Nana terkejut. Kok dia bisa tahu? batin Nana.

Memang Almira itu sahabat Nana, tapi 'kan Nana belum cerita masalahnya dengan Septa. Daripada pusing, Nana bergegas mandi dan berganti baju.

Setelah sampai ditempat yang dituju, semuanya gelap. Nana kebingungan sendiri, pasalnya dia takut terhadap gelap.

Tiba-tiba satu persatu lampu dari tempat ia berdiri menyala. Seperti, menggiringnya kesuatu tempat.

Nana mengikuti lampu-lampu tersebut.

Hingga dia berada dilampu terakhir yang menyala. Dari depan yang masih gelap, Septa muncul.

"Sep- Ta?"

Nana menyebutkan nama Septa dengan sedikit tak yakin. Nana rasa Septa agak sedikit berbeda. Ia menggunakan tuxedo hitam lengkap dengan dasi juga sepatu, tak lupa Septa membawa sebuket bunga.

Septa mengarahkan sebuket bunga itu kedepan Nana, dengan tangan gemetar Nana mengambilnya.

Tetapi sebuah tangan terlebih dulu meraihnya.

Nana menengok kebelakang. Itu... Almira.

"Makasih Ata!"

Ata? Itu 'kan, panggilan sepesial Nana saat masa-masa pdkt mereka.

"Sama-sama Ami."

Deg, itu juga panggilan sepesial Nana kepada Almira.

"Kalian..." Nana menggantungkan ucapannya, setelah melihat Septa merangkul Almira mesra.

"Sori ya Na, gue sama Septa kemarin jadian. Ya 'kan Ta?" Septa tersenyum.

"Iya."

Nana menggeleng, "gak mungkin 'kan? Mi lo bohong 'kan? Sep kamu..." Nana menunduk. Dia... Menangis.

"Na, are you okay?" Nana mengangguk-nganggukan kepalanya.

Nana berlari melewati Almira juga Septa.

Tapi baru beberapa langkah, Suara yang membuatnya menagis, bukan menagis sedih, melainkan menangis bahagia.

"Happy anniversary 2 years, hon."

Nana berbalik, "and, happy april mop days."

Dilangit, kembang api yang Septa siapkan meluncur dengan indah. Membakar semua prasangka buruk Nana, memulai semuanya dari awal bersama Septa. Thanks for you my Hubby. I love you so much, batin Nana.

Tak bisa dipungkiri, Nana langsung memeluk Septa.

"Kamu jahat tau gak!" air mata bahagia Nana tak bisa terbendung, mengalir deras dipipi mulusnya.

"I love you too my Sunshine."

[April] MopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang