Kamu

21 4 0
                                    


Title : Kamu

By : Alivadila

Genre : Teenfiction

Id WP : @Alivitwolast


Bukan omong kosong, Khairul tak berbohong padanya. Kabar kedekatan Sriyatin dengan Kunto memang bukan bualan semata.

"Apa kataku, Man! Tinggal menunggu waktu, Sriyat kembali rujuk dengan si Kunto! Pegat saja dia! Daripada engkau sakit hati!"

Tak lelah Khairul menghasut. Belum lagi setan di hatinya. Malang betul malaikat yang berseru-seru tentang kebajikan, menyuruhnya agar tak mempercayai Khairul sampai megap-megap dibuatnya. Percuma, sungguh percuma. Sudah dipastikan, malaikat kalah telak di bawah jongos setan dan sekutunya--Khairul.

Maka di sinilah dia berada. Berdiri lima meter dari bangku yang berjarak lima meter dari bangku yang berjarak lima meternya lagi dari tempat Sriyatin dan Kunto asyik saling suap-menyuap siomay di kantin.

Seketika hatinya pilu. Terbesit bayangan masa-masa pdkt yang bak ftv-ftv itu di matanya. Dia yang rela melakukan apa saja demi terlihat lebih super ketimbang Kunto. Jika Kunto berlengan sebesar kelapa, maka dengan kekuatan cinta dia gembleng lengannya itu agar bisa sebesar kepala. Jika Kunto punya kumis tipis yang melambai pelan di tiap embusan napas, maka dengan kekuatan cinta ia tumbuhkan kumis lebat--dengan obat penyubur rambut--yang bergetar di tiap embusan napasnya pula. Bukan main. Cinta memang buta plus gila plus sakti mandraguna. Tapi memang dasar hukum alam. Cinta pertama sulit dilupakan. Meski Kunto dan Sriyatin telah putus lima bulan bukan berarti perasaan di antara mereka kandas begitu saja. Dan sekarang, dia menyaksikan hal yang selama ini ditakutinya. Pikiran-pikiran buruk menyembul di antara cemburu yang semu. Terpikir akan diterornya si Kunto sepulang sekolah. Mungkin memasukkan petasan ke dalam tasnya, atau kotoran kucing, atau telur busuk, atau ular karet bersama secarik kertas bertuliskan 'Jauhi Sri!' Atau kalimat-kalimat teror lainnya yang ditulis dengan tinta saos dan kecap biar tampak ngeri seperti darah yang malah menghasilkan kombinasi warna mirip cepirit di atas kertas berukuran sepuluh kali sepuluh sentimeter itu.

"Oi, Man! Sudahlah. Tinggal katakan putus, selesai!"

Dia berkedip sebentar. Tapi dasar suara Khairul yang berisik bukan main membuat Sriyatin menoleh ke arahnya. Sekilas tampak pucat di wajah Sriyatin. Patah-patah dia melangkah mendekatinya. Tak lupa Kunto yang mengekor mengganggu pandangan.

"Safri, anu...."

"Kenapa, Sri? Kau hendak rujuk dengannya lagi, ha?"

Tiba-tiba rasa sesak menyeruak di dadanya. Tenggorokannya sakit seperti ditusuk-tusuk.

"Safri, aku...."

"Sudahlah, Sri."

Pelan-pelan dia melangkah mundur. Mengalah sebagai laki-laki sejati.

"Iya! Aku ingin rujuk lagi dengannya! Kenapa?!"

"Tak apa, Sri. Sungguh. Rujuklah engkau dengannya."

"Tapi, Safri... ini hanya, hanya sebuah... April mop!"

Safri berbalik menatap Sriyatin.

"Iya! April mop!" Sriyatin memekik keras sok yes di tengah sumpeknya suasana kantin.

"Kalau begitu, tak jadi aku pegat engkau, Sri...."

Diam-diam Sriyatin menoleh ke belakang dan mengedipkan mata ke arah Kunto.

"Aku menyayangimu, Safri, maafkan aku."

Sriyatin berhambur ke pelukan Safri.

"April mop!"

Kini giliran Sriyatin mendongak tak mengerti.

"Kau tetap kupegat, Sri! Sudah ku katakan, aku tak suka dengan april mop. Saban orang telah melakukan april mop tanpa mereka sadari. Tak peduli Januari ataupun Desember. Tipu-tipu seperti itu sudah sering meletup di telingaku! Aku sudah lebih dulu tertipu dengan april mop pemerintah sebelum engkau, tahu!"

Sriyatin membeku di tempat.

Langit menyaksikan, bumi mendengarkan, mulai hari itu juga, Safri resmi memutus hubungan dengan Sriyatin.

[April] MopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang